Kering Berencana Hengkang dari Stella McCartney
Shuliya Ratanavara, CNBC Indonesia
27 January 2018 17:29

Paris, CNBC Indonesia - Grup konglomerat asal Perancis, Kering dikabarkan sedang dalam tahap diskusi untuk melepas 50% sahamnya di brand fashion Stella McCartney. Adapun kerja sama antara Kering dan brand milik anak perempuan Paul McCartney ini sudah berlangsung selama 17 tahun dalam bentuk usaha patungan atau join venture.
Hasil diskusi ini rencananya akan diumumkan pada Januari 2018, tapi menurut seorang sumber pengumuman tersebut masih harus ditunda sampai batas waktu yang tak ditentukan seperti dilansir dari Business of Fashion.
Menanggapi hal tersebut, juru bicara Kering menjelaskan kepada Business of Fashion bahwa Stella McCartney dan Kering tentunya sering membicarakan masa depan dari kerja sama mereka sejak pembentukan 50/50 joint venture pada 2001 silam.
(hps/hps) Next Article Kasus Covid di AS Tinggi, New York Fashion Week Tetap Digelar
Hasil diskusi ini rencananya akan diumumkan pada Januari 2018, tapi menurut seorang sumber pengumuman tersebut masih harus ditunda sampai batas waktu yang tak ditentukan seperti dilansir dari Business of Fashion.
Menanggapi hal tersebut, juru bicara Kering menjelaskan kepada Business of Fashion bahwa Stella McCartney dan Kering tentunya sering membicarakan masa depan dari kerja sama mereka sejak pembentukan 50/50 joint venture pada 2001 silam.
"Jika ada perubahan signifikan dari kerja sama ini, tentunya akan kami sampaikan ke publik pada waktu yang tepat," katanya.
Sementara juru bicara Stella McCartney masih enggan memberikan komentar mengenai kabar pelepasan saham Kering terebut.
Dalam perjanjian join venture tersebut memang memungkinan McCartney untuk membeli kembali saham yang dimiliki oleh Kering. Pembicaraan ini bukannya tidak pernah dilakukan selama 17 tahun kerja sama mereka.
Namun, kini diksusi mengenai pelepasan saham Kering dikabarkan semakin serius dan diperkirakan hasilnya akan diumumkan dalam jangka tiga sampai empat bulan mendatang.
Membubarkan join venture ini memang bukan perkara mudah. Oleh karena itu berbagai pihak memperkirakan proses ini bisa memakan waktu yang lebih lama dari itu. Apalagi jika melihat integrasi bisnis antara Stella McCartney sebagai sebuah perusahaan dan organisasi induknya.
Gucci Grup
Stella McCartney pertama kami meluncurkan join venture dengan Gucci Group yang dulu dikenal sebagai anak usaha Pinault-Printemps-Redoute (PPR) atau kini dikenal sebagai Kering. Ketika itu, PPR dipimpin oleh Domenico De Sole dan Tom Ford sebagai chief executive sekaligus desainer untuk Gucci dan Yves Saint Laurent (YSL).
Saat itu, McCartney bergabung dengan Gucci Group setelah hijrah dari Chloé di mana ia menjabat sebagai creative director. Sebelumnya, Alexander McQueen juga bergabung dalam group tersebut pada 2000.
Selama hampir dua dekade, McCartney dan Kering telah membangun brand internasional yang didorong oleh koleksi sportswear miliknya yang berkolaborasi dengan Adidas. Selain itu bisnisnya juga didorong oleh komitmen McCartney untuk tidak menggunakan material dari hewan.
Koleksi pakaian dan aksesori dari McCartney yang menggunakan faux-fur dan faux-leather telah membantu bisnis brand tersebut di mata masyarakat dan menjadi contoh untuk banyak brand lain yang juga berada dalam portofolio Kering termasuk Balenciaga, Christopher Kane, dan Brioni.
Meski Kering enggan membuka pendapatan dari brand kecil miliknya seperti McCartney, pasar memperkirakan penjualan McCartney di seluruh dunia bisa mencapai kisaran US$ 150 juta - US$ 200 juta pada 2015.
Namun, nilai penjualan retail tahunan produk Stella McCartney tentunya jau lebih besar daripada itu. Hal ini mengingat brand fashion tersebut melakukan banyak kolaborasi. Misalnya kolaborasi dengan Procter & Gamble untuk barang-barang kecantikan dan parfum, Adidas untuk pakaian olahraga yang sudah menjadi brand tersendiri sejak diluncurkan pada 2004, dan koleksi pakaian laki-laki (menswear) yang diluncurkan McCartney pada 2016.
