10 Hari Lagi Ramadan, Ini Anjuran Ibadah #dirumahaja MUI

Yuni Astutik, CNBC Indonesia
13 April 2020 11:22
Umat islam memulai ibadah puasa dan masuki Ramadan pekan depan, ini anjuran ibadah dari MUI selama pandemi corona
Foto: Presiden Jokowi salat tarawih di Palangkaraya, Selasa (7/5/2019). (Foto: Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden)
Jakarta, CNBC Indonesia - Majelis Ulama Indonesia (MUI) menegaskan akan ada banyak perbedaan dalam menjalankan ibadah pada bulan Ramadan dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya.

Sekretaris komisi fatwa MUI, Asrorun Ni'am mengatakan, 10 hari mendatang umat islam akan memasuki bulan penuh rahmat di tengah kondisi saat ini yaitu pemerintah dan seluruh lapisan masyarakat yang masih berperang melawan pandemi virus corona.

"Situasi kondisi baru menuntut cara baru untuk tetap di koridor syariah," ujarnya dalam keterangan persnya di Kantor BNPB, Jakarta, Senin (13/4/2020).

Berbeda dengan tahun sebelumnya, dimana ibadah dilakukan di masjid, salah satunya yaitu sholat tarawih, kini dianjurkan untuk menghindari kerumunan. Sebagai gantinya, bisa digantikan dengan ibadah individual.



"Ibadah Ramadan menjadi momentum emas untuk memusnahkan wabah COVID-19. Ini bukan halangan ibadah, justru meningkatkan keimanan. Kebiasaan Ramadan selama ini perlu adaptasi. Pembatasan kerumunan bukan membatasi ibadah, kerumunan saat ini justru jadi faktor penyebaran," terangnya.

Dia juga menyebut, aktivitas berpuasa selama Ramadan justru menjadi benteng dalam memerangi paparan virus corona. Dengan melakukan aktivitas berpuasa akan melahirkan kesehatan. Caranya dengan berpuasa secara benar, mengkonsumsi makanan sehat yang akhirnya akan meningkatkan imunitas.

"Sahur secukupnya, berbuka secukupnya. Jadikan rumah tangga sebagai epicentrum kegiatan ibadah," ujarnya lagi.

Dia juga menyerukan untuk melakukan ibadah sholat tarawih di rumah. Dengan cara ini, menurutnya akan meningkatkan keharmonisan dalam keluarga. Hal ini bukan berarti meninggalkan masjid sebagai lokasi beribadah seperti biasanya.

"Cara baru, syiar di masjid digeser ke rumah. Adzan tetap didendangkan dan pengumuman agama lain. Tapi aktivitas keagamaan kita di rumah," terangnya.

Selanjutnya untuk kebiasaan lainnya selama Ramadan diantaranya mengaji hingga berbuka puasa bersama, dia menyebut hal ini tetap bisa dilakukan di rumah, tentunya dengan memanfaatkan teknologi yang ada. Mengaji sambil menunggu waktu berbuka puasa misalnya, bisa dilakukan dengan cara online.

"Kebiasaan sedekah atau buka puasa bersama, kita geser dengan cara mengirimkan (makanan) ke rumah-rumah masyarakat," pungkasnya.

[Gambas:Video CNBC]






(gus) Next Article MUI: Zakat Bisa Dipercepat dan Berupa APD Buat Tenaga Medis

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular