Rayuan Diskon 70% Belum Mempan Tarik Pengunjung ke Mal

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
16 June 2020 16:34
Warga memakai masker di pusat perbelanjaan di Mall Puri Jakarta, Senin (15/6). Mall yang berlokasi di bilangan Jakarta Barat ini terpantau menerapkan protokol kesehatan yang berlaku sesuai dengan anjuran saat ini. Protokol tersebut antara lain wajib memakai masker, jaga jarak 1 meter, suhu tubuh harus di bawah 37,5 derajat celcius, lift maksimum 6 orang, hingga pembayaran yang didorong cashless. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: Mall Jakarta (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pusat perbelanjaan sudah boleh kembali menjalankan operasionalnya sejak kemarin, Selasa (16/6).

Namun, okupansi mal masih sangat sedikit, pantauan CNBC Indonesia di mal Kota Kasablanka kemarin, pengunjung masih jauh dari batas maksimal 50%.

Pelaku usaha harus memutar otak agar bisa terjadi transaksi. Anggota Dewan Penasehat Himpunan Penyewa Pusat Belanja (Hippindo) Tutum Rahanta menyebut sudah ada beberapa cara yang dilakukan agar pengunjung mau kembali berbelanja ke mal. Misalnya dengan pemberian diskon.

Grand Indonesia misalnya, menawarkan diskon pada produk fesyen seperti Mango, Moscato, Callie Cotton dari 50-70 %. Untuk Food & Beverages Penang Bistro di Grand Indonesia menawarkan diskon 25%.

Pondok Indah Mall juga memberikan diskon 70 % pada brand Geox Respira. Serta diskon 35% Yves Rocher France.


Sayang, itu dinilai masih belum efektif.

"Tidak mengangkat udah diberi diskon, Kalau diskon tambah besar akan jadi beban semua. Jadi, kekuatan daya beli masyarakat jadi kunci bagi kita," kata Tutum kepada CNBC Indonesia, Selasa (16/6).

Daya beli masyarakat saat ini memang jauh dari kata ideal.

Hal itu wajar karena masyarakat lebih mengutamakan pada hal yang bersifat kebutuhan pokok, semisal makanan. Di sisi lain, perbelanjaan di sektor lain pun diharapkan bisa terus bergerak. "Kalau kekuatan beli ngga ada, apapun yang dilakukan percuma," sebut Tutum.

Di sisi lain, pelaku usaha tetap harus menjalankan protokol kesehatan yang berlaku. Semisal penyediaan masker, hand sanitizer serta disinefektan. Beban biaya itu dikhawatirkan bakal diberikan kepada konsumen, namun Tutum menyebut di fase awal hal itu tidak akan terjadi.

"Sementara pelaku usaha tanggung biaya ekstra. Sekarang konsumen aja nggak berani datang. Walau cost lebih, kita gak berani naikan harga," sebutnya.


(gus/gus)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Catat! Ini Daftar 80 Mal yang Mulai Buka Hari Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular