
Startup
Alasan di Balik Meroketnya Layanan Pesan Antar di China
Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
15 February 2018 12:23

Shanghai, CNBC Indonesia – Melesatnya pertumbuhan aplikasi pengiriman makanan China berkaitan erat dengan kenyamanan dan efisiensi yang ditawarkan layanan tersebut.
Tambahan ongkos kirim tidak menjadi penghalang karena pendapatan masyarakat China semakin meningkat, kata Zhang Xuhao, pendiri dan CEO Ele.me.
“Harga tidak terlalu penting lagi. Kenyamanan dan efisiensi menjadi perhatian utama, terutama untuk masyarakat China yang lahir di tahun 90an atau 2000an,” kata Zhang kepada AFP.
Saat ini, Ele.me mengerjakan sistem data pengguna yang dapat membantu pemilik restoran menentukan lokasi restoran yang akan dibuka untuk memaksimalkan penjualan, serta menguji layanan pengiriman tanpa awak (drone).
Dengan kondisi perkotaan yang besar dan terus berkembang, potensi China teramat besar, kata Zhang.
Industri ini menjadi ajang pertarungan antara e-commerce raksasa Alibaba dan saingannya, Tencent, dalam usaha mereka untuk mendominasi teknologi secara keseluruhan, mulai dari permainan daring sampai konten dan pembayaran via ponsel.
Alibaba adalah penyokong Ele.me, sedangkan Tencent berinvestasi dalam jumlah besar di Meituan.
Usaha jasa pengiriman telah memperoleh miliaran modal usaha dan disebut akan terus membakar uang dengan pemberian diskon demi meraup pangsa pasar. Padahal, laju pertumbuhannya diperkirakan lambat.
Meskipun begitu, para analis mengatakan dampak terhadap industri akan semakin dalam.
“[Jasa pengiriman] tersebut akan mengubah desain restoran. Dapur sebelumnya hanya menjadi seperempat bagian dari restoran. Namun, sekarang restoran menjadi lebih seperti pusat pemrosesan untuk pengiriman,” kata Wang Yuke dari konsultan perumahan RET.
Sebagai contoh, Su Xiaosu, 34 tahun, berjuang keras setelah bermigrasi dari provinsi pedesaan Jiangsu ke Shanghai beberapa tahun yang lalu saat menikah.
Namun, ia bergabung dengan jasa pengiriman bernama Hui Jia Chi Fan (Pulang untuk makan) yang berkembang pesat, dengan menghubungkan dapur rumah tangga ke jaringan pengiriman. Kini, bisnis tersebut sudah beroperasi di enam kota.
Saat ini, Su memperoleh laba kotor sampai 3.000 yuan (US$475 atau senilai Rp 6,4 juta) per hari, jumlah yang fantastis bagi sebagian besar masyarakat China. Ia memasak makanan khas Jiangsu di dapur rumahnya yang kecil dan menyerahkannya ke petugas pengirim dari Ele.me yang sudah menanti di tangga apartemen.
Kini ia bisa membayar guru berbahasa asing untuk putrinya dan berencana membeli sebuah apartemen yang sebelumnya hanya sebuah impian.
“Kekhawatiran utama saya adalah membuat para tetangga jengkel. Pada jam sibuk, petugas pengiriman akan berkerumun padahal sejumlah tetangga saya yang lanjut usia tidur lebih awal,” kata Su.
(prm) Next Article Pangeran Harry Punya Job Baru, Eksekutif Perusahaan Ini
Tambahan ongkos kirim tidak menjadi penghalang karena pendapatan masyarakat China semakin meningkat, kata Zhang Xuhao, pendiri dan CEO Ele.me.
“Harga tidak terlalu penting lagi. Kenyamanan dan efisiensi menjadi perhatian utama, terutama untuk masyarakat China yang lahir di tahun 90an atau 2000an,” kata Zhang kepada AFP.
Dengan kondisi perkotaan yang besar dan terus berkembang, potensi China teramat besar, kata Zhang.
Industri ini menjadi ajang pertarungan antara e-commerce raksasa Alibaba dan saingannya, Tencent, dalam usaha mereka untuk mendominasi teknologi secara keseluruhan, mulai dari permainan daring sampai konten dan pembayaran via ponsel.
Alibaba adalah penyokong Ele.me, sedangkan Tencent berinvestasi dalam jumlah besar di Meituan.
Usaha jasa pengiriman telah memperoleh miliaran modal usaha dan disebut akan terus membakar uang dengan pemberian diskon demi meraup pangsa pasar. Padahal, laju pertumbuhannya diperkirakan lambat.
Meskipun begitu, para analis mengatakan dampak terhadap industri akan semakin dalam.
“[Jasa pengiriman] tersebut akan mengubah desain restoran. Dapur sebelumnya hanya menjadi seperempat bagian dari restoran. Namun, sekarang restoran menjadi lebih seperti pusat pemrosesan untuk pengiriman,” kata Wang Yuke dari konsultan perumahan RET.
Sebagai contoh, Su Xiaosu, 34 tahun, berjuang keras setelah bermigrasi dari provinsi pedesaan Jiangsu ke Shanghai beberapa tahun yang lalu saat menikah.
Namun, ia bergabung dengan jasa pengiriman bernama Hui Jia Chi Fan (Pulang untuk makan) yang berkembang pesat, dengan menghubungkan dapur rumah tangga ke jaringan pengiriman. Kini, bisnis tersebut sudah beroperasi di enam kota.
Saat ini, Su memperoleh laba kotor sampai 3.000 yuan (US$475 atau senilai Rp 6,4 juta) per hari, jumlah yang fantastis bagi sebagian besar masyarakat China. Ia memasak makanan khas Jiangsu di dapur rumahnya yang kecil dan menyerahkannya ke petugas pengirim dari Ele.me yang sudah menanti di tangga apartemen.
Kini ia bisa membayar guru berbahasa asing untuk putrinya dan berencana membeli sebuah apartemen yang sebelumnya hanya sebuah impian.
“Kekhawatiran utama saya adalah membuat para tetangga jengkel. Pada jam sibuk, petugas pengiriman akan berkerumun padahal sejumlah tetangga saya yang lanjut usia tidur lebih awal,” kata Su.
(prm) Next Article Pangeran Harry Punya Job Baru, Eksekutif Perusahaan Ini
Most Popular