Potensi hengkangnya Kering dari Stella McCartney santer terdengar seiring dengan niatan Kering untuk merampingkan portofolio anak usahanya. Hal ini dilakukan Kering dengan memfokuskan diri pada brand blockbuster seperti Gucci, Saint Laurent, dan Balenciaga.
Pada awal Januari, Kering juga mengumumkan pelepasan brand pakaian olahraga asal Jerman, Puma. Hal ini semakin mendekatkan Kering dengan pemain-pemain brand mewah.
Adapun dari segi kinerja, berdasarkan data yang dilansir dari Business of Fashion laba konsolidasi Kering mencapai €12,4 miliar atau setara Rp 204,6 triliun pada 2016. Beberapa brand yang kini berada dalam naungan Kering antara lain Gucci, YSL, Balenciaga, Alexander McQueen, Boucheron, Brioni, Puma, dan Volcom.
Sementara juru bicara Stella McCartney masih enggan memberikan komentar mengenai kabar pelepasan saham Kering terebut.
Dalam perjanjian join venture tersebut memang memungkinan McCartney untuk membeli kembali saham yang dimiliki oleh Kering. Pembicaraan ini bukannya tidak pernah dilakukan selama 17 tahun kerja sama mereka.
Namun, kini diksusi mengenai pelepasan saham Kering dikabarkan semakin serius dan diperkirakan hasilnya akan diumumkan dalam jangka tiga sampai empat bulan mendatang.
Membubarkan join venture ini memang bukan perkara mudah. Oleh karena itu berbagai pihak memperkirakan proses ini bisa memakan waktu yang lebih lama dari itu. Apalagi jika melihat integrasi bisnis antara Stella McCartney sebagai sebuah perusahaan dan organisasi induknya.
Gucci Grup
Stella McCartney pertama kami meluncurkan join venture dengan Gucci Group yang dulu dikenal sebagai anak usaha Pinault-Printemps-Redoute (PPR) atau kini dikenal sebagai Kering. Ketika itu, PPR dipimpin oleh Domenico De Sole dan Tom Ford sebagai chief executive sekaligus desainer untuk Gucci dan Yves Saint Laurent (YSL).
Saat itu, McCartney bergabung dengan Gucci Group setelah hijrah dari Chloé di mana ia menjabat sebagai creative director. Sebelumnya, Alexander McQueen juga bergabung dalam group tersebut pada 2000.
Selama hampir dua dekade, McCartney dan Kering telah membangun brand internasional yang didorong oleh koleksi sportswear miliknya yang berkolaborasi dengan Adidas. Selain itu bisnisnya juga didorong oleh komitmen McCartney untuk tidak menggunakan material dari hewan.
Koleksi pakaian dan aksesori dari McCartney yang menggunakan faux-fur dan faux-leather telah membantu bisnis brand tersebut di mata masyarakat dan menjadi contoh untuk banyak brand lain yang juga berada dalam portofolio Kering termasuk Balenciaga, Christopher Kane, dan Brioni.
Meski Kering enggan membuka pendapatan dari brand kecil miliknya seperti McCartney, pasar memperkirakan penjualan McCartney di seluruh dunia bisa mencapai kisaran US$ 150 juta - US$ 200 juta pada 2015.
Namun, nilai penjualan retail tahunan produk Stella McCartney tentunya jau lebih besar daripada itu. Hal ini mengingat brand fashion tersebut melakukan banyak kolaborasi. Misalnya kolaborasi dengan Procter & Gamble untuk barang-barang kecantikan dan parfum, Adidas untuk pakaian olahraga yang sudah menjadi brand tersendiri sejak diluncurkan pada 2004, dan koleksi pakaian laki-laki (menswear) yang diluncurkan McCartney pada 2016.
Potensi hengkangnya Kering dari Stella McCartney santer terdengar seiring dengan niatan Kering untuk merampingkan portofolio anak usahanya. Hal ini dilakukan Kering dengan memfokuskan diri pada brand blockbuster seperti Gucci, Saint Laurent, dan Balenciaga.
Pada awal Januari, Kering juga mengumumkan pelepasan brand pakaian olahraga asal Jerman, Puma. Hal ini semakin mendekatkan Kering dengan pemain-pemain brand mewah.
Adapun dari segi kinerja, berdasarkan data yang dilansir dari Business of Fashion laba konsolidasi Kering mencapai €12,4 miliar atau setara Rp 204,6 triliun pada 2016. Beberapa brand yang kini berada dalam naungan Kering antara lain Gucci, YSL, Balenciaga, Alexander McQueen, Boucheron, Brioni, Puma, dan Volcom.
(hps/hps) Next Article Kasus Covid di AS Tinggi, New York Fashion Week Tetap Digelar
Most Popular