
Debat Dokter di Australia: Corona Bisa Menular dari Kentut?
Lynda Hasibu, CNBC Indonesia
21 April 2020 19:32

Jakarta, CNBC Indonesia - Ada pembahasan menarik oleh dua dokter di Australia terkait potensi penyebaran virus corona lewat kentut, mungkinkah?
Dua dokter tersebut adalah Dr Andy Tagg dan Dr Norman Swan, mereka benar-benar mempertimbangkan kemungkinan virus corona bisa menyebar lewat pembuangan gas dari kentut. Pertimbangan ini berdasarkan fakta bahwa dalam kentut biasanya terdapat partikel-partikel tinja yang memungkinkan terdapat covid-19.
Oleh sebab itu,k sembari bercanda, Dr Norman Swann mengingatkan agar jangan kentut sembarangan apalagi tanpa pakai busana.
"Jangan kentut telanjang, untungkan kan kita sekarang pakai masker jadi terlindung dari bau kentut. Tapi saya pikir ini penting agar kita tetap berusaha jaga jarak, dan jangan kentut dekat-dekat dengan orang lain. Apalagi jika Anda kentut tanpa busana," kata Swan, dalam acara podcast ABC coronacast, dikutip dari New York Post, Selasa (21/4/2020).
Pernyataan ini kemudian memancing tanya dari Dr Andy Tagg yang bertanya lewat twitnya. "Jadi apakah emisi yang dibuang dari pantat kita bisa mematikan secara diam-diam?"
Ia sendiri kemudian menjelaskan, beberapa pasien corona mengeluhkan perut kembung sebagai gejala mereka, dan gas yang dibuang bisa menjadi prosedur penghasil aerosol. Sama seperti penelitian terakhir soal penularan corona dari wc di tempat publik, yang dikhawatirkan bisa sebarkan virus dari sisa-sisa tinja yang alami proses aerosol setelah wc disiram flush.
Ia kemudian menguatkan asumsinya ini dengan rekomendasi peneliti di Amerika Serikat untuk menghindari kontak dengan organ tubuh yang bisa terkait dengan pembuanga tinja dan oral dalam hubungan seks.
Meski begitu, sampai saat ini masih belum ada penelitian yang kuat terkait potensi penyebaran corona lewat kentut.
Pada akhirnya, Tagg menyarankan untuk santai saja terhadap buang angin. Dia malah mengusulkan untuk menjaga celana Anda dan menganggapnya bagian dari peralatan perlindungan pribadi Anda, untuk berjaga-jaga.
"Mungkin SARS-CoV-2 dapat menyebar lewat buang angin, tapi kita membutuhkan lebih banyak bukti. Jadi, ingatlah untuk mengenakan APD yang tepat setiap saat dan tetap aman," kata dia.
(gus/gus) Next Article Begini Kondisi Kasus Covid di Indonesia setelah PPKM Dicabut
Dua dokter tersebut adalah Dr Andy Tagg dan Dr Norman Swan, mereka benar-benar mempertimbangkan kemungkinan virus corona bisa menyebar lewat pembuangan gas dari kentut. Pertimbangan ini berdasarkan fakta bahwa dalam kentut biasanya terdapat partikel-partikel tinja yang memungkinkan terdapat covid-19.
Oleh sebab itu,k sembari bercanda, Dr Norman Swann mengingatkan agar jangan kentut sembarangan apalagi tanpa pakai busana.
Pernyataan ini kemudian memancing tanya dari Dr Andy Tagg yang bertanya lewat twitnya. "Jadi apakah emisi yang dibuang dari pantat kita bisa mematikan secara diam-diam?"
Ia sendiri kemudian menjelaskan, beberapa pasien corona mengeluhkan perut kembung sebagai gejala mereka, dan gas yang dibuang bisa menjadi prosedur penghasil aerosol. Sama seperti penelitian terakhir soal penularan corona dari wc di tempat publik, yang dikhawatirkan bisa sebarkan virus dari sisa-sisa tinja yang alami proses aerosol setelah wc disiram flush.
Ia kemudian menguatkan asumsinya ini dengan rekomendasi peneliti di Amerika Serikat untuk menghindari kontak dengan organ tubuh yang bisa terkait dengan pembuanga tinja dan oral dalam hubungan seks.
Meski begitu, sampai saat ini masih belum ada penelitian yang kuat terkait potensi penyebaran corona lewat kentut.
Pada akhirnya, Tagg menyarankan untuk santai saja terhadap buang angin. Dia malah mengusulkan untuk menjaga celana Anda dan menganggapnya bagian dari peralatan perlindungan pribadi Anda, untuk berjaga-jaga.
"Mungkin SARS-CoV-2 dapat menyebar lewat buang angin, tapi kita membutuhkan lebih banyak bukti. Jadi, ingatlah untuk mengenakan APD yang tepat setiap saat dan tetap aman," kata dia.
(gus/gus) Next Article Begini Kondisi Kasus Covid di Indonesia setelah PPKM Dicabut
Most Popular