5 Tips Investasi: Mudah Kelola Risiko, Optimalkan Imbal Hasil

Tim Redaksi, CNBC Indonesia
02 April 2022 09:47
coin piles and glass for investment in the future.
Foto: Freepik / Investasi

Jakarta, CNBC Indonesia - Investasi dikenal sebagai salah satu upaya untuk menjaga nilai aset agar tak terlibas oleh inflasi. Melalui investasi, Anda mampu mengembangkan pundi kekayaan yang dimiliki agar nilainya bertambah seiring berjalannya waktu hingga setara atau bahkan melebihi nilai inflasi yang terus terjadi setiap tahunnya.

Walaupun menjadi salah satu hal yang wajib dimasukkan ke dalam perencanaan finansial, investasi tidak boleh dilakukan dengan cara yang sembarangan. Ada sejumlah pos keuangan atau anggaran wajib yang perlu dipenuhi dulu sebelum beranjak menyisihkan sebagian penghasilan untuk diinvestasikan.

Selain itu, investasi juga perlu dilakukan dengan memperhatikan beberapa hal agar bisa menjadi cara efektif untuk meningkatkan nilai kekayaan di masa depan. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah 5 tips investasi yang bisa Anda lakukan agar lebih mudah mengelola risiko dan mengoptimalkan imbal hasilnya.

1. Tentukan Dulu Tujuan Investasi

Sebelum berinvestasi, pahami dulu tujuan investasi yang ingin diraih. Tergantung dari kebutuhan dan keinginan, Anda bebas menentukan sendiri tujuan atau hal yang ingin diraih melalui investasi, misalnya, dana membeli rumah, dana pendidikan, dana pensiun, dan lain sebagainya.

Pilah masing-masing tujuan investasi tersebut ke dalam beberapa kategori khusus sesuai jangka waktu pencapaiannya, apakah itu jangka pendek, jangka menengah, atau jangka panjang. Dengan begitu, Anda bisa lebih mudah mengelola finansial dan menyesuaikannya untuk mencapai target-target investasi tersebut.

Begitu pula saat terlihat ada tujuan investasi yang terasa off target, investor mampu merencanakan ulang anggaran finansialnya agar mampu mencapai rencana pencapaiannya.

2. Cari Tahu Underlying Assets

Underlying assets merupakan aset finansial yang menjadi dasar dari harga derivatif, yaitu instrumen keuangan yang memiliki nilai dengan dasar aset yang berbeda. Underlying asset ini bisa digunakan untuk mengelola risiko yang terjadi dari pergerakan atau fluktuasi nilai investasi.

Pada investasi reksadana, underlying assets bisa berupa saham, obligasi, efek syariah, pasar uang, maupun campuran dari sebagian atau seluruh instrumen investasi tersebut. Pada reksa dana, manajer investasi melakukan pengelolaan dana nasabahnya lalu menempatkannya di underlying asset atau efek dasar yang diinformasikan pada prospektusnya. Nah, tugas Anda saat berinvestasi adalah mempelajari terkait underlying asset ini dan pengaruhnya terhadap peluang keuntungan atau risiko yang bisa didapatkan.

3. Lebih Mengutamakan Cash Flow atau Capital Gain

Tips ketiga, ketika berinvestasi, tentukan dulu Anda melakukannya untuk mendapatkan capital gain ataukah mengelola cashflow. Hal ini penting untuk dilakukan karena akan sangat berpengaruh terhadap instrumen investasi yang bakal dipilih.

Secara singkat, yang dimaksud dengan capital gain adalah aktivitas investasi yang keuntungannya didapat dari aktivitas penjualan aset, sebagai contoh obligasi, saham, atau properti. Sedangkan untuk cash flow, prioritas keuntungan investasi berasal dari pembagian dividen atau imbal hasil lain dari instrumen investasi secara rutin dan umumnya berlaku dalam jangka panjang.

Tentunya, Anda bisa saja menjadi seorang investor yang memfokuskan diri untuk memperoleh imbal hasil dari kedua sumber keuntungan tersebut asal memahami cara tepat menjalaninya.

4. Tetap Tenang dan Tidak Panik saat Nilai Investasi Menurun

Tidak kalah pentingnya, Anda juga perlu bersikap tenang dan tidak mudah panik saat berinvestasi. Perlu dipahami jika investasi pasti memiliki momen pasang dan surut. Artinya, ada kalanya investor mendapatkan imbal hasil besar dari investasi, tapi ada kalanya pula ia harus menelan pil pahit alias merugi.

Untuk menyiasatinya, investor perlu menyesuaikan instrumen investasi yang dipilih dengan profil risikonya. Jika tergolong sebagai investor konservatif, Anda perlu memilih produk investasi berisiko rendah seperti reksadana pasar uang.

Sedangkan untuk risiko menengah atau investor moderat, obligasi bisa menjadi instrumen paling pas untuk dipilih. Di sisi lain, bagi investor agresif, memilih saham sebagai instrumen investasi berisiko tinggi tak akan menjadi masalah yang berarti dan menghilangkan semangatnya untuk terus berinvestasi.

5. Temukan Rumus Ideal Kelola Finansial untuk Investasi

Lalu, berapakah rumus ideal mengelola finansial agar bisa lebih mudah berinvestasi? Sebenarnya, rumus pengelolaan keuangan untuk investasi beragam untuk setiap orang, tergantung dari kondisi finansial, nominal penghasilan, dan berapa banyak kebutuhan yang ditanggung.

Akan tetapi, sebagai bocoran, idealnya Anda bisa menggunakan rumus 40, 30, 20 dan 10 untuk mengelola finansial. Bagaimana maksudnya? Sisihkan 40 persen penghasilan bulanan untuk kebutuhan pokok, 30 persen untuk utang produktif, 20 persen untuk kebutuhan masa depan, termasuk investasi dan asuransi, dan 10 persen terakhir untuk amal atau kebutuhan sosial.

Cerdas Kelola Risiko Investasi agar Lebih Optimal Dapatkan Manfaatnya

Itulah 5 tips cerdas yang bisa Anda lakukan saat berinvestasi. Sebagai salah satu cara untuk mempersiapkan finansial di masa depan, investasi sudah seharusnya dilakukan oleh setiap orang sedini mungkin. Yang terpenting, kelola risikonya dengan cerdas melalui pengaplikasian tips-tips di atas agar lebih optimal mendapatkan manfaat dan keuntungannya.


(dru)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Begini Efek Melemahnya Rupiah Ke Minat Investasi Reksa Dana

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular