
Reuni dan Rindu yang Terbayar di Konser Guns N Roses Jakarta
Donald Banjarnahor, CNBC Indonesia
09 November 2018 12:35

Jakarta, CNBC Indonesia- Setelah lebih dari 30 tahun, akhirnya Indonesia, khususnya Jakarta dapat menyaksikan langsung Guns 'N Roses dengan formasi klasik hampir lengkap lewat konser Not In This Lifetime pada Kamis (8/11/2018).
Konser ini bukan hanya pelepas dahaga bagi para fan tetapi mereka dapat melihat langsung, bahwa band yang sempat pecah lebih dari 20 tahun ini telah benar-benar reuni.
Formasi klasik William Bruce Rose -nama asli Axl Rose (vokal dan piano), Saul Hudson alias Slash (lead gitar), Michael Andrew Mckagan alias Duff Mckagan, dan Dareen Arthur Reed alias Dizzy Reed (Piano) baru bersatu kembali pada 2016. Sebelumnya, formasi klasik ini terakhir kali muncul ke publik dalam Use Your Illusion Tour pada 1993.
Personil lainnya yang tampil tadi malam adalah Richard Fortus (rhythm gitar), Frank Ferrer (drum), dan Melissa Reese (keyboard).
Di buka dengan lagu It's So Easy, suasana Gelora Bung Karno yang menjadi venue, langsung memanas. Puluhan ribu fan GNR yang menghitamkan Stadion Utama sejak sore, dengan lantang bernyanyi "It's so easy, easy, When everybody's tryin' to please me baby".
Lepas lagu ini, kocokan Gitar Slash diiringi oleh pukulan drum Frank Ferrer langsung menghentak intro Mr. Brownstone. Dua lagu awal yang populer di 1990-an tersebut membuat penonton bernyanyi nostalgia.
Namun, masuk lagu ketiga yakni Chinese Democracy, penonton langsung hening, hanya sedikit yang bernyanyi. Lagu yang berasal dari album dengan nama sama ini memang lahir ketika GNR sedang pecah dan kalah populer dengan album GNR formasi klasik.
Ada dua lagu lainnya dari Album Chinese Democracy yang dibawakan tadi malam, yakni Better dan This I Love. Dalam kedua lagu tersebut, penonton cenderung pasif tidak bernyanyi.
Yang pasti dalam ketiga lagu Chinese Democracy, seluruh personil GNR memainkan dengan performa baik, meski tidak terlibat dalam pembuatan album.
Suasana reuni semakin terlihat ketika band membawakan Slither dari Velvet Revolver, band yang dimotori oleh Slash dan Duff kala GNR pecah.
Setlist atau daftar lagu tadi malam seolah-olah memadukan GNR klasik, GNR a la Axl Rose kala pecah, dan Velvet Revolver a la Slash.Duff Mckagan pun sempat bernyanyi Attitude dari Mitfits, bank punk asal AS. Meskipun diaransemen ulang, genre Punk masih terlihat di lagu ini.
Apalagi dibawakan Duff yang memiliki dasar sebagai musisi punk.
Penonton konser tadi malam selalu ikut bernyanyi untuk seluruh lagu GNR klasik, seperti Welcome to the Jungle, Double Talkin' Jive, Estranged, Rocket Queen, You Could Be Mine, Civil War hingga Coma yang memiliki durasi sangat panjang.
Aksi gitar Slash dan Richard Fortus pun membuat beberapa lagu menjadi unik, berbeda dengan versi aslinya. Bahkan saut-sautan melodi gitar Slash dan Richard Fortus pada "jam session" di lagu Knockin' on Heaven's Door sampai dikomentari Axl. "Mereka bisa melakukan hal ini semalaman."
Sebuah Piano bergeser ke tengah panggung dalam jeda lagu. Penonton pun bisa menebak piano tersebut khusus dipersiapkan untuk Axl Rose menyanyikan November Rain, sebuah magnum opus dari GNR.
Setelah menyanyikan Nightrain, sebenarnya Axl Rose sempat mengucapkan Selamat Malam (good night), sambil seluruh personil meninggalkan panggung dan lampu dimatikan. Sontak penonton berteriak "kami mau lagi, kami mau lagi (we want more)".
Memang cukup aneh dengan lagu Nighttrain yang cukup nge-beat -bahkan sering dibawakan sebagai lagu pembuka- konser ditutup. Namun, tidak berapa lama, langsung terdengar melodi gitar dan GNR melanjutkan konser dengan Patience sebagai lagu encore.
Paradise City pun menutup konser Not In This Lifetime yang memiliki durasi sekitar 3 jam. Memang GNR pernah hadir di Jakarta pada 2012 dengan personil yang berbeda. Namun konser pada Kamis malam merupakan sejarah karena pertama kali Axl Rose, Slash, dan Duff McKagan satu panggung di Jakarta.
