
Mantan Bos BI Singgung Banyak Asuransi Lokal Bermasalah

Jakarta, CNBC Indonesia - Holding BUMN Perasuransian dan Penjaminan atau Indonesia Financial Group (IFG) meresmikan lembaga think tank IFG Research Institute, yang diberi nama IFG Progress.
Agus Martowardojo, Gubernur Bank Indonesia (periode 2013-2018) ditunjuk sebagai Dewan Penasihat IFG Progress.
Dalam sambutannya, Agus menilai industri asuransi saat ini tengah menghadapi berbagai tantangan. Contohnya, menjamurnya perusahaan asuransi lokal yang bermasalah.
"Ketika dilakukan pembentukan perusahaan, manajemennya, semua melalui proses yang baik. Ada fit and proper test, tetapi setelah ditempatkan, dijalankan, kenapa kemudian ada permasalahan-permasalahan," jelas Agus dalam IFG Progress Launching secara virtual, Rabu (28/4/2021).
Mantan Menteri Keuangan (periode 2010-2013) ini juga memandang persaingan antar industri jasa keuangan saat ini menjadi kurang sehat. Pengelolaan yang tidak profesional ini pun tidak pernah terungkap ke masyarakat.
"Sehingga kita tahu, kaget, perusahaan yang sebelumnya dikatakan baik dan sehat, nggak tahunya kemudian ada masalah."
Agus pun menyindir kinerja Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang merupakan lembaga penanggung jawab dalam mengawasi industri keuangan perbankan dan non perbankan. Menurutnya, kinerja OJK harus diperbaiki.
"Tetapi kita juga melihat bahwa mungkin dibandingkan dengan pengawasan di sektor keuangan yang lain, misalnya di perbankan, ruang perbaikan untuk di sektor industri keuangan non bank itu masih ada ruang untuk perbaikan," tuturnya.
Lebih lanjut, Agus mengatakan pembentukan IFG Progress juga tak lepas dari kondisi yang terjadi di industri asuransi pasca terjadinya kasus pada PT Asuransi Jiwasraya (Persero).
"Kita tentu semua terpanggil untuk bangun industri asuransi penjaminan yang baik dan betul betul kredibel dan nantinya bisa tumbuh kesinambungan," ujarnya.
Berdasarkan data OJK, industri keuangan non bank dinilai masih sehat. Per Februari 2021, piutang Perusahaan Pembiayaan terkontraksi atau minus 19,8% secara tahunan (year on year/yoy).
Terkontraksinya piutang perusahaan itu, karena belum pulihnya permintaan dari sektor rumah tangga.
Sementara industri asuransi tercatat menghimpun pertambahan premi sebesar Rp 22,8 triliun. Terdiri dari industri asuransi jiwa Rp 15,5 triliun, asuransi umum dan reasuransi Rp 7,3 triliun.
Adapun fintech P2P Lending per Februari 2021 mencatatkan outstanding pembiayaan sebesar Rp 16,96 triliun atau tumbuh sebesar 17% (yoy).
(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Erick Tunjuk Angger P Yuwono Jadi Bos Baru Jiwasraya