
Harga Emas Antam Naik, Tapi Masih Jauh dari Sejuta

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas milik PT Aneka Tambang (Persero) Tbk naik tipis pada perdagangan hari ini (19/5/2022), baik harga beli maupun harga jual seiring dengan emas dunia yang melemah.
Melansir data dari situs resmi milik PT Antam, logammulia.com, harga emas batangan produk 1 gram di Rp 973.000/gram, naik Rp 2.000/gram atau 0,2% dari posisi sebelumnya.
Sementara harga buyback (harga yang digunakan ketika menjual emas kembali) naik Rp 2.000/gram atau 0,2% dibanding perdagangan kemarin. Pada perdagangan hari ini harga emas buyback tercatat Rp 857.000/gram.
"Harga jual kembali adalah sama untuk semua pecahan dan tahun produksi. Untuk transaksi buyback silakan menghubungi Butik Emas LM terdekat dengan jam layanan pada hari kerja Senin-Jumat. Pembayaran dilakukan secara transfer pada H+2 s/d H+3 (hari kerja). Jika kemasan rusak atau hilang dikenakan potongan sesuai dengan syarat dan ketentuan yang berlaku," jelas keterangan di situs Antam.
Emas dunia tampaknya masih belum berhasil keluar dari tekanan bank sentral Amerika Serikat (Federal Reserve/The Fed) yang agresif dalam menaikkan suku bunga. Pada perdagangan Rabu, harga emas dunia di pasar spot ditutup di US$ 1.815,61 per troy ons. Menguat tipis 0,05%.
Meskipun kemarin menguat tipis, tetapi kinerja dalam sebulan longsor 4,19% sementara dalam setahun turun 0,62%.
Menguatnya harga emas kemarin dipengaruhi oleh pelemahan yield surat utang pemerintah AS. Yield untuk surat utang pemerintah AS tenor 10 tahun turun 1,04% menjadi 2,88% dari sebelumnya 2,99%.
Yield yang terus meningkat akan mengurangi daya tarik emas karena emas tidak menawarkan imbal hasil. Sebaliknya, yield yang melemah akan membantu pergerakan emas.
Navneet Damani dari Motilal Oswal Financial Services mengatakan harga emas masih bertahan di atas US$ 1.800 di tengah berbagai gempuran faktor negatif yang menghambat pergerakannya. Kondisi tersebut membuktikan bahwa emas masih dicari.
"Meskipun harga emas mengalami tekanan kuat, emas masih mampu bergerak di atas level US$ 1.800. Namun, emas bisa bergerak melemah ke kisaran US$ 1.775-1.840 jika data-data inflasi di Inggris dan negara lain melonjak," tutur Navneet, seperti dikutip Financialexpress.com.
Ilya Spivak dari DailyFX mengingatkan pergerakan emas masih terancam melemah, terutama melihat ekspektasi pasar yang memperkirakan kenaikan suku bunga acuan The Fed secara agresif.
Terlebih, Chairman The Fed Jerome Powell kembali menegaskan komitmennya untuk menekan inflasi yang terus melonjak. Inflasi AS menembus 8,3% (year on year/YoY) di April 2022. Level tersebut memang lebih rendah dibandingkan Maret 2022 (8,5%) tetapi tetap masih berkutat di kisaran tertingginya selama 40 tahun terakhir.
"Pergerakan emas saat ini sangat dipengaruhi oleh suku bunga AS dan outlook kebijakan moneter di tingkat global, termasuk The Fed," tutur Spivak, kepada Reuters.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pecah Rekor! Harga Emas Mencapai Tertinggi Sepanjang Masa