
Digempur Gagal Bayar-IHSG Drop, Reksa Dana Masih Prospek nih?

Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah sedang meningkatnya jumlah investor akhir-akhir ini, reksa dana malah terkena serangan bertubi-tubi. Salah satunya, dari lesunya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang ikut mempengaruhi portofolio reksa dana.
Selain itu, produk investasi ini juga terseret sejumlah perusahaan manajer investasi (MI) di pusaran kasus dugaan tindak pidana korupsi (tipikor) PT Asabri (Persero) maupun PT Asuransi Jiwasraya (Persero).
Tidak hanya itu, yang teranyar, kasus gagal bayar surat utang jangka menengah alias Medium Term Note (MTN) emiten ikut menyeret dua manajer investasi yang memiliki reksa dana terproteksi (RDT) dengan aset dasar MTN emiten tersebut.
Lantas, bagaimana prospek reksa dana pada tahun ini?
Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana menilai produk ini masih memiliki prospek cerah pada 2021. Hal ini terlihat dari jumlah investor yang semakin meningkat.
"Sekarang sudah hampir 4 juta [investor reksa dana] jadi prospek masih cerah," kata Wawan dalam program Investime CNBC Indonesia, Jumat (21/5/2021).
Wawan menyarankan para investor untuk melakukan diversifikasi portofilionya mengingat situasi masih tidak menentu. Meskipun prospek masih cerah, namun risiko masih tetap membayangi.
"Salah satu strateginya adalah 4-4-2, di mana 40% di [reksa dana] pasar uang karena ini sangat likuid, 40% di reksa dana pendapatan tetap yang isinya surat utang pemerintah, dan 20% untuk investor yang time frame-nya tiga tahun bisa masuk ke reksa dana saham," jelasnya.
Wawan meyakini pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada tahun ini akan kembali menembus level 6.000. Namun, ia mengingatkan bahwa risiko masih akan terus menghantui.
"Indeks sekarang memang murah. Tapi di akhir tahun harapan ekonomi membaik, IHSG bisa kembali ke 6.600. Itu kalau dari sekarang kita bicara naik 15%. Menurut saya prospek masih ada, meskipun risiko tetap besar," tegasnya.
Sebagai informasi, jumlah investor reksa dana tercatat meningkat 38,85% menjadi 4.408.998 investor di April 2021, dari posisi akhir Desember 2020 sebanyak 3.175.429 investor. Hal ini berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) dengan menghitung SID (Single Investor Identification).
Total jumlah investor pasar modal Indonesia (termasuk saham, reksa dana, dan obligasi) di April 2021 mencapai 5.088.093 SID.
![]() Jumlah Investor Pasar Modal/Mei 2021 |
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 5 Tips Investasi: Mudah Kelola Risiko, Optimalkan Imbal Hasil