
Ini Saran Investasi di Tengah Pasar Panik & Dana Asing Kabur

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Senin (30/11/2020) turun tajam 2,96% ke 5.612,41. Investor asing melakukan aksi jual bersih Rp 2,69 triliun, meskipun nilai transaksi harian mencapai Rp 32,83 triliun dengan frekuensi sebanyak 1,69 juta kali.
Eastspring Investment menyatakan, volatilitas pasar modal masih akan tinggi dalam jangka pendek. Perkembangan data Covid-19 masih menjadi sorotan utama para pelaku pasar. Seperti diketahui, dalam beberapa hari terakhir, jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia kembali meledak alias naik tinggi.
Para pelaku pasar khawatir, kenaikan ini akan memaksa munculnya kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) ketat di Jakarta. Karena itu dana asing di bursa saham keluar Rp 2,69 triliun pada hari ini.
Saham-saham berkapitalisasi besar seperti PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) turun 2,8%. Kemudian PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) turun 4,9%. Bahkan saham PT Astra Internasional Tbk (ASII) dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) turun tajam masing-masing 4,5% dan 6,6%.
Lantas kita harus berinvestasi di mana dong?
"Untuk reksa dana saham, kami tetap bersandar pada sektor-sektor defensif yang cenderung tahan banting di saat pertumbuhan ekonomi sedang mengalami perlambatan seperti sektor berbasis konsumsi, kesehatan dan komunikasi. Untuk reksa dana pendapatan tetap, portofolio kami mementingkan likuiditas dan bersandar pada SUN dengan pemilihan tenor jangka menengah (5-10 tahun) atau seri benchmark," tutur Eastspring.
(wed/wed)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 5 Tips Investasi: Mudah Kelola Risiko, Optimalkan Imbal Hasil
