Terbukti Gak Tahan Lama, Harga Emas Antam Hari Ini Jeblok!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
04 March 2021 10:17
Petugas menunjukkan koin emas Dirham di Gerai Butik Emas Antam, Jakarta, Kamis (4/2/2021). Bank Indonesia (BI) mengajak masyarakat dan berbagai pihak untuk menjaga kedaulatan Rupiah sebagai mata uang NKRI.    (CNBC Indonesia/ Tri Susislo)
Foto: Koin Emas Dirham (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas Antam akhirnya jeblok juga setelah 3 hari beruntun tidak pernah melemah. Emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. ini menguat pada perdagangan awal pekan dan Rabu kemarin, sementara di hari Selasa stagnan.

Pada perdagangan hari ini, Kamis (4/2/2021) emas Antam satuan 1 gram dibanderol Rp 923.000/batang, turun Rp 5.000 atau 0,54% dibadingkan harga Rabu kemarin, melansir data dari logammulia.com, situs resmi milik PT Antam.

Sementara itu satuan 100 gram yang biasa jadi acuan turun 0,57% ke Rp 86.512.000/batang atau Rp 865.120/gram.

Emas BatanganHarga per BatangHarga per Gram
0,5 GramRp 511.500Rp 1.023.000
1 GramRp 923.000Rp 923.000
2 GramRp 1.786.000Rp 893.000
3 GramRp 2.654.000Rp 884.667
5 GramRp 4.390.000Rp 878.000
10 GramRp 8.725.000Rp 872.500
25 GramRp 21.687.000Rp 867.480
50 GramRp 43.295.000Rp 865.900
100 GramRp 86.512.000Rp 865.120
250 GramRp 216.015.000Rp 864.060
500 GramRp 431.820.000Rp 863.640
1000 GramRp 863.600.000Rp 863.600

Harga jual tersebut belum termasuk pajak 0,45% bagi yang pembeli yang memiliki NPWP, dan 0,9% bagi pembeli yang tidak memiliki NPWP.

Penurunan harga emas Antam hari ini mengikuti harga emas dunia yang merosot 1,56% ke US$ 1.710,95/troy ons. Bahkan sebelumnya nyaris menjebol US$ 1.700/troy ons.

Kemerosotan harga emas terjadi akibat naiknya yield obligasi (Treasury) Amerika Serikat. Yield Treasury AS tenor 10 tahun kemarin naik 5,54 basis poin ke 1,4704%, sebelumnya bahkan sempat menyentuh level 1,498%.

Posisi yield ini masih berada di level tertinggi sejak Februari 2020, atau sebelum virus corona dinyatakan sebagai pandemi dan sebelum bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) membabat habis suku bunganya menjadi 0,25%.

Pada pekan lalu, yield Treasury tenor 10 tahun ini bahkan mencapai 1,6%. Pelaku pasar melihat prospek membaiknya perekonomian AS serta risiko kenaikan inflasi.

Terus menanjaknya yield Treasury yang dilatarbelakangi prospek pemulihan ekonomi dan kenaikan inflasi, membuat pasar keuangan global kembali dihantui oleh tapering (pengurangan program pembelian aset atau quantitative easing The Fed) yang dapat memicu taper tantrum.

"Jika pasar mulai percaya The Fed kehilangan kendali terhadap arah pasar obligasi, semua isu mengenai taper tantrum akan kembali muncul," kata Art Cahshin, direktur operasi di UBS, sebagaimana dilansir CNBC International, Jumat (26/2/2021). 

Treasury sama dengan emas merupakan aset aman (safe haven). Bedanya Treasury memberikan imbal hasil (yield) sementara emas tanpa imbal hasil. Dengan kondisi tersebut, saat yield Treasury terus menanjak maka akan menjadi lebih menarik ketimbang emas. Alhasil emas dunia pun menurun.

Selain itu, taper tantrum juga menjadi salah satu faktor yang membuat harga emas akan semakin merosot. Sebab saat itu terjadi dolar AS akan menjadi perkasa. Harga emas dunia pernah merasakan keganasan taper tantrum pada periode 2013-2015.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ibu-ibu, Harga Emas Antam Sudah Drop 13% Lho, Beli?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular