InvesTime

Begini Cara Ngecek Saham Kategori Multibagger atau Enggak!

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
01 February 2021 08:26
Pengunjung melintas dan mengamati pergerakan layar elektronik di di Jakarta, Selasa (2/1/2018).
Foto: Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Belakangan ini saham-saham kategori multibagger mulai jadi perhatian dan dinilai menarik bagi investor yang berniat menanamkan modalnya untuk jangka panjang.

Saham multibagger merupakan saham yang bisa memberikan gain atau keuntungan berkali-kali lipat dari harga perolehannya. Istilah ini pertama kali diperkenalkan trader saham global di bursa Wall Street AS, Peter Lynch

Analis PT Binaartha Sekuritas, M. Nafan Aji Gusta mengatakan kinerja saham multibagger ada potensi kenaikan secara rata-rata.

Menurut dia, saham multibagger  idealnya dibeli saat harga berada sahamnya masih di bawah Rp 1.000 per sahamnya.

Tujuannya agar investor bisa mendapatkan gain yang maksimal. Namun juga tidak menutup kemungkinan untuk membeli saham yang harganya di bawah Rp 2.000 per sahamnya.

"Multibagger idealnya di bawah Rp.1000, di bawah Rp 2.000 kalau menengah lebih optimal di Rp 1.000 kalau harapan keuntungan 10 kali lipat atau lebih," ungkapnya dalam program InvesTime CNBC Indonesia, Kamis, (28/01/2021).

Lebih lanjut dia mengatakan saham multibagger ini berpotensi paling banyak ada di saham-saham yang memiliki kapitalisasi pasar atau market cap kecil. Menurutnya saham multibagger bisa dilihat dari kinerja harga saham.

Sebagai informasi, dalam literatur dan jadi informasi umum bahwa saham-saham disebut sebagai mid-cap stocks atau second-liner, biasanya memiliki kapitalisasi pasar antara Rp 500 miliar - Rp 10 triliun, dan ada pula yang mematok di bawah Rp 100 triliun.

Adapun saham lapis ketiga atau junk stocks alias small-cap stocks biasanya kapitalisasinya berada di bawah angka Rp 500 miliar.

Di BEI, ada dua indeks yang mengakomodasi saham-saham jenis ini yakni IDX SMC Composite dan IDX Small-Mid Cap (SMC) Liquid. IDX SMC Composite adalah indeks yang mengukur kinerja harga dari saham-saham yang memiliki kapitalisasi pasar kecil dan menengah.

Sementara itu, Indeks IDX Small-Mid Cap (SMC) Liquid yang diluncurkan sejak 21 Desember 2017 memiliki 54 saham pilihan yang diseleksi dari IDX SMC Composite (berisi lebih dari 300 saham).

Lebih lanjut, Nafan mengatakan, pergerakan harga saham jika secara teknikal sudah kemurahan alias undervalue, misalnya sudah jenuh jual (oversold), maka saham tersebut layak untuk dicermati. Karena jika terjadi kenaikan maka ini bisa berkali-kali lipat.

"Misalnya terjadi kenaikan potensi dari kenaikan pun bisa berkali-kali lipat. Maka wajar investor berhasil beli saham multibagger," tuturnya.

Menurut dia, saham unggulan atau blue chip yang undervalue itu jika ke depan mendapatkan tren positif juga bisa masuk menjadi saham multibagger. Namun yang penting untuk dilihat adalah perspektif jangka panjang dari investasi saham multibagger.

"Blue chip undervalue ke depan dapat tren positif dalam kategori multibagger," jelasnya.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Live Now! Mau Cuan? Kenal Dulu Jenis Saham di Bursa Nih

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular