
Kacau! Mau Cepat Kaya Main Saham, Rugi Besar Bunuh Diri

Jakarta, CNBC Indonesia - Regulator pasar modal Amerika Serikat (Securities & Exchange Commission/SEC) menyampaikan kekhawatiran terkait perilaku investor ritel yang belakangan lebih suka berinvestasi jangka pendek dengan aplikasi yang murah di bandingkan menjadi investor jangka panjang.
"Kami melihat aliran masuk yang signifikan dari investor ritel yang melakukan lebih banyak transaksi harian daripada berinvestasi," kata Jay Clayton dalam wawancara Kamis di CNBC's "Squawk Box." sebagaimana dikutip dari Reuters.
Kehadiran banyak aplikasi perdagangan baru dengan biaya murah serta mudah digunakan dengan bunga sangat rendah, membuat uang investor ritel banjir ke pasar saham dan mencoba mencari peruntungan saat pasar sedang dalam tren menguat. Bahkan, uang para investor tersebut sering dialokasikan ke aset yang sangat berisiko, termasuk saham yang perusahaannya telah mengajukan kebangkrutan.
Robinhood Markets Inc mengkritisi hal ini, pada saat ada seorang nasabah berusia 20 tahun bunuh diri setelah percaya setelah yakin ia mengalami kerugian besar menggunakan aplikasi perdagangan yang tidak resmi. Sejak itu perusahaan telah memperluas konten edukasinya untuk pilihan perdagangan.
"Saya mendorong orang untuk mendidik diri mereka sendiri, tetapi perdagangan jangka pendek lebih berisiko daripada investasi jangka panjang dan saya khawatir tentang risiko yang diambil investor," kata Clayton kepada CNBC.
Dia juga membela proposal agensi baru-baru ini untuk secara signifikan meningkatkan ambang pelaporan bagi manajer investasi institusional besar setelah kritikus mengatakan itu akan mengurangi transparansi pasar.
Bulan lalu, SEC mengusulkan penyesuaian Form 13F, laporan triwulanan menyerahkan dana lindung nilai tentang aktivitas dan kepemilikan investasi mereka. Langkah itu akan menangkap aktivitas dana lindung nilai yang memiliki aset US$ 3,5 miliar, naik dari ambang batas US$ 100 juta saat ini yang dibuat empat dekade lalu.
"Tujuan dari formulir ini adalah bagi regulator untuk mengelola posisi besar di pasar dan ambang saat ini jelas bukan angka yang tepat," kata Clayton. (*)
(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ini Dia 5 Kelebihan Trading Forex Dibandingkan Trading Saham