Simak, 3 Tips Jalan-Jalan yang Justru Hasilkan Uang

Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
01 September 2018 14:16
Simak, 3 Tips Jalan-Jalan yang Justru Hasilkan Uang
Foto: Ilustrasi Jalan-jalan (Detikcom)
Jakarta, CNBC Indonesia - Sekarang, semua orang ingin bepergian keliling dunia. Tentu ini impian yang butuh waktu lama untuk diwujudkan. Menenteng tas ransel keliling Amerika Tengah selama berbulan-bulan atau berkeliling di atas sepeda motor membutuhkan uang yang tidak sedikit, bukan?

Kemudian muncullah tren jalan-jalan untuk waktu yang lama sambil bekerja dan dibayar. Sebab, tidak semua pejalan, yang lebih dikenal dengan sebutan traveller, memiliki aset finansial (trust fund) atau influencer di media sosial.

Gagasannya sederhana. Tabunglah uang yang cukup untuk bepergian dalam jangka panjang, kemudian gunakan dana dan waktu senggang yang Anda miliki untuk mencari pekerjaan sambil jalan-jalan.

Melansir Forbes, Sabtu (1/9/2018) ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk jalan-jalan sambil menghasilkan uang. Namun, tidak ada satu pun dari pekerjaan itu yang terkait dengan kehidupan berpindah-pindah dengan pekerjaan digital (digital nomadism).

Meski bekerja dari jauh (remote) sudah mengubah kehidupan ekspatriat dan mengarahkan ke konsep hidup digital nomadism, pekerjaan-pekerjaan seperti perdagangan keuangan (financial trading) atau pemasaran membutuhkan keahlian yang berbeda. Menjadi seorang yang hidup nomaden dan bekerja secara digital (digital nomad) sangat ditentukan oleh pekerjaan Anda dan apakah memungkinkan bekerja secara remote.

Berikut adalah tiga pekerjaan yang bisa Anda lakukan untuk memperoleh uang sambil berjalan-jalan atau tinggal di luar negeri dalam jangka panjang.

(NEXT)


Bagi orang yang bahasa ibunya adalah bahasa Inggris dengan gelar sarjana, mengajar Bahasa Inggris tentu menjadi pekerjaan termudah di luar negeri. Namun, Anda yang fasih berbahasa Inggris sebagai bahasa kedua pun bisa melakukannya.

Pekerjaan ini menawarkan kemampuan untuk menghabiskan waktu cukup lama di sebuah negara sambil menerima upah (yang terkadang) cukup banyak.

Misalnya saja Francesca Murray, jurnalis multimedia di balik situs One Girl One World, pindah ke sebuah negara kepulauan di Laut Karibia bernama Martinik untuk mengajar Bahasa Inggris saat berusia 27 tahun. Awalnya, pekerjaan itu ditujukan untuk membangun konten blog-nya, kemudian apa yang dia lakukan berkembang menjadi lebih bermakna. Dia dikenal sebagai pakar Amerika di pulau itu, bahkan menerbitkan pedoman ke Martinik dalam Bahasa Inggris yang pertama di dunia. Dia menyebut mengajar Bahasa Inggris di luar negeri sebagai "cara luar biasa untuk sepenuhnya membenamkan diri Anda ke dalam suatu budaya".

Tipe dan syarat pekerjaan ini memang sangat beragam di berbagai negara dan sekolah. Kesamaannya adalah hampir semua pekerjaan mewajibkan sertifikat Mengajar Bahasa Inggris sebagai Bahasa Asing (Teaching English as a Foreign Language/TEFL). Di luar itu, persyaratannya bisa sangat beragam.

Misalnya, negara-negara di Timur Tengah seperti Arab Saudi atau Uni Emirat Arab biasanya mewajibkan pengalaman mengajar sebelumnya, sementara negara-negara di Asia seperti Korea Selatan (Korsel), Jepang dan China tidak.

Upahnya pun bervariasi, tergantung dengan negara yang dituju dan latar belakang Anda. Pengajar Bahasa Inggris sebagai Bahasa Kedua (English as a Second Language/ESL) di Oman menghasilkan sekitar US$40.000 (Rp 590,4 juta) per tahun karena upahnya tidak dipotong pajak dan ada tempat tinggal yang disediakan. Negara lain seperti Korsel atau Jepang menawarkan biaya hidup yang relatif rendah dan upah yang tinggi, sehingga guru Bahasa Inggris bisa menabung ribuan dolar dalam setahun. Sebaliknya, guru-guru di negara Eropa seperti Republik Ceko, Italia dan Spanyol memperoleh upah yang bisa menutup pengeluaran mereka sehari-hari, tetapi jumlahnya tidak terlalu banyak.

Anda bisa menggunakan situs seperti Dave's ESL Cafe, Transition's Abroad, Serious Teacher atau Tefl.net untuk mencar pekerjaan mengajar Bahasa Inggris di luar negeri. Para pakar juga menyarankan untuk mencarinya di grup guru ESL negara tujuan di Facebook.

Meski pada umumnya orang-orang yang melakukan pekerjaan ini mendapatkan pengalaman menyenangkan, Anda harus berhati-hati dengan oknum tidak bertanggungjawab. Bertanyalah dengan guru yang mengajar di sana dan bacalah ulasan sekolah di internet sebelum menyanggupi pekerjaannya. Baca juga berkas kontrak yang disodorkan dengan seksama karena hal-hal yang tidak jelas biasanya ditujukan untuk kepentingan sekolah. Anda juga tidak terlalu memahami budaya pekerjaan di sana, jadi penting untuk bertanya sebelum tiba di tujuan.

Orang-orang yang pernah bekerja sebagai guru di luar negeri juga memperingatkan untuk menolak sekolah yang meminta uang sebelum Anda tiba. Ini adalah pekerjaan dan seharusnya Anda tidak membayar sepeserpun untuk peluang ini. Hal lain yang perlu diwaspadai adalah pekerjaan yang mewajibkan Anda bekerja dengan visa turis dan tidak menawarkan keuntungan lain seperti penerbangan kembali ke negara asal, tunjangan tempat tinggal dan kesehatan.


Jika Anda ingin bekerja di luar negeri dengan jangka waktu tertentu tetapi tidak tertarik mengajar Bahasa Inggris, maka program visa working holiday adalah pilihan terbaik. Tujuan dari visa ini memang untuk memungkinkan Anda berlibur sambil bekerja di negara tujuan.

Visa working holiday "adalah cara termudah untuk merasakan budaya yang baru," kata Tommy Walker, pejalan asal Inggris di balik blog The Wandering Walker. Saat berusia 20-an tahun, dia bisa tinggal di Selandia Baru, Australia dan Hong Kong berkat program visa working holiday.

"Anda bisa memperoleh uang, bepergian ke tempat baru dan menabung untuk petualangan baru," katanya.

Tergantung kewarganegaraan dan usia, program ini memperbolehkan Anda tinggal di negara lain dan bekerja di pekerjaan non-profesional seperti peracik minuman (bartender) dalam jangka waktu tertentu, biasanya antara enam sampai 24 bulan. Keuntungan tambahannya adalah (biasanya) Anda bisa tinggal lebih lama di satu negara dibanding pergi ke sana menggunakan visa turis normal.

Negara-negara yang menyediakan visa working holiday menganggap program ini sebagai cara mendorong pariwisata jangka panjang sekaligus mempromosikan kesadaran budaya.

Jika Anda tidak yakin dengan perjalanan karir atau ingin sekedar rehat dari rutinitas, visa working holiday adalah cara terbaik untuk "pindah" ke luar negeri dan menghasilkan uang. Para pemohon umumnya harus berusia antara 18-30 tahun, meski setiap negara memiliki pedomannya sendiri.

Logistik program ini bervariasi tergantung kewarganegaraan serta negara tujuan, jadi pastikan Anda sudah melakukan riset sebelum mengajukan permohonan. Mencari pekerjaan sambilan di luar negeri jauh lebih menantang ketimbang visa working holiday ataupun mengajar Bahasa Inggris. Meski jalannya tidak begitu mulus karena tidak ada buku yang menjelaskan, misalnya, cara meyakinkan pemilik hostel bahwa mereka sungguh membutuhkan keahlian artistik Anda, cara ini bisa sangat menguntungkan.

Pejalan ransel (backpacker) yang beralih menjadi pejalan kapar pesiar mewah yaitu Kach dan Jonathan Howe menghabiskan waktu bertahun-tahun menjelajahi Amerika Tengah dan Asia. Meski pasangan Filipina-Inggris ini sekarang menjelajah dengan kapal pesiar mewah, mereka pernah melakukan pekerjaan sambilan untuk membiayai petualangan mereka sambil berjalan-jalan ke seluruh pelosok benua.

Pasangan ini membagikan pengalaman petualangan mereka di situs blog Mr & Mrs Howe. Di situ, mereka menjabarkan seluruh pekerjaan yang pernah mereka lakukan sambil berlibur dengan uang seadanya (backpacking), mulai dari mengajar Bahasa Inggris, duduk di meja resepsionis sampai mengelola media sosial beberapa hostel. Setelah menikmati perjalanan selama bertahun-tahun, mereka sangat menyarankan Anda untuk berinvestasi di keahlian-keahlian baru jika ingin bepergian sambil bekerja.

"Bekerja, menjadi sukarelawan atau bergabung dengan sebuah program pekerjaan […] adalah cara luar biasa untuk lebih dalam memahami suatu tempat," kata Kach Howe, 30 tahun. Lewat berinteraksi dengan ekonomi setempat, Howe berkata dia dan suaminya akhirnya tinggal lebih lama dari rencana di berbagai tempat. Mereka juga bertemu dengan orang-orang baru dan "mengetahui berbagai hal yang kemungkinan akan kami abaikan jika hanya melihatnya dari buku pedoman!"

Sembari bepergian keliling Amerika Selatan di tahun 2014, mereka bergantung pada yoga dan pemijatan untuk membiayai perjalanan mereka karena mengajar Bahasa Inggris tidak terlalu menjanjikan. Dengan menetap di kota-kota besar di mana mereka bisa lebih mudah menjangkau pasar, pasangan ini akhirnya bisa menjelajahi benua itu dengan mengandalkan sertifikat Tantra Yoga dan pijat Ayurveda untuk menghasilkan uang.
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular