Deg-degan Beli Saham? Bisa Dicoba 4 Instrumen Investasi Ini

Yazid Muamar, CNBC Indonesia
04 February 2020 09:19
Merebaknya wabah virus corona ke beberapa negara membuat investor cenderung menghindari instrumen investasi berisiko.
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Merebaknya wabah virus corona ke beberapa negara membuat investor cenderung menghindari instrumen investasi berisiko dan cenderung memilih investasi yang aman (safe haven) meski potensi keuntungannya lebih kecil.

Pelaku pasar masih diliputi kekhawatiran wabah virus corona dari kota Wuhan China yang akan memukul perekonomian skala global hingga berdampak pada ekonomi dalam negeri yang sejauh ini pertumbuhannya stabil di atas 5%.

Instrumen investasi seperti saham mulai dihindari karena potensi penurunannya cukup besar akibat wabah virus corona dari kota Wuhan China yang berpotensi memukul perekonomian skala global hingga ekonