
Mau Liburan Gaes? Ini Rekomendasi Destinasi ala Jokowi
Jakarta, CNBC Indonesia - Sektor pariwisata memang menjadi salah satu fokus pemerintah ke depan. Dalam Nota Keuangan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2020, pemerintah pun menyatakan komitmen untuk mempercepat pembangunan beberapa destinasi wisata prioritas.
Sebab itu, Presiden Jokowi pun terus menerus mensosialisasikan destinasi wisata, termasuk lewat akun Instagramnya @Jokowi, tentu juga menyasar para milenial yang lazimnya memang memiliki akun media sosial, termasuk Twitter, Facebook dan Instagram.
"Ke mana berlibur akhir tahun nanti? Di dalam negeri, kita tengah mengembangkan destinasi wisata baru," kata Jokowi.
"Kita memang memiliki Bali yang sudah sangat terkenal. Dan sekarang, sedang dikembangkan sepuluh Bali baru. Lima destinasi bahkan kita kebut pengembangannya dalam dua tahun ini," kata mantan Gubernur DKI Jakarta ini.
Adapun kelimanya adalah Mandalika (Lombok Tengah, NTB), Labuan Bajo (Manggarai Barat, NTT), Borobudur (Jateng), Danau Toba (Sumatera Utara), dan Manado (Sulawesi Utara).
"Segmennya berbeda-beda, ada yang super premium, medium ke bawah, ada yang untuk wisata ramai-ramai, juga wisata khusus," ungkap Jokowi.
"Saya berharap, nanti di akhir tahun 2020, semua infrastruktur -- calendar of event, produk ekonomi kreatif, dan cenderamata -- yang akan mendukung destinasi wisata baru ini akan selesai."
"Begitu selesai, kita promosi besar-besaran. Wisatawan yang datang pun akan berpromosi sendiri," kata mantan Wali Kota Solo ini.
Dalam Nota Keuangan RAPBN 2020 pemerintah telah menyatakan komitmen untuk mempercepat pembangunan di empat destinasi pariwisata super prioritas, yaitu:
- DanauToba
- Candi Borobudur
- Labuan Bajo
- Mandalika
Sebelumnya, pemerintah melalui Kementerian Pariwisata juga diketahui telah aktif mempromosikan destinasi wisata yang dikenal sebagai 10 Bali baru.
Fokus pariwisata ini juga terlihat dari alokasi anggaran untuk pariwisata yang direncanakan sebesar Rp 4,95 triliun dalam RAPBN 2020 atau meningkat dari perkiraan realisasi (outlook) APBN 2019 yang sebesar Rp 3,89 triliun.
![]() |
Nilai perekonomian dari sektor pariwisata yang begitu besar memang menjadi salah satu alasan untuk menaruh perhatian lebih.
Secara rata-rata sepanjang 2007-2017, sektor ekonomi menyumbang lebih dari 10% Produk Domestik Bruto (PDB) dunia, berdasarkan laporan World Economic Forum (WEF) yang berjudul "The Travel & Tourism Competitiveness Report 2017". Dalam laporan tersebut juga disebutkan bahwa satu dari sepuluh pekerjaan yang ada di planet bumi berada di sektor pariwisata.
Hal tersebut juga berlaku untuk Indonesia. Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS), nilai transaksi ekonomi yang diciptakan akibat kegiatan pariwisata (direct economic transaction) pada tahun 2017 mencapai Rp 634 triliun yang mana meningkat sebesar 8,4% dibanding tahun 2016 yang sebesar Rp 584,89 triliun.
Nilai transaksi tersebut dihasilkan oleh beberapa komponen yaitu konsumsi wisatawan (domestik dan mancanegara), investasi pariwisata, dan pengeluaran pemerintah.
Dari sisi konsumsi, wisatawan domestik masih memegang peranan terbesar, yaitu mencapai Rp 253,47 triliun. Sementara wisatawan mancanegara sebesar Rp 198,89 triliun.
(tas/tas) Next Article Kalender Sementara MotoGP 2021: Mandalika Masih Jadi Cadangan
