Berkat Pantai Pandawa, Desa Ini Cuan Rp 50 M per Tahun

Yuni Astutik, CNBC Indonesia
13 September 2019 12:26
Berkat Pantai Pandawa, Desa Ini Cuan Rp 50 M per Tahun
Foto: Pantai Pandawa (Yuni Astutik
Bali, CNBC Indonesia - Desa Adat Kutuh yang mengelola Pantai Pandawa Bali, menargetkan pendapatan sebesar Rp 50 miliar dari sektor pariwisata.

"Secara keseluruhan untuk target laba bersih tahun ini Rp 18 miliar, sekarang posisi terakhir berapa, pada rapat caturwulan pertama rasanya tercapai," kata Kepala Desa Adat Kutuh, I Made Wena, saat ditemui di Lokasi, Kamis (12/9/2019).

Desa yang memiliki kepemimpinan dualisme ini dipimpin oleh dua orang yaitu Kepala Desa Adat Kutuh, I Made Wena dan kepala Desa Kutuh, I Wayan Purja, yang mengurus soal administrasi. Meski punya dua kepemimpinan, nyatanya desa ini sukses mengembangkan berbagai hal dan menjadi desa yang mandiri.

"Saya untuk masyarakat adatnya, sementara kepala desa untuk urusan administrasi. Keduanya harus mampu bekerja bersama-sama. Kami sepakat, harus sejalan," tegasnya.


Nyatanya ucapan itu bukan omong kosong. Desa ini memiliki sembilan unit bisnis dan tiga unit layanan yang sukses mengantarkan Desa Kutuh bisa menjadi desa yang maju. Sembilan unit bisnis tersebut adalah Lembaga Perkreditan Desa (LPD), Kawasan Wisata Pantai Pandawa, Gunung Payung Cultural Park, Area Paragliding dengan tarif US$ 100 dolar/ 20 menit, Seni budaya kecak, Unit barang jasa, Piranti Yatna, Transportasi dan Jasa konstruksi.

"Tidak ada investor. Karena kita adalah investor. Dari mana modal? Dari masyarakat yang menyimpan uang di LPD," jelasnya.

BERSAMBUNG KE HALAMAN 2 >>>>>



Kini, dengan sembilan unit usaha dan 3 layanan yang mencakup keamanan, asuransi dan unit wisata layanan edukasi, aset desa berpenduduk 850 KK ini mencapai Rp 125 miliar.

Atas capaian itu, Kepala Desa Adat Kutuh, I Wayan Purja, mengatakan jika capaian itu tak serta merta diperoleh begitu saja. Desa yang berdiri sekitar tahun 2002 ini memang memiliki misi yang kuat sejak awal. Yaiyu meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.

"Tahun 2017, Desa Kutuh menjadi juara 1 regional 2, yang diberikan pendidikan oleh kemendagri. juara itu dilihat dari pertama pemerintahan yang dipimpin kepala desa. kedua, dipimpin oleh pendesa adat. untuk menyatukan visi misi membangun desa adalah dengan dualitas," tandasnya.




MadeWena menceritakan, sekitar tahun 2015-2016, aparat desa sedang melakukan penataan lahan. Dua tahun kemudian, dengan menggunakan dana desa lahan tersebut disulap menjadi lapangan bola bertaraf internasional.

"Tahun ini akan diperbaiki menggunakan dana Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Rp 5 miliar dan Rp 900 juta menggunakan dana desa," katanya.

Pemimpin desa memang menargetkan jika kawasan tersebut nantinya bisa dimanfaatkan sebagai sport tourism, khususnya bagi pecinta sepak bola bertaraf internasional. Sebab, tak menutup kemungkinan jika pemain bola luar negeri akan tertarik untuk menggunakan lapangan tersebut.

"Ini kerjasama dengan pihak-pihak misalnya Yayasan Go Bola Bali," ujarnya lagi.



BERSAMBUNG KE HALAMAN 3 >>>>>

Desa Adat Kutuh ini terbilang unik. Dengan luas 1.000 Ha di mana 80 ha diantaranya merupakan milik masyarakat adat. Sehingga, ada dualisme kepemimpinan yang berlaku di desa ini. Yaitu Kepala Desa Adat Kutuh, I Made Wena dan kepala Desa Kutuh, I Wayan Purja, yang mengurus soal administrasi.

Desa Kutuh mmiliki lembaga keuangan sendiri yang merupakan satu dari sembilan unit usaha yang disebut LPD. Lembaga inilah yang menampung pundi-pundi masyarakat desa untuk disimpan, yang kemudian dana tersebut dipergunakan untuk pembangunan desa.

Uni usaha lainnya Kawasan Wisata Pantai Pandawa, Gunung Payung Cultural Park, Area Paragliding dengan tarif US$ 100 dolar/ 20 menit, Seni budaya kecak, Unit barang jasa, Piranti Yatna, Transportasi dan Jasa konstruksi.

"Untuk transportasi kerjasama dengan Grab, sedangkan konstruksi, kami yang membangun infrastruktur sehingga tak perlu ada kontraktor luar," jelasnya.

Sementara itu, Wayan Purja menegaskan jika dana desa memang hanya digunakan untuk hal yang produktif. Visi misi ini harus dimiliki oleh kedua pemimpin sehingga desa Kutuh bisa menjadi maju seperti sekarang.

"Pemimpin tujuannya membangun masyarakat. Dengan tujuan yang sama, berapa orang pun tak jadi masalah," tegasnya.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular