
Terbukti Gak Tahan Lama, Harga Emas Antam Hari Ini Jeblok!

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas Antam akhirnya jeblok juga setelah 3 hari beruntun tidak pernah melemah. Emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. ini menguat pada perdagangan awal pekan dan Rabu kemarin, sementara di hari Selasa stagnan.
Pada perdagangan hari ini, Kamis (4/2/2021) emas Antam satuan 1 gram dibanderol Rp 923.000/batang, turun Rp 5.000 atau 0,54% dibadingkan harga Rabu kemarin, melansir data dari logammulia.com, situs resmi milik PT Antam.
Sementara itu satuan 100 gram yang biasa jadi acuan turun 0,57% ke Rp 86.512.000/batang atau Rp 865.120/gram.
Emas Batangan | Harga per Batang | Harga per Gram |
0,5 Gram | Rp 511.500 | Rp 1.023.000 |
1 Gram | Rp 923.000 | Rp 923.000 |
2 Gram | Rp 1.786.000 | Rp 893.000 |
3 Gram | Rp 2.654.000 | Rp 884.667 |
5 Gram | Rp 4.390.000 | Rp 878.000 |
10 Gram | Rp 8.725.000 | Rp 872.500 |
25 Gram | Rp 21.687.000 | Rp 867.480 |
50 Gram | Rp 43.295.000 | Rp 865.900 |
100 Gram | Rp 86.512.000 | Rp 865.120 |
250 Gram | Rp 216.015.000 | Rp 864.060 |
500 Gram | Rp 431.820.000 | Rp 863.640 |
1000 Gram | Rp 863.600.000 | Rp 863.600 |
Harga jual tersebut belum termasuk pajak 0,45% bagi yang pembeli yang memiliki NPWP, dan 0,9% bagi pembeli yang tidak memiliki NPWP.
Penurunan harga emas Antam hari ini mengikuti harga emas dunia yang merosot 1,56% ke US$ 1.710,95/troy ons. Bahkan sebelumnya nyaris menjebol US$ 1.700/troy ons.
Kemerosotan harga emas terjadi akibat naiknya yield obligasi (Treasury) Amerika Serikat. Yield Treasury AS tenor 10 tahun kemarin naik 5,54 basis poin ke 1,4704%, sebelumnya bahkan sempat menyentuh level 1,498%.
Posisi yield ini masih berada di level tertinggi sejak Februari 2020, atau sebelum virus corona dinyatakan sebagai pandemi dan sebelum bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) membabat habis suku bunganya menjadi 0,25%.
Pada pekan lalu, yield Treasury tenor 10 tahun ini bahkan mencapai 1,6%. Pelaku pasar melihat prospek membaiknya perekonomian AS serta risiko kenaikan inflasi.
Terus menanjaknya yield Treasury yang dilatarbelakangi prospek pemulihan ekonomi dan kenaikan inflasi, membuat pasar keuangan global kembali dihantui oleh tapering (pengurangan program pembelian aset atau quantitative easing The Fed) yang dapat memicu taper tantrum.
"Jika pasar mulai percaya The Fed kehilangan kendali terhadap arah pasar obligasi, semua isu mengenai taper tantrum akan kembali muncul," kata Art Cahshin, direktur operasi di UBS, sebagaimana dilansir CNBC International, Jumat (26/2/2021).
Treasury sama dengan emas merupakan aset aman (safe haven). Bedanya Treasury memberikan imbal hasil (yield) sementara emas tanpa imbal hasil. Dengan kondisi tersebut, saat yield Treasury terus menanjak maka akan menjadi lebih menarik ketimbang emas. Alhasil emas dunia pun menurun.
Selain itu, taper tantrum juga menjadi salah satu faktor yang membuat harga emas akan semakin merosot. Sebab saat itu terjadi dolar AS akan menjadi perkasa. Harga emas dunia pernah merasakan keganasan taper tantrum pada periode 2013-2015.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ibu-ibu, Harga Emas Antam Sudah Drop 13% Lho, Beli?