
Inflasi Pendidikan Meroket, Ini Pilihan Investasi yang Tepat
Lynda Hasibuan, CNBC Indonesia
05 February 2020 19:56

Jakarta, CNBC Indonesia - Setiap tahunnya, kenaikan biaya pendidikan anak semakin bertambah. Berdasarkan data BPS, inflasi yang timbul dari sektor pendidikan mencapai 3,81%. Sedangkan kenaikan rata-rata uang pangkal pendidikan di Indonesia mencapai 10-15% per tahunnya
Hal ini tentunya membuat orang tua kelimpungan dalam mempersiapkan dana saat jatuh tempo pembayaran.
Perencanaan keuangan Prita Ghozie mengatakan bahwa besaran kenaikan dalam biaya pendidikan sangat bervariasi tergantung dari jenis sekolah yang dipilih. Untuk itu, diperlukan persiapan bagi orang tua dalam perencanaan keuangan keluarga.
"Kenaikan biaya pendidikan bisa jadi lebih tinggi apabila dibandingkan dengan inflasi bahan kebutuhan pokok. Orang tua bisa mempersiapkan dana pendidikan anak dengan investasi dan nabung sesuai kapan anak akan sekolah," ujar Prita kepada CNBC Indonesia, Rabu (5/2/2020).
Dia menuturkan bahwa instrumen investasi memiliki hasil imbal balik yang berbeda-beda sesuai dengan jangka waktu. Kebutuhan untuk investasi jangka pendek tentunya berbeda dengan jangka panjang.
Pertimbangan antara potensi mendapatkan hasil yang maksimal, potensi risiko investasi dan jumlah nilai investasi sesuai dengan kemampuan harus menjadi pertimbangan.
Misal, apabila saat ini anak berusia 1 tahun, maka untuk kebutuhan Playgroup & TK, karena jangka waktunya pendek, pilihlah investasi dengan risiko rendah seperti tabungan pendidikan atau reksa dana pasar uang.
Sementara untuk uang pangkal SD, pilihlah berinvestasi di logam mulia jika orangtua berprofil konservatif atau reksadana campuran yang moderat bagi orangtua yang sudah lebih paham tentang pasar modal. Untuk jenjang SMP hingga masuk perguruan tinggi, sebaiknya pilihlah produk yang cukup agresif seperti reksa dana campuran agresif, reksa dana saham, atau di saham biasa adalah hal yang bijaksana.
Kendati lebih berisiko, tetapi memiliki potensi imbal hasil minimal 10% per tahun. Prita juga menyarankan selama masa perencanaan dana pendidikan masa depan, setiap orangtua yang masih berusia produktif sebaiknya juga tidak lupa untuk membeli asuransi jiwa.
(gus) Next Article Biaya Pendidikan RI Mahal, Sekolah Elite Tembus Rp600 Juta!
Hal ini tentunya membuat orang tua kelimpungan dalam mempersiapkan dana saat jatuh tempo pembayaran.
Perencanaan keuangan Prita Ghozie mengatakan bahwa besaran kenaikan dalam biaya pendidikan sangat bervariasi tergantung dari jenis sekolah yang dipilih. Untuk itu, diperlukan persiapan bagi orang tua dalam perencanaan keuangan keluarga.
Dia menuturkan bahwa instrumen investasi memiliki hasil imbal balik yang berbeda-beda sesuai dengan jangka waktu. Kebutuhan untuk investasi jangka pendek tentunya berbeda dengan jangka panjang.
Pertimbangan antara potensi mendapatkan hasil yang maksimal, potensi risiko investasi dan jumlah nilai investasi sesuai dengan kemampuan harus menjadi pertimbangan.
Misal, apabila saat ini anak berusia 1 tahun, maka untuk kebutuhan Playgroup & TK, karena jangka waktunya pendek, pilihlah investasi dengan risiko rendah seperti tabungan pendidikan atau reksa dana pasar uang.
Sementara untuk uang pangkal SD, pilihlah berinvestasi di logam mulia jika orangtua berprofil konservatif atau reksadana campuran yang moderat bagi orangtua yang sudah lebih paham tentang pasar modal. Untuk jenjang SMP hingga masuk perguruan tinggi, sebaiknya pilihlah produk yang cukup agresif seperti reksa dana campuran agresif, reksa dana saham, atau di saham biasa adalah hal yang bijaksana.
Kendati lebih berisiko, tetapi memiliki potensi imbal hasil minimal 10% per tahun. Prita juga menyarankan selama masa perencanaan dana pendidikan masa depan, setiap orangtua yang masih berusia produktif sebaiknya juga tidak lupa untuk membeli asuransi jiwa.
(gus) Next Article Biaya Pendidikan RI Mahal, Sekolah Elite Tembus Rp600 Juta!
Most Popular