
Mitra GrabCar Wanita Ini Raih Puluhan Trip di Usia 50-an
Yuni Astutik, CNBC Indonesia
21 November 2019 13:13

Jakarta, CNBC Indonesia - Stigma perempuan sebagai ibu rumah tangga rupanya tak berlaku bagi Sawitri Dharmastuti. Menurutnya, perempuan telah mendapat kesempatan yang sama dengan laki-laki.
Di usianya yang telah memasuki kepala lima, Sawitri masih gigih mencari peruntungan sebagai mitra pengemudi GrabCar. Profesi ini sudah umum di tengah-tengah masyarakat dan bukan lagi dianggap sebagai hal tabu. Namun demikian, seiring dengan berjalannya waktu, setelah melihat fenomena yang terjadi di jalanan, Sawitri mampu membuka pikirannya.
"Saya melihat banyak kepala rumah tangga, bapak-bapak yang bekerja menjadi pengemudi dan dijadikannya sebagai mata pencahariannya. Dari situ saya berpikir, berarti profesi ini bisa untuk mencari nafkah. Kemudian saya berpikir lagi, apa perempuan juga bisa?" ungkapnya.
Sebagai single parent untuk tiga orang anak, Sawitri dituntut berperan ganda. Sebagai ibu sekaligus ayah bagi anak-anaknya, yang berarti juga bertanggung jawab terhadap pemenuhan kebutuhan keluarganya. "Dari sini, pikiran saya benar-benar terbuka, bahwa perempuan juga bisa mencari nafkah dengan menjadi mitra pengemudi," ujarnya.
Setelah Sawitri membulatkan tekad, rupanya hatinya harus kembali ciut tatkala mengingat usianya yang tak lagi muda. Namun hal ini tak berlangsung lama, demi masa depan anak-anaknya, Sawitri memupuk kembali semangatnya. "Awalnya, saya berpikir apa iya kalau perempuan sekuat laki-laki. Apalagi menyetir dalam waktu lama," ungkapnya.
Sawitri akhirnya belajar. Dia memutuskan untuk menyewa mobil sebagai sarana utamanya dalam bekerja. Satu bulan berlalu begitu saja, baru berani mengambil satu penumpang saja. Bahkan ada cerita lucu dibalik keberhasilannya mengantar penumpang perdananya tersebut.
"Itu saya ingat sekali, pertama kali penumpang saya adalah mahasiswa. Awalnya saya takut. Tapi saya selalu mencoba untuk bilang pada diri saya sendiri, hanya jemput, kemudian antar ke tujuan, dan terima uang. Sudah. Tapi begitu saya sudah menyelesaikan satu trip ini dan mendapat uang, senangnya bukan main. Saya langsung pulang dan cerita ke anak-anak saya," kenangnya.
Namun selanjutnya, keberadaan mobil itu justru terpakai untuk keperluan pribadi. Akhirnya mobil tersebut dikembalikan lagi. Dia menghitung biaya sewa dengan pendapatan, di mana baru satu kali memperoleh penumpang, akan sangat merugikan.
"Saya mulai berpikir lagi, sampai akhirnya saya membaca artikel di komunitas pengemudi dan bertemu dengan pengemudi perempuan lainnya. Kami ngobrol, berbagi informasi mengenai bagaimana mekanisme menjadi pengemudi, belajar mengenai aplikasi Grab untuk pengemudi, dan lain sebagainya," terangnya.
Setelah itu, dia memutuskan untuk benar-benar serius terjun menggeluti profesi ini. Alhamdulillah sekarang Sawitri mulai merasakan penghasilan dari GrabCar. Dia sudah tidak kepikiran lagi untuk urusan fisik, karena nantinya kalau sudah terlatih lama-lama juga akan kuat.
Kini Sawitri mampu mengambil sembilan trip dalam satu hari. Bahkan ia pernah mencapai 22 trip dalam satu hari. Jumlah ini merupakan jumlah trip terbanyaknya. "Waktu itu berangkat jam 6 pagi selesai jam 10 malam," katanya.
Saat ini, Sawitri biasanya memulai mengambil penumpang setelah mengantar anak ketiganya pergi sekolah dan pulang menyesuaikan dengan jam pulang sekolah anaknya. "Saya senangnya juga karena pekerjaan ini fleksibel. Jadi bisa menyesuaikan dengan kegiatan saya yang lainnya. Saya tetap bisa menjalankan kewajiban saya untuk mencari nafkah sekaligus tetapi menjalankan kewajiban saya sebagai orang tua," imbuhnya.