(gus) Next Article Guns N' Roses Konser di Jakarta, Tiket Termurahnya Rp 250.000
Konser ini bukan hanya pelepas dahaga bagi para fan tetapi mereka dapat melihat langsung, bahwa band yang sempat pecah lebih dari 20 tahun ini telah benar-benar reuni.
![]() |
Formasi klasik William Bruce Rose -nama asli Axl Rose (vokal dan piano), Saul Hudson alias Slash (lead gitar), Michael Andrew Mckagan alias Duff Mckagan, dan Dareen Arthur Reed alias Dizzy Reed (Piano) baru bersatu kembali pada 2016. Sebelumnya, formasi klasik ini terakhir kali muncul ke publik dalam Use Your Illusion Tour pada 1993.
Personil lainnya yang tampil tadi malam adalah Richard Fortus (rhythm gitar), Frank Ferrer (drum), dan Melissa Reese (keyboard).
Di buka dengan lagu It's So Easy, suasana Gelora Bung Karno yang menjadi venue, langsung memanas. Puluhan ribu fan GNR yang menghitamkan Stadion Utama sejak sore, dengan lantang bernyanyi "It's so easy, easy, When everybody's tryin' to please me baby".
Lepas lagu ini, kocokan Gitar Slash diiringi oleh pukulan drum Frank Ferrer langsung menghentak intro Mr. Brownstone. Dua lagu awal yang populer di 1990-an tersebut membuat penonton bernyanyi nostalgia.
Namun, masuk lagu ketiga yakni Chinese Democracy, penonton langsung hening, hanya sedikit yang bernyanyi. Lagu yang berasal dari album dengan nama sama ini memang lahir ketika GNR sedang pecah dan kalah populer dengan album GNR formasi klasik.
Ada dua lagu lainnya dari Album Chinese Democracy yang dibawakan tadi malam, yakni Better dan This I Love. Dalam kedua lagu tersebut, penonton cenderung pasif tidak bernyanyi.
Yang pasti dalam ketiga lagu Chinese Democracy, seluruh personil GNR memainkan dengan performa baik, meski tidak terlibat dalam pembuatan album.
Suasana reuni semakin terlihat ketika band membawakan Slither dari Velvet Revolver, band yang dimotori oleh Slash dan Duff kala GNR pecah.
Setlist atau daftar lagu tadi malam seolah-olah memadukan GNR klasik, GNR a la Axl Rose kala pecah, dan Velvet Revolver a la Slash.Duff Mckagan pun sempat bernyanyi Attitude dari Mitfits, bank punk asal AS. Meskipun diaransemen ulang, genre Punk masih terlihat di lagu ini.
Apalagi dibawakan Duff yang memiliki dasar sebagai musisi punk.
Penonton konser tadi malam selalu ikut bernyanyi untuk seluruh lagu GNR klasik, seperti Welcome to the Jungle, Double Talkin' Jive, Estranged, Rocket Queen, You Could Be Mine, Civil War hingga Coma yang memiliki durasi sangat panjang.
Aksi gitar Slash dan Richard Fortus pun membuat beberapa lagu menjadi unik, berbeda dengan versi aslinya. Bahkan saut-sautan melodi gitar Slash dan Richard Fortus pada "jam session" di lagu Knockin' on Heaven's Door sampai dikomentari Axl. "Mereka bisa melakukan hal ini semalaman."
Sebuah Piano bergeser ke tengah panggung dalam jeda lagu. Penonton pun bisa menebak piano tersebut khusus dipersiapkan untuk Axl Rose menyanyikan November Rain, sebuah magnum opus dari GNR.
![]() |
Setelah menyanyikan Nightrain, sebenarnya Axl Rose sempat mengucapkan Selamat Malam (good night), sambil seluruh personil meninggalkan panggung dan lampu dimatikan. Sontak penonton berteriak "kami mau lagi, kami mau lagi (we want more)".
Memang cukup aneh dengan lagu Nighttrain yang cukup nge-beat -bahkan sering dibawakan sebagai lagu pembuka- konser ditutup. Namun, tidak berapa lama, langsung terdengar melodi gitar dan GNR melanjutkan konser dengan Patience sebagai lagu encore.
![]() |
Paradise City pun menutup konser Not In This Lifetime yang memiliki durasi sekitar 3 jam. Memang GNR pernah hadir di Jakarta pada 2012 dengan personil yang berbeda. Namun konser pada Kamis malam merupakan sejarah karena pertama kali Axl Rose, Slash, dan Duff McKagan satu panggung di Jakarta.
(gus) Next Article Guns N' Roses Konser di Jakarta, Tiket Termurahnya Rp 250.000
Most Popular