
Rupiah Perkasa, Saatnya Travelling ke Negeri Para Oppa?
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
17 January 2020 13:40

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah benar-benar perkasa. Tidak hanya di hadapan dolar Amerika Serikat (AS), rupiah pun menguat terhadap seluruh mata uang utama Asia.
Sejak akhir 2019 atau year-to-date, rupiah menguat 1,69% di hadapan greenback. Mayoritas mata uang Asia memang menguat terhadap dolar AS, tetapi penguatan rupiah adalah yang tertinggi.
Tidak cuma melawan dolar AS, rupiah juga berjaya kala berhadapan satu lawan satu dengan mata uang utama Asia. Yen jepang, yuan China, won Korea Selatan, sampai ringgit Malaysia tidak mampu meladeni keperkasaan rupiah.
Berikut perkembangan kurs mata uang utama Asia terhadap rupiah secara year-to-date:
Â
Situasi ini bisa dimanfaatkan oleh para traveller untuk menyambangi negara-negara Asia. Saat rupiah sedang menguat, pengeluaran saat di luar negeri bisa lebih hemat. Bisa lah bermewah-mewah sedikit saat travelling...
Kebetulan dalam waktu dekat akan ada beberapa event seru di Korea Selatan. Misalnya pada 8-19 Januari ada Korea Winter Festival. Masih terkait keseruan musim dingin, ada Inje Icefish Festival pada 18-27 Januari.
Jadi kalau sudah membeli perlengkapan winter untuk pergi ke Negeri Para Oppa suatu saat nanti, mungkin sekarang adalah waktu yang tepat untuk dipakai. Sampai kapan mau disimpan di lemari terus?
Tidak cuma di Korea Selatan, event seru juga ada di Jepang. Pada 25 Januari akan ada festival bunga sakura di Okinawa. Apabila sejak kecil sudah bercita ingin melihat bunga sakura secara langsung di negara asalnya, maka boleh jadi sekarang waktunya.
Lalu pada 31 Januari-2 Februari akan ada festival jajanan lokal di daerah Shibuya, Tokyo. Kemudian kalau ingin juga merasakan sensasi musim dingin di Negeri Matahari Terbit, silakan mengunjungi Sapporo Snow Festival pada 31 Januari-11 Februari.
Namun perlu dicatat, keseringan ke luar negeri juga tidak sehat untuk perekonomian nasional. Akan ada devisa yang terbang dari Indonesia dan dinikmati oleh negara lain.
Di neraca pembayaran, arus devisa perjalanan dicatat di pos neraca jasa-jasa. Pada kuartal III-2019, neraca jasa-jasa membukukan defisit US$ 2,27 miliar, lebih dalam dari kuartal sebelumnya yang minus US$ 1,89 miliar.
Neraca perjalanan sendiri masih surplus US$ 1,37 miliar pada kuartal III-2019, membaik dibandingkan kuartal sebelumnya yang surplus US$ 1,08 miliar. Namun kalau semakin banyak devisa yang terbang ke luar negeri akibat lebih banyak orang Indonesia yang jalan-jalan ke luar negeri, neraca ini akan terancam.
Oleh karena itu, boleh saja memanfaatkan penguatan rupiah untuk travelling ke negara-negara Asia. Namun jangan lupa, Indonesia pun punya potensi pariwisata yang luar biasa.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(aji/aji) Next Article Daya Beli Melemah, Bisnis Kecantikan RI Tetap Semringah?
Sejak akhir 2019 atau year-to-date, rupiah menguat 1,69% di hadapan greenback. Mayoritas mata uang Asia memang menguat terhadap dolar AS, tetapi penguatan rupiah adalah yang tertinggi.
Tidak cuma melawan dolar AS, rupiah juga berjaya kala berhadapan satu lawan satu dengan mata uang utama Asia. Yen jepang, yuan China, won Korea Selatan, sampai ringgit Malaysia tidak mampu meladeni keperkasaan rupiah.
Â
Situasi ini bisa dimanfaatkan oleh para traveller untuk menyambangi negara-negara Asia. Saat rupiah sedang menguat, pengeluaran saat di luar negeri bisa lebih hemat. Bisa lah bermewah-mewah sedikit saat travelling...
Kebetulan dalam waktu dekat akan ada beberapa event seru di Korea Selatan. Misalnya pada 8-19 Januari ada Korea Winter Festival. Masih terkait keseruan musim dingin, ada Inje Icefish Festival pada 18-27 Januari.
Jadi kalau sudah membeli perlengkapan winter untuk pergi ke Negeri Para Oppa suatu saat nanti, mungkin sekarang adalah waktu yang tepat untuk dipakai. Sampai kapan mau disimpan di lemari terus?
Tidak cuma di Korea Selatan, event seru juga ada di Jepang. Pada 25 Januari akan ada festival bunga sakura di Okinawa. Apabila sejak kecil sudah bercita ingin melihat bunga sakura secara langsung di negara asalnya, maka boleh jadi sekarang waktunya.
Lalu pada 31 Januari-2 Februari akan ada festival jajanan lokal di daerah Shibuya, Tokyo. Kemudian kalau ingin juga merasakan sensasi musim dingin di Negeri Matahari Terbit, silakan mengunjungi Sapporo Snow Festival pada 31 Januari-11 Februari.
Namun perlu dicatat, keseringan ke luar negeri juga tidak sehat untuk perekonomian nasional. Akan ada devisa yang terbang dari Indonesia dan dinikmati oleh negara lain.
Di neraca pembayaran, arus devisa perjalanan dicatat di pos neraca jasa-jasa. Pada kuartal III-2019, neraca jasa-jasa membukukan defisit US$ 2,27 miliar, lebih dalam dari kuartal sebelumnya yang minus US$ 1,89 miliar.
Neraca perjalanan sendiri masih surplus US$ 1,37 miliar pada kuartal III-2019, membaik dibandingkan kuartal sebelumnya yang surplus US$ 1,08 miliar. Namun kalau semakin banyak devisa yang terbang ke luar negeri akibat lebih banyak orang Indonesia yang jalan-jalan ke luar negeri, neraca ini akan terancam.
Oleh karena itu, boleh saja memanfaatkan penguatan rupiah untuk travelling ke negara-negara Asia. Namun jangan lupa, Indonesia pun punya potensi pariwisata yang luar biasa.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(aji/aji) Next Article Daya Beli Melemah, Bisnis Kecantikan RI Tetap Semringah?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular