
Kerap Bikin Rugi, Kenapa Penny Stock Digandrungi Trader?

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham dengan kapitalisasi pasar dan nilai yang kecil seperti saham-saham yang masuk ke dalam golongan penny stock memiliki ciri khas tersendiri dan sebagian memiliki harga yang dinamis. Alhasil, ada kecenderungan trader yang biasa bermain saham dengan jangka waktu cepat memanfaatkan penny stock untuk menghasilkan keuntungan.
Head of Research Henan Putihrai Sekuritas Robertus Yanuar Hardy mengungkapkan bahwa saham yang masuk kategori ini ada kecenderungan mudah dimanipulasi oleh market maker, karena memang tidak dipungkiri bahwa ada celah disitu.
"Kita sebagai investor baik pengalaman atau pemula harus riset lebih dalam lagi. Kira-kira harus lihat juga, siapa yang membeli, siapa yang menjual, siapa megang porsi terbesar dari emiten ini, kalau jumlah saham yang beredar ngga seberapa besar dari yang ditransaksikan, jadi rawan terjadinya manipulasi oleh beberapa pihak yang ngga bertanggung jawab," kata Robertus dalam Investime CNBC Indonesia, Kamis (16/4/21).
Kelemahan Penny stock adalah tidak liquid sebagaimana saham lain, sehingga cukup sulit baik untuk membeli dan menjual. Dengan likuiditas terbatas, maka ada kesulitan bagi masyarakat untuk melakukan investasi atau keluar masuk di saham-saham seperti itu. Namun, tentu ada juga kelebihannya.
"Sisi lain kelebihannya kalau masuk saat momentum tepat, misal beberapa perusahaan bank kecil kemarin, ada kenaikan tinggi beberapa diantara bank kecil itu termasuk papan pengembangan yang kapitalisasi pasarnya kecil juga. Saat masuk momentum tepat, kita bisa liat hasilkan return yang lumayan," sebutnya.
Bermain di momentum ini yang menjadi kesukaan para trader dalam bertransaksi. Namun, sebelum memulai langkah, ada baiknya mencari riset yang matang. Jika tidak, ada potensi kerugian besar yang bisa terasa.
"Kalau pemilihan ngga cukup tepat, dalam artian momentumnya belum ada di situ, saat membeli susah, menjualnya susah juga, karena sedikit partisipasi market untuk menyerap saham yang mau kita jual nantinya ketika itu masuk kategori penny stock," papar Robertus.
(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Penasaran sama Penny Stock, Jangan-jangan Saham Murahan?