
Tapering! Satu Kata Yang Bikin Emas Antam Jeblok 1,5%

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas Antam jeblok pada perdagangan Jumat (4/6/2021) mengikuti merosotnya harga emas dunia akibat isu tapering. Tapering merupakan musuh utama bagi emas, pernah terjadi delapan tahun silam yang membuat harga logam mulia ambrol.
Emas Antam dengan ukuran 1 gram hari ini dijual Rp 949.000/batang, anjlok 1,56% dari harga Kamis kemarin, melansir data dari logammulia.com, situs resmi milik PT Aneka Tambang (Antam) Tbk.
PT Antam menjual emas batangan mulai ukuran/satuan 0,5 gram hingga 1.000 gram. Satuan 100 gram yang biasa menjadi acuan hari ini harganya merosot 1,66% ke Rp 89.112.000/batang atau Rp 891.120/gram.
Emas Batangan | Harga per Batang | Harga per Gram |
0,5 Gram | Rp 524.500 | Rp 1.049.000 |
1 Gram | Rp 949.000 | Rp 949.000 |
2 Gram | Rp 1.838.000 | Rp 919.000 |
3 Gram | Rp 2.732.000 | Rp 910.667 |
5 Gram | Rp 4.520.000 | Rp 904.000 |
10 Gram | Rp 8.985.000 | Rp 898.500 |
25 Gram | Rp 22.337.000 | Rp 893.480 |
50 Gram | Rp 44.595.000 | Rp 891.900 |
100 Gram | Rp 89.112.000 | Rp 891.120 |
250 Gram | Rp 222.515.000 | Rp 890.060 |
500 Gram | Rp 444.820.000 | Rp 889.640 |
1000 Gram | Rp 889.600.000 | Rp 889.600 |
Sementara itu harga emas dunia pada perdagangan Kamis kemarin ambrol nyaris 2% ke 1.870.56/troy ons setelah rilis data tenaga kerja AS versi Automatic Data Processing Inc. (ADP).
ADP kemarin melaporkan sepanjang bulan Mei sektor swasta AS menyerap 978.000 tenaga kerja di luar sektor pertanian. Penambahan tersebut jauh lebih banyak ketimbang bulan sebelumnya 654.000 tenaga kerja.
Data ini biasanya dijadikan acuan rilis data tenaga kerja versi pemerintah AS yang dikenal dengan istilah non-farm payrolls (NFP). Hasil survei dari Dow Jones memperkirakan NFP sepanjang bulan Mei sebanyak 671.000 pekerja, naik dari bulan sebelumnya 266.000 tenaga kerja.
"Data tenaga kerja yang lebih baik dari prediksi membuat para trader berhati-hati. Mereka mempersiapkan kemungkinan pernyataan tapering atau kenaikan suku bunga dari The Fed, meski tidak dalam waktu dekat" kata Bob Haberkorn, ahli strategi pasar senior di RJO Futures, sebagaimana dilansir CNBC International, Kamis (4/6/2021).
Tapering merupakan kebijakan mengurangi nilai program pembelian aset (quantitative easing/QE) bank sentral AS (The Fed). QE yang dilakukan The Fed merupakan salah satu bahan bakar utama emas untuk menguat hingga mencetak rekor tertinggi sepanjang masa US$ 2.072,49/troy ons pada 7 Agustus tahun lalu.
Tapering bisa membuat harga emas anjlok tajam seperti yang terjadi pada tahun 2013. Sebelum tahun lalu, rekor tertinggi harga emas US$ 1.920,3/troy ons yang dicapai pada 6 September 2011.
Pada pertengahan tahun 2013 The Fed yang saat itu dipimpin Ben Bernanke akhirnya mengeluarkan wacana untuk mengurangi QE atau tapering yang memicu gejolak di pasar finansial yang disebut taper tantrum.
Sejak saat itu, harga emas terus merosot hingga ke titik terendah yang dicapai yakni US$ 1.045,85/troy ons pada 3 Desember 2015. Artinya, jika dilihat dari rekor tertinggi tahun 2011 hingga ke level terendah tersebut, harga emas dunia ambrol 45,54% dalam tempo 4 tahun.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Emas Logam Mulia Turun, Potret Antusias Warga Beli Emas Antam
