
Deg-degan Tunggu Mr. Powell, Harga Emas Antam Mager Hari Ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. atau yang dikenal dengan emas Antam stagnan pada perdagangan Rabu (17/3/2021), jelang pengumuman hasil rapat kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed yang dipimpin ketuanya, Jerome Powell.
Emas ukuran/satuan 1 gram hari ini dibanderol Rp 927.000/batang, sama dengan harga Selasa kemarin. Satuan 100 gram yang biasa menjadi acuan juga tetap diperdagangkan di Rp 86.912.000/batang atau Rp 869.120/gram, melansir data dari situs resmi milik PT Antam, logammulia.com.
Emas Batangan | Harga per Batang | Harga per Gram |
0,5 Gram | Rp 513.500 | Rp 1.027.000 |
1 Gram | Rp 927.000 | Rp 927.000 |
2 Gram | Rp 1.794.000 | Rp 897.000 |
3 Gram | Rp 2.666.000 | Rp 888.667 |
5 Gram | Rp 4.410.000 | Rp 882.000 |
10 Gram | Rp 8.765.000 | Rp 876.500 |
25 Gram | Rp 21.787.000 | Rp 871.480 |
50 Gram | Rp 43.495.000 | Rp 869.900 |
100 Gram | Rp 86.912.000 | Rp 869.120 |
250 Gram | Rp 217.015.000 | Rp 868.060 |
500 Gram | Rp 433.820.000 | Rp 867.640 |
1000 Gram | Rp 867.600.000 | Rp 867.600 |
Hasil rapat kebijakan moneter The Fed yang akan diumumkan pada Kamis dini hari waktu Indonesia akan mempengaruhi harga emas Antam, sebab memiliki pengaruh yang besar terhadap pergerakan harga emas dunia, serta dolar AS.
Harga emas dunia merupakan acuan utama emas Antam, pergerakannya akan cenderung searah naik atau turun. Selain itu ada juga kurs rupiah, serta supply-demand yang mempengaruhi harga emas Antam.
Kurs rupiah sendiri tentunya dipengaruhi seberapa kuat dolar AS. Ketika rupiah menguat, maka harga emas dunia yang dibanderol dengan dolar AS akan menjadi lebih murah ketika dikonversi ke Mata Uang Garuda. Hal tersebut bisa menurunkan harga emas Antam, apalagi jika harga emas dunia juga menurun.
Kenaikan yield obligasi (Treasury) AS menjadi isu utama dalam rapat kebijakan moneter The Fed kali ini. Yield Treasury tenor 10 tahun berada di level tertinggi sejak Februari 2020 lalu, atau sebelum virus corona dinyatakan sebagai pandemi, dan The Fed belum membabat habis suku bunganya menjadi 0,25%.
Kenaikan yield Treasury dikhawatirkan akan memicu kenaikan biaya pinjaman, sehingga berisiko menghambat laju pemulihan ekonomi Negeri Paman Sam. Oleh karena itu, The Fed diperkirakan akan mengambil tindakan guna meredam kenaikan yield Treasury.
Jika itu benar terjadi, maka emas dunia berpeluang menguat dan emas Antam akan terkerek naik. Sebab, Treasury sama dengan emas merupakan aset aman (safe haven). Bedanya Treasury memberikan imbal hasil (yield) sementara emas tanpa imbal hasil.
Dengan kondisi tersebut, saat yield Treasury terus menanjak maka akan menjadi lebih menarik ketimbang emas. Sehingga emas menjadi kurang diuntungkan ketika yield Treasury menanjak, sebaliknya saat yield turun maka emas akan mendapat sentimen positif.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ibu-ibu, Harga Emas Antam Sudah Drop 13% Lho, Beli?