Namun saat ini, Sawitri tidak memiliki target khusus, berapa banyak jumlah trip yang akan diambilnya dalam satu hari. Hal ini dikarenakan kondisinya yang harus memprioritaskan anak-anaknya. "Karena kadang-kadang anak menelepon, minta saya pulang. Ya saya harus pulang. Susahnya juga kalau anak-anak di rumah, kadang saya berat untuk pergi," imbuhnya.
Sawitri bersyukur, anak-anaknya juga menjadi lebih mandiri. Tetapi yang tak kalah penting, setelah bergabung sebagai mitra pengemudi GrabCar, juga membuatnya mau lebih membuka diri. Sebelumnya, Sawitri adalah seorang ibu rumah tangga yang seluruh hidupnya dia habiskan untuk keluarganya. Hingga akhirnya dia berpisah dengan suaminya dan hal ini membuatnya menutup diri. Selain itu, Sawitri memang tipe perempuan penyendiri dan tidak mudah untuk sekedar mengobrol dengan orang baru. Bahkan ia cenderung menghindari pertemanan yang terjalin erat.
"Waktu itu teman saya ya anak-anak saya. Saya tidak terlalu suka bergaul. Dulu saya tidak pernah bekerja, tapi sekarang harus bekerja. Tapi untungnya, sejak remaja, saya memang suka menghabiskan waktu dengan sekadar berkendara menyusuri jalan-jalan. Keluarga saya juga lebih percaya kepada saya untuk menyetir saat pergi-pergi," ungkapnya.
Dari hobi antar-jemput orangtua, teman, dan saudara inilah yang juga semakin membulatkan tekad Sawitri bergabung sebagai mitra pengemudi GrabCar. Di sana, ia menemukan banyak orang yang menganggap mengelilingi kota dengan mengendarai mobil adalah aktivitas yang sangat seru dan menyenangkan.
Berpetualang melewati jalan-jalan baru, pasti berguna dalam menambah pengetahuan dan pengalaman berkendara. Oleh karena itu, sekarang ini semakin banyak perempuan yang memutuskan untuk bergabung menjadi mitra pengemudi GrabCar karena hobi. Kini Sawitri hanya berharap, dirinya bisa lebih kuat lagi, khususnya dalam urusan fisik.
"Semoga lebih lancar lagi setidaknya sampai ketiga anak saya 'mentas'. Selanjutnya mungkin saya akan tetap bekerja tetapi karena memang hobi saya untuk kesenangan saya," pungkasnya.
(dob/dob) Next Article Driver Grab Ini Lulus Cumlaude Sambil Cari Nafkah Keluarga
Di usianya yang telah memasuki kepala lima, Sawitri masih gigih mencari peruntungan sebagai mitra pengemudi GrabCar. Profesi ini sudah umum di tengah-tengah masyarakat dan bukan lagi dianggap sebagai hal tabu. Namun demikian, seiring dengan berjalannya waktu, setelah melihat fenomena yang terjadi di jalanan, Sawitri mampu membuka pikirannya.
"Saya melihat banyak kepala rumah tangga, bapak-bapak yang bekerja menjadi pengemudi dan dijadikannya sebagai mata pencahariannya. Dari situ saya berpikir, berarti profesi ini bisa untuk mencari nafkah. Kemudian saya berpikir lagi, apa perempuan juga bisa?" ungkapnya.
Sebagai single parent untuk tiga orang anak, Sawitri dituntut berperan ganda. Sebagai ibu sekaligus ayah bagi anak-anaknya, yang berarti juga bertanggung jawab terhadap pemenuhan kebutuhan keluarganya. "Dari sini, pikiran saya benar-benar terbuka, bahwa perempuan juga bisa mencari nafkah dengan menjadi mitra pengemudi," ujarnya.
Setelah Sawitri membulatkan tekad, rupanya hatinya harus kembali ciut tatkala mengingat usianya yang tak lagi muda. Namun hal ini tak berlangsung lama, demi masa depan anak-anaknya, Sawitri memupuk kembali semangatnya. "Awalnya, saya berpikir apa iya kalau perempuan sekuat laki-laki. Apalagi menyetir dalam waktu lama," ungkapnya.
Sawitri akhirnya belajar. Dia memutuskan untuk menyewa mobil sebagai sarana utamanya dalam bekerja. Satu bulan berlalu begitu saja, baru berani mengambil satu penumpang saja. Bahkan ada cerita lucu dibalik keberhasilannya mengantar penumpang perdananya tersebut.
"Itu saya ingat sekali, pertama kali penumpang saya adalah mahasiswa. Awalnya saya takut. Tapi saya selalu mencoba untuk bilang pada diri saya sendiri, hanya jemput, kemudian antar ke tujuan, dan terima uang. Sudah. Tapi begitu saya sudah menyelesaikan satu trip ini dan mendapat uang, senangnya bukan main. Saya langsung pulang dan cerita ke anak-anak saya," kenangnya.
Namun selanjutnya, keberadaan mobil itu justru terpakai untuk keperluan pribadi. Akhirnya mobil tersebut dikembalikan lagi. Dia menghitung biaya sewa dengan pendapatan, di mana baru satu kali memperoleh penumpang, akan sangat merugikan.
"Saya mulai berpikir lagi, sampai akhirnya saya membaca artikel di komunitas pengemudi dan bertemu dengan pengemudi perempuan lainnya. Kami ngobrol, berbagi informasi mengenai bagaimana mekanisme menjadi pengemudi, belajar mengenai aplikasi Grab untuk pengemudi, dan lain sebagainya," terangnya.
Setelah itu, dia memutuskan untuk benar-benar serius terjun menggeluti profesi ini. Alhamdulillah sekarang Sawitri mulai merasakan penghasilan dari GrabCar. Dia sudah tidak kepikiran lagi untuk urusan fisik, karena nantinya kalau sudah terlatih lama-lama juga akan kuat.
Kini Sawitri mampu mengambil sembilan trip dalam satu hari. Bahkan ia pernah mencapai 22 trip dalam satu hari. Jumlah ini merupakan jumlah trip terbanyaknya. "Waktu itu berangkat jam 6 pagi selesai jam 10 malam," katanya.
Saat ini, Sawitri biasanya memulai mengambil penumpang setelah mengantar anak ketiganya pergi sekolah dan pulang menyesuaikan dengan jam pulang sekolah anaknya. "Saya senangnya juga karena pekerjaan ini fleksibel. Jadi bisa menyesuaikan dengan kegiatan saya yang lainnya. Saya tetap bisa menjalankan kewajiban saya untuk mencari nafkah sekaligus tetapi menjalankan kewajiban saya sebagai orang tua," imbuhnya.
Namun saat ini, Sawitri tidak memiliki target khusus, berapa banyak jumlah trip yang akan diambilnya dalam satu hari. Hal ini dikarenakan kondisinya yang harus memprioritaskan anak-anaknya. "Karena kadang-kadang anak menelepon, minta saya pulang. Ya saya harus pulang. Susahnya juga kalau anak-anak di rumah, kadang saya berat untuk pergi," imbuhnya.
Sawitri bersyukur, anak-anaknya juga menjadi lebih mandiri. Tetapi yang tak kalah penting, setelah bergabung sebagai mitra pengemudi GrabCar, juga membuatnya mau lebih membuka diri. Sebelumnya, Sawitri adalah seorang ibu rumah tangga yang seluruh hidupnya dia habiskan untuk keluarganya. Hingga akhirnya dia berpisah dengan suaminya dan hal ini membuatnya menutup diri. Selain itu, Sawitri memang tipe perempuan penyendiri dan tidak mudah untuk sekedar mengobrol dengan orang baru. Bahkan ia cenderung menghindari pertemanan yang terjalin erat.
"Waktu itu teman saya ya anak-anak saya. Saya tidak terlalu suka bergaul. Dulu saya tidak pernah bekerja, tapi sekarang harus bekerja. Tapi untungnya, sejak remaja, saya memang suka menghabiskan waktu dengan sekadar berkendara menyusuri jalan-jalan. Keluarga saya juga lebih percaya kepada saya untuk menyetir saat pergi-pergi," ungkapnya.
Dari hobi antar-jemput orangtua, teman, dan saudara inilah yang juga semakin membulatkan tekad Sawitri bergabung sebagai mitra pengemudi GrabCar. Di sana, ia menemukan banyak orang yang menganggap mengelilingi kota dengan mengendarai mobil adalah aktivitas yang sangat seru dan menyenangkan.
Berpetualang melewati jalan-jalan baru, pasti berguna dalam menambah pengetahuan dan pengalaman berkendara. Oleh karena itu, sekarang ini semakin banyak perempuan yang memutuskan untuk bergabung menjadi mitra pengemudi GrabCar karena hobi. Kini Sawitri hanya berharap, dirinya bisa lebih kuat lagi, khususnya dalam urusan fisik.
"Semoga lebih lancar lagi setidaknya sampai ketiga anak saya 'mentas'. Selanjutnya mungkin saya akan tetap bekerja tetapi karena memang hobi saya untuk kesenangan saya," pungkasnya.
(dob/dob) Next Article Driver Grab Ini Lulus Cumlaude Sambil Cari Nafkah Keluarga
Most Popular