Tolak Angin, Dari Jamu Godog Hingga Jamu Cair Modern

Yuni Astutik, CNBC Indonesia
21 January 2020 16:03
Sejarah panjang ramuan Tolak Angin dimulai pada tahun 1930 di Yogyakarta yang diformulasikan pertama kali oleh Ibu Rachmat Sulistyo sebagai ramuan keluarga.
Foto: Sidomuncul

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejarah panjang ramuan Tolak Angin dimulai pada tahun 1930 di Yogyakarta yang diformulasikan pertama kali oleh Ibu Rachmat Sulistyo sebagai ramuan keluarga.

Sepuluh tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1940 Tolak Angin dalam bentuk jamu godogan ini mulai dijual ke masyarakat. Seiring berjalan waktu, ternyata jamu godogan Tolak Angin ini banyak diminati, terbukti dengan banyaknya permintaan.

Perang yang terjadi pada tahun 1949 di Yogyakarta membuat keluarga Ibu Rachmat Sulistyo harus pindah ke Semarang. Meski pindah, namun tak membuat produksi Tolak Angin terhenti begitu saja. 

Pada tahun 1951 di Semarang dibukalah pabrik pertama Sido Muncul, yang artinya impian yang terwujud. Di pabrik inilah, Tolak Angin mulai diproduksi dalam bentuk serbuk secara masal.

Seiring dengan perkembangan teknologi, pada tahun 1992 Produk Tolak Angin mulai diproduksi dalam bentuk cair seperti yang kita kenal hingga sekarang, yang praktis dan enak rasanya.

Pada tahun 2002, Sido Muncul bekerja sama dengan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma melakukan Uji Toksisitas terhadap Tolak Angin. Pengujian dilakukan setara dengan konsumsi 9 sachet Tolak Angin setiap hari selama 8,4 tahun pada manusia. Hasilnya Tolak Angin terbukti aman dikonsumsi oleh pria dan wanita dalam jangka panjang, tidak merusak organ tubuh termasuk organ reproduksi.

Pada tahun yang sama, Sido Muncul juga melakukan Uji Khasiat atau Uji Manfaat bekerjasama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Hasilnya konsumsi minimal 2 sachet Tolak Angin setiap hari terbukti dapat meningkatkan daya tahan tubuh.

Tolak Angin dibuat dari 12 bahan herbal berkhasiat, antara lain seperti Jahe, Daun Mint, Adas, Kayu Ules, Daun Cengkeh dan ditambah Madu. Diproses di pabrik modern berstandar Good Manufacturing Practices (GMP).

Setiap batch produksi Tolak Angin, telah melalui uji kualitas kontrol sesuai aturan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), sehingga produk Tolak Angin yang dihasilkan bebas dari Aflatoksin, bebas dari Cemaran Mikroba, bebas dari Logam Berat, dan bebas dari pupuk. Tak hanya itu, Tolak Angin juga melalui Tes DNA untuk memastikan bebas bahan haram untuk memastikan  produknya halal.

Tak heran, dari sederet tahapan serta proses tersebut, Tolak Angin mendapatkan sertifikat Obat Herbal Terstandar dari BPOM pada tahun 2007.

Tolak Angin JUGA meraih Halal Top Brand Award 2019 dari LPPOM MUI.

Produk Tolak Angin hadir dengan berbagai varian, diantaranya Tolak Angin Bebas Gula yang rendah kalori dan aman untuk penderita diabetes,  Tolak Angin Anak untuk mengatasi masuk angin pada anak, Tolak Angin Flu untuk mengatasi gejala flu.

Bahkan, kini telah tersedia Tolak Angin Care minyak angin aromatherapy berbentuk roll on, Permen Tolak Angin hingga Permen Tolak Angin Bebas Gula untuk pelega tenggorokan.


(dob/dob) Next Article Beneran! Ramuan dari Dapur Ini Bisa Bikin Berat Badan Turun

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular