Duh, Jamur Enoki Disebut Berbahaya & Sebabkan Kematian

Lynda Hasibuan, CNBC Indonesia
25 June 2020 11:55
Jamur enoki. Ist
Foto: Jamur enoki. Ist

Jakarta, CNBC Indonesia - Belum lama ini beredar kabar bahwa jamur enoki berbahaya bila dikonsumsi. Jamur ini disebut sudah memakan banyak korban baik sakit hingga meninggal dunia.

Bahkan, Kementerian Keamanan Pangan dan Obat-obatan Korea Selatan (Korsel) melakukan investigasi khusus. Alhasil, mereka menemukan bakteri listeria monocytogenes pada jamur enoki.



Hal senada juga dilakukan Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA). Dari kasus infeksi akibat listeria monocytogenes, sebagian terkait dengan jamur enoki.

Namun ini bukan mengeneralisir semua produk jamur tersebut. Dikutip dari Food Poisonig News, setidaknya jamur itu ditemukan di dua perusahaan asal Korsel, salah satunya Green Co. LTD.

Listeria monocytogenes sendiri adalah bakteri yang bisa menyebabkan infeksi serius bagi bayi, anak-anak, orang sakit maupun lansiia. Ia juga bahaya bila dikonsumsi orang dengan sistem kekebalan tubuh rendah.

Listeria membuat makanan menjadi beracun. Tidak sekedar itu, listeria dapat menyebabkan gejala yang berbeda, tergantung pada orang yang terjangkit.

Mereka yang mengonsumsi akan menunjukkan gejala seperti sakit kepala, leher kaku, kebingungan, kehilangan keseimbangan, dan kejang-kejang. Demam dan nyeri otot juga bisa terjadi.

Gejala keracunan listeriosis invasif biasanya dimulai 1-4 minggu setelah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi. Dari laporan beberapa orang, disebut bahwa gejala mulai paling lambat 70 hari setelah paparan atau paling cepat pada hari yang sama setelah terkena paparan.

Sebelumnya, wabah listeria ini rupanya telah menyerang sebanyak 36 orang yang tersebar di 17 negara. Sebanyak 31 nya dilaporkan rawat inap, 4 di antaranya meninggal, mereka berasal dari California (2 orang), Hawaii, dan New Jersey.

Selain itu, 6 kasus akibat listeria yang berhubungan dengan kehamilan juga dilaporkan, dengan dua kasus mengakibatkan kehilangan janin. Kabar baiknya, pada 9 Juni 2020, wabah ini tampaknya sudah berakhir.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular