
Dolar Menguat, Kilau Perak Menguap

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga perak melemah pada perdagangan hari ini turun karena dolar dan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah Amerika Serikat/AS yang menguat.
Pada Rabu (19/1/2021) pukul 07:50 WIB, harga perak di pasar spot tercatat US$ 23.43/ons. Turun 0,09% dibandingkan posisi kemarin.
Indeks dolar AS terus menanjak meninggalkan posisi terendah sejak November tahun lalu di US$ 95,11. Saat ini nilai tukar Paman Sam itu berada di level US$ 95,72. Perak yang diperdagangkan dengan dolar akan tertekan karena jadi lebih mahal dibanding mata uang lain. Permintaan akan turun, begitu juga dengan harga.
Sementara itu yield obligasi AS melesat mencapai posisi 1,88% untuk pertama kali sejak Januari 2020. Ini memudarkan aset safe haven yang tidak memberikan imbal hasil seperti obligasi.
Saat ini perhatian investor tertuju pada pertemuan Federal Reserve (The Fed) minggu depan untuk mendapatkan sinyal mengenai jadwal kenaikan suku bunga. Para investor menanti sinyal kenaikan suku bunga saat pertemuan yang diagendakan pada 25-26 Januari mendatang.
Beberapa pembuat kebijakan The Fed mulai memberi kode kapan era suku bunga 0% akan ditinggalkan. Gubernur Fed Lael Brainard, pada hari Kamis, memberi sinyal era suku bunga nol akan segera berakhir setelah dua tahun terguncang pandemi.
"Kami akan berada dalam posisi untuk melakukan itu (menaikan suku bunga) segera setelah pembelian aset dihentikan," katanya.
"Perkiraan saya adalah bahwa kami akan memiliki kenaikan 25 basis poin pada bulan Maret kecuali ada perubahan dalam data," kata Presiden Fed Philadelphia Patrick Harker pada acara virtual yang diselenggarakan oleh Philadelphia Business Journal pada hari Kamis.
"Mengangkat (suku bunga) pada bulan Maret, tampaknya hal yang cukup masuk akal," kata Presiden Fed San Francisco Mary Daly.
Presiden Fed Atlanta Raphael Bostic, Presiden Fed St. Louis James Bullard dan Presiden Fed Cleveland Loretta Mester juga meyakini kenaikan suku bunga pada bulan Maret.
Sejalan dengan kode tersebut, pasar pun mengharapkan suku bunga akan naik bulan Maret. Hingga pekan lalu survei CME FedWatch ekspektasi pasar bahwa The Fed akan mengumumkan kenaikan suku bunga sebesar 0,25%-0,5% pada bulan Maret mencapai 83,1%.
Suku bunga merupakan salah satu 'musuh' utama perak, ketika suku bunga di AS naik maka daya tarik perak sebagai aset tanpa imbal hasil akan menurun. Selain itu, opportunity cost berinvestasi perak juga akan mengalami peningkatan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Perak Cenderung Stagnan, Sinyal Sentimen Inflasi Reda?