Tetap Waspada! Orang Muda & Milenial Juga Rentan Corona

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
20 March 2020 11:26
Bukan hanya kelompok tua, emaja dan orang muda wajib waspada pada corona.
Foto: cover topik/ Menteri muda Luar/ Aristya Rahadian Krisabella
Jakarta, CNBC Indonesia - Selama ini banyak pemberitaan beredar bahwa virus corona (COVID-19) umumnya memakan korban jiwa para manula atau orang tua yang telah memiliki riwayat penyakit berat sebelumnya. Sebagaimana yang sering ditunjukkan dalam data awal pemerintah China.

Namun, tidak ada salahnya bagi orang-orang muda untuk tetap menerapkan waspada tinggi dan pencegahan terhadap wabah yang sudah menginfeksi 200 ribu lebih orang di dunia itu.



Sebab, dari bukti baru yang ditemukan di negara-negara Eropa dan Amerika Serikat (AS), virus asal Wuhan China ini juga bisa membuat kaum muda mulai dari usia 20-an sampai usia 40-an, jatuh sakit parah.

Bahkan dari laporan di Italia dan Prancis, banyak kaum muda yang membutuhkan perawatan intensif. Risiko ini juga bisa sangat berbahaya bagi mereka yang memiliki penyakit yang belum didiagnosis.

"Mungkin generasi milenial, generasi terbesar kita, generasi masa depan kita yang akan membawa kita melalui beberapa dekade mendatang, di sini mungkin ada jumlah infeksi yang tidak proporsional di antara kelompok itu," kata Dr. Deborah Birx, Koordinator Respons terhadap Corona di Gedung Putih sebagaimana dikutip dari The Straits Times.

Menurut data situs web Statista, di Italia yang terdampak parah wabah virus corona di Eropa, hampir seperempat dari pasien COVID-19 berusia antara 19 hingga 50 tahun.

Sementara di AS dari data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), di antara hampir 2.500 kasus corona pertama yang terjadi, 705 kasus berusia 20 hingga 44 tahun.

Antara 15% hingga 20% dari mereka harus di rawat di rumah sakit. Di mana sebanyak 4%-nya membutuhkan perawatan intensif.

Beberapa di antaranya juga meninggal. Salah satu pasien muda yang membutuhkan perawatan intensif adalah Asisten Profesor Genetika Clement Chow dari University of Utah.

"Saya masih muda dan tidak berisiko tinggi, namun saya di ICU dengan kasus yang sangat parah," kata Asisten Prof Chow di Twitternya, Minggu.

"Kita benar-benar tidak tahu banyak hal tentang virus ini."

Dari posting itu juga diketahui bahwa Asisten Prof Chow mengalami demam ringan selama beberapa hari dan kemudian batuk parah yang menyebabkan gangguan pernapasan.

Asisten Prof Chow tidak mengungkapkan usianya dalam tweet-nya, tetapi situs laboratoriumnya menunjukkan ia lulus dari perguruan tinggi pada tahun 2003 dan memiliki dua anak.



Kasus corona di AS saat ini mencapai 14.322 kasus dengan 217 kematian dan 125 sembuh. Ini membuat AS menjadi negara dengan kasus corona terparah kelima di luar China, menurut Worldometers.

Sebelumnya, dalam konferensi pers Gedung Putih pada hari Rabu, Presiden Donald Trump telah meminta orang-orang muda untuk menghentikan perilaku sembrono. Mulai dari berpesta, pergi ke pantai dan nongkrong di bar.

Dr Anthony Fauci, kepala Institut Nasional untuk Alergi dan Penyakit Menular, juga mengatakan hal senada. Ia mengatakan untuk mencegah kasus COVID-19 menjadi seperti di China atau Italia, maka dibutuhkan andil dari kaum muda untuk menjaga diri mereka sendiri.

"Anda tidak bisa membayangkan," katanya.

"Anda lihat apa yang terjadi di China, Anda lihat apa yang terjadi di Italia. Kita memiliki virus di Amerika Serikat, dan kami ingin memastikan dengan upaya kami bahwa kita tidak memiliki tingkat penyakit dan penderitaan seperti yang kita lihat di negara-negara lain."

"Tidak ada yang kebal."

[Gambas:Video CNBC]




(sef/sef) Next Article Kalem! Ini yang Harus Dilakukan Bila Tertular Covid Omicron

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular