Kehabisan 'Bensin', Harga Emas Antam Hari Ini Jadi Rp 938.000

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
24 February 2021 09:45
Petugas menunjukkan koin emas Dirham di Gerai Butik Emas Antam, Jakarta, Kamis (4/2/2021). Bank Indonesia (BI) mengajak masyarakat dan berbagai pihak untuk menjaga kedaulatan Rupiah sebagai mata uang NKRI.    (CNBC Indonesia/ Tri Susislo)
Foto: Koin Emas Dirham (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. atau yang dikenal dengan emas Antam melesat Selasa kemarin. Namun, pada perdagangan hari ini, Rabu (24/2/2021), justru mager alias stagnan.

Melansir data dari situs resmi milik PT Antam, logammulia.com, harga emas satuan 1 gram tetap di Rp 938.000/batang, setelah menguat 0,86% kemarin.

Satuan 100 gram yang biasa menjadi acuan juga tetap dilepas Rp 88.012.000/batang atau Rp 880.120/gram. Kemarin emas ini melesat nyaris 1%.

Emas BatanganHarga per BatangHarga per Gram
0,5 GramRp 519.000Rp 1.038.000
1 GramRp 938.000Rp 938.000
2 GramRp 1.816.000Rp 908.000
3 GramRp 2.699.000Rp 899.667
5 GramRp 4.465.000Rp 893.000
10 GramRp 8.875.000Rp 887.500
25 GramRp 22.062.000Rp 882.480
50 GramRp 44.045.000Rp 880.900
100 GramRp 88.012.000Rp 880.120
250 GramRp 219.765.000Rp 879.060
500 GramRp 439.320.000Rp 878.640
1000 GramRp 878.600.000Rp 878.600

Harga emas Antam yang stagnan pada hari ini terbilang cukup bagus melihat emas dunia yang kembali terkoreksi pada perdagangan Selasa kemarin.

Melansir data Refinitiv, harga emas dunia kemarin melemah 0,2% ke US$ 1.805,06/troy ons.

Terkoreksinya harga emas bahkan terjadi setelah ketua bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed), Jerome Powell, memberikan testimoninya di hadapan Kongres AS.

Dalam testimoni tersebut, Powell mengatakan jika inflasi masih lemah dan pemulihan ekonomi masih dipenuhi ketidakpastian.

"Perekonomian AS masih jauh dari target inflasi dan pasar tenaga kerja kami, dan kemungkinan memerlukan waktu cukup lama untuk mendapatkan kemajuan yang substansial," kata Powell sebagaimana dilansir CNBC International, Selasa (24/2/2021).

Pernyataan tersebut menegaskan jika kebijakan The Fed belum akan berubah dalam waktu dekat, yang membuat kecemasan pasar mereda. Artinya program pembelian aset (quantitave easing/QE) nilainya masih sama sekitar US$ 120 miliar per bulan, kemudian suku bunga rendah 0,25% masih akan dipertahankan hingga tahun 2023.

Stimulus moneter dari The Fed tersebut merupakan bahan bakar emas dunia untuk menguat. Tetapi nyatanya, kemarin kembali terkoreksi, bahkan jika melihat ke belakang emas sebenarnya dalam tren menurun.

Hal tersebut mengindikasikan emas kurang menarik bagi para pelaku pasar di awal tahun ini.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ibu-ibu, Harga Emas Antam Sudah Drop 13% Lho, Beli?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular