
Mau Cuan? Hindari Ini Biar Nggak Fatal Investasi Saham

Jakarta, CNBC Indonesia - Investasi saham saat ini menjadi satu pilihan masyarakat terutama milenial yang baru ingin berinvestasi. Hal ini terlihat dari peningkatan investor milenial selama pandemi Covid-19.
Lalu bagaimana sih caranya agar bisa cuan berinvestasi saham?
CEO PT Elkoranvidi Indonesia Investama, Fendy Susiyanto mengatakan, jika ingin cuan berinvestasi saham maka harus belajar, bekali diri dengan informasi memadai dan menganalisis terlebih dahulu.
Itu penting sebab berinvestasi di satu produk saham karena hanya ikut-ikutan atau rekomendasi orang yang ternyata memiliki kepentingan (endorse) dinilai sebagai kesalahan yang sangat fatal.
"Yang fatal dan salah adalah ikuti tips saham yang sekarang sedang marak," ujarnya dalam program InvesTime CNBC Indonesia, Rabu (14/4/2021).
Menurutnya, sebelum memulai untuk berinvestasi saham ia menyarankan agar investor baru mengetahui bagaimana caranya, barang yang akan dibeli dan kondisinya seperti apa saat ini dan ke depannya.
Oleh karenanya ia menilai bahaya sekali mengikuti tips orang lain tanpa kita ketahui mengenai produk itu sendiri.
Sebab, orang yang merekomendasikan karena memiliki kepentingan biasanya akan mengatakan saham bagus dan memiliki return yang besar ke depannya. Namun, jika hal tersebut salah dan justru turun yang menanggung adalah diri sendiri.
"Kalau kita ikut [tips] begitu saja tanpa lihat detail, banyak terjadi seperti akhir-akhir ini, beli harga tinggi dan iming-iming harga akan naik berkali-kali lipat. Ini akan membuat dia rugi sendiri kalau turun dan dia nggak bisa meminta ganti rugi siapa-siapa dan dia rugi sendiri," jelasnya.
Oleh karenanya, ia kembali menekankan bahwa sebelum membeli produk investasi saham, kenali dulu produknya dan bagaimana kondisinya setidaknya dalam setahun terakhir. Selain itu, sesuaikan dengan profile resiko masing-masing.
"Jadi pelajari dulu profil risiko dan seberapa kuat nanggung risikonya. Apalagi kalau pinjam uang panas maka saat turun akan lebih berat lagi masalahnya," tegasnya.
Terkait dengan jumlah investor, data Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, jumlah investor baru sepanjang 2020 telah tumbuh 53,47% dari total jumlah investor pada 2019. Jumlah investor saham pada akhir 2020 telah mencapai 1.695.268 Single Investor Identification (SID).
Terdapat pertumbuhan sebanyak 590.658 SID jika dibandingkan dengan total jumlah investor saham pada akhir 2019 yang berjumlah 1.104.610 SID.
Investor baru pada 2020 secara signifikan didominasi oleh kaum milenial dengan rentang usia 18-30 tahun yang mencapai 411.480 SID atau 70%dari total investor baru tahun 2020. Pertumbuhan ini menguatkan dominasi kaum milenial sebagai investor di pasar modal Indonesia.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Live Now! Ngebet Beli Saham? Siapkan Dulu Amunisinya