Usai Pandemi Covid-19, Jam Kerja 9 to 5 Tinggal Kenangan?

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
03 May 2020 20:20
A person wearing a protective face mask walks in New York, Monday, April 6, 2020, during the current coronavirus outbreak. (AP Photo/Matt Rourke)
Foto: Suasana di New York, AS, di tengah pandemi Covid-19 (AP/Matt Rourke)
Jakarta, CNBC Indonesia - Pandemi Covid-19 telah mengubah kehidupan sehari-hari masyarakat di seluruh dunia. Tidak terkecuali bagi orang-orang di Amerika Serikat (AS).

Work From Home (WFH) pun menjadi sesuatu yang lazim. Pekerja kantor sudah meninggalkan perjalanan harian mereka untuk kemudian bekerja dari meja makan, sofa, hingga bahkan tempat tidur mereka.


Lalu, perubahan apa yang akan terjadi dalam jangka waktu beberapa bulan bahkan tahun mendatang? CNBC Make It berbicara kepada para futuris, pakar ketenagakerjaan, CEO, desainer, dan persona dari berbagai profesi untuk mencari tahu bagaimana pandemi ini selamanya dapat mengubah cara kita bekerja.

Waktu terbagi antara bekerja dari rumah dan kantor
Brent Capron, direktur desain interior di firma arsitektur Perkins and Will New York Studio, menilai pandemi ini akan membuat lebih banyak orang di AS yang membagi waktu bekerja dari rumah dan kantor.

"Saya melihat itu sebagai perubahan budaya terbesar yang bergerak maju," katanya sebagaiman dikutip dari CNBC Internasional, Minggu (3/5/2020).

Ia menjelaskan, dengan banyaknya orang yang kerja dengan jarak jauh, perusahaan dapat membuka hub regional atau menyediakan akses ke ruang kerja bersama di mana pun pekerja mereka terkonsentrasi. Hal itu lebih baik dari pada memiliki banyak tenaga kerja di satu kantor pusat.

Akhir dari perjalanan bisnis
Segala macam jenis perjalanan bisnis akan terhenti. Sebab, perusahaan akan terus berusaha memangkas dan menyeimbangkan anggaran. Banyak ahli percaya perjalanan bisnis seperti yang kita tahu akan menjadi bagian dari masa lalu.

"Saya tidak berpikir [perjalanan bisnis] akan sama persis," kata Gary Leff, pakar industri perjalanan dan penulis blog View from the Wing.

Mengubah preferensi konsumen dan minat yang lebih besar pada social distancingakan membatasi acara kelompok besar seperti konferensi dan konvensi untuk masa mendatang. Menurut Leff, hal itu secara permanen akan mengurangi volume perjalanan bisnis.



Rekan kerja menjadi lebih dekat
Pandemi ini akan berdampak pada masa depan pekerjaan. Itu juga bisa memperkuat hubungan pribadi yang kita bentuk dengan rekan kerja.

"Untuk waktu yang lama, kami mungkin menerima begitu saja kemampuan untuk melihat rekan kerja kami setiap hari dan mungkin tidak menyadari betapa berharganya itu," kata Lakshmi Rengarajan, konsultan HRD yang pernah bekerja di WeWork and Match.com.

Hal senada disampaikan psikolog Adam Grant. Dia memperkirakan, ketika rekan kerja kembali ke kantor, mereka akan membuang kebiasaan berkirim pesan sebelumnya dan benar-benar bangun, berjalan-jalan, dan mengunjungi satu sama lain secara langsung.

Jam kerja 9 to 5 Jadi Masa Lalu
Ketika para profesional menyesuaikan tuntutan kehidupan kerja dan rumah tangga di waktu yang sama, banyak pengusaha melonggarkan peraturan.

"Saya pikir Anda akan melihat norma baru di sekitar kepercayaan dan rasa hormat" dalam cara atasan mengelola staf mereka bergerak maju," kata pakar karier Julie Kratz. Dengan banyak karyawan yang berhasil bekerja dari rumah sekarang, akan jauh lebih sulit bagi pengusaha untuk menolak fleksibilitas sekitar jam kerja dan pengaturan kerja.

Tempat kerja lebih adil bagi perempuan
Bayaknya tempat kerja yang dipaksa untuk beroperasi dari jarak jauh, memungkinkan lebih banyak perempuan untuk tetap bekerja sambil menyeimbangkan kehidupan rumah tangga dan pekerjaan. Hal itu disampaikan Elise Gould, ekonom senior di Economic Policy Institute.

Budaya kerja yang lebih fleksibel juga dapat menciptakan lebih banyak kesetaraan di rumah. Ini karena laki-laki dan perempuan dapat menghabiskan waktu berkualitas dengan keluarga mereka.

Peningkatan permintaan menutup kesenjangan digital
Sekitar 21 juta orang AS tidak memiliki akses ke internet, menurut Komisi Komunikasi Federal, dengan beberapa laporan memperkirakan jumlah ini bahkan lebih tinggi. Ini berarti jutaan pekerja, terlepas dari industri, tidak dapat bekerja dari jarak jauh.

Meskipun pembicaraan tentang kesenjangan digital telah terjadi selama bertahun-tahun sekarang, pandemi Covid-19 telah menempatkan sorotan yang lebih besar pada celah ini. Demikian kata Kathryn de Wit, manajer inisiatif penelitian broadband di The Pew Charitable Trusts.

[Gambas:Video CNBC]




(miq/miq) Next Article Virus HMPV Sudah Masuk RI, Ini Bedanya dengan Covid-19 dan Influenza

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular