Anthoni Salim, Raja Mi Instan Dunia Berharta Rp 77 Triliun!
Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
06 December 2019 11:39

Jakarta, CNBC Indonesia- Nama Anthoni Salim kembali jadi perbincangan setelah diumumkan oleh Forbes kembali masuk 10 besar orang terkaya di Indonesia. Berdasar publikasi Forbes, Anthoni Salim duduk di peringkat ke-6 dengan kekayaan sebanyak US$ 5,5 miliar atau setara Rp 77 triliun.
Grup Salim memiliki sejumlah perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Harga saham-saham emiten tersebut mayoritas menguat pada perdagangan sesi I hari ini. Saham PT London Sumatra Plantation Tbk (LSIP) naik 1,84% ke level Rp 1.385/saham. Lalu saham PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) naik 1,58% ke level Rp 11.275/saham.
Grup Salim memang dikenal dengan bisnis mi instan-nya yang mendunia yang dijalankan lewat PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.Selain mi instan, perusahaan memiliki lima segmen bisnis utama yaitu produk susu dan olahannya (dairy), makanan ringan (snack), penyedap makanan, nutrisi dan makanan khusus, serta minuman.
L.A. Times Instant Ramen Power Rankings yang dibuat oleh media Los Angeles Times bahkan menempatkan Indomie Mi Goreng Barbeque Chicken dan Indomie Mi Goreng Original pada urutan nomor satu dan nomor 10 dari total 31 mi instan terenak.
Selain Indomie, beberapa merek mi instan lain yang diproduksi ICBP adalah Supermi, Sarimi, Pop Mie, Sakura, Pop Bihun, dan Mi Telur Cap 3 Ayam.
Meskipun angka produksi tidak ditunjukkan secara detail, sejak 2016, perusahaan yang saat ini dipimpin oleh Anthoni Salim tersebut memproduksi sebesar 18 miliar bungkus mi instan per tahun, naik dari 17 miliar bungkus pada 2015 dan 16 miliar pada 2014.
Selain itu, berdasarkan catatan terakhir penjualan mi instan pada 2014, angka penjualan mi instan yang dicapai perusahaan adalah 12,59 miliar bungkus, turun dari posisi tahun sebelumnya 12,65 miliar bungkus.
Perusahaan didukung oleh keberadaan 17 pabrik dengan 12 lokasi yang tersebar tak hanya di Indonesia, tapi juga sampai Malaysia.
Indomie juga diproduksi beberapa perusahaan di luar ICBP dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) tetapi dikuasai Grup Salim dan memproduksi mi instan tersebut. Dua di antaranya yang terkenal adalah di Nigeria yaitu De United Foods Industries Ltd (Dufil dan Dufil Prima Food Plc) yang bahkan membuat masyarakat Afrika meyakini Indomie adalah produk dari benua tersebut, serta Pinehill Arabia Food Ltd (PAFL) di Saudi Arabia.
Hasilnya, per September 2019, ICBP membukukan pendapatan Rp 32,79 triliun, di mana Rp 21,66 triliun di antaranya disumbangkan oleh divisi mi instan, termasuk Indomie. Angka penjualan mi instan perusahaan naik 12,25% dari Rp 19,3 triliun pada 9 bulan pertama 2018.
(gus/gus) Next Article Intip 10 Negara dengan Penghuni Orang Kaya Terbanyak di Dunia
Grup Salim memiliki sejumlah perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Harga saham-saham emiten tersebut mayoritas menguat pada perdagangan sesi I hari ini. Saham PT London Sumatra Plantation Tbk (LSIP) naik 1,84% ke level Rp 1.385/saham. Lalu saham PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) naik 1,58% ke level Rp 11.275/saham.
L.A. Times Instant Ramen Power Rankings yang dibuat oleh media Los Angeles Times bahkan menempatkan Indomie Mi Goreng Barbeque Chicken dan Indomie Mi Goreng Original pada urutan nomor satu dan nomor 10 dari total 31 mi instan terenak.
Selain Indomie, beberapa merek mi instan lain yang diproduksi ICBP adalah Supermi, Sarimi, Pop Mie, Sakura, Pop Bihun, dan Mi Telur Cap 3 Ayam.
Meskipun angka produksi tidak ditunjukkan secara detail, sejak 2016, perusahaan yang saat ini dipimpin oleh Anthoni Salim tersebut memproduksi sebesar 18 miliar bungkus mi instan per tahun, naik dari 17 miliar bungkus pada 2015 dan 16 miliar pada 2014.
Selain itu, berdasarkan catatan terakhir penjualan mi instan pada 2014, angka penjualan mi instan yang dicapai perusahaan adalah 12,59 miliar bungkus, turun dari posisi tahun sebelumnya 12,65 miliar bungkus.
Perusahaan didukung oleh keberadaan 17 pabrik dengan 12 lokasi yang tersebar tak hanya di Indonesia, tapi juga sampai Malaysia.
Indomie juga diproduksi beberapa perusahaan di luar ICBP dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) tetapi dikuasai Grup Salim dan memproduksi mi instan tersebut. Dua di antaranya yang terkenal adalah di Nigeria yaitu De United Foods Industries Ltd (Dufil dan Dufil Prima Food Plc) yang bahkan membuat masyarakat Afrika meyakini Indomie adalah produk dari benua tersebut, serta Pinehill Arabia Food Ltd (PAFL) di Saudi Arabia.
Hasilnya, per September 2019, ICBP membukukan pendapatan Rp 32,79 triliun, di mana Rp 21,66 triliun di antaranya disumbangkan oleh divisi mi instan, termasuk Indomie. Angka penjualan mi instan perusahaan naik 12,25% dari Rp 19,3 triliun pada 9 bulan pertama 2018.
![]() |
(gus/gus) Next Article Intip 10 Negara dengan Penghuni Orang Kaya Terbanyak di Dunia
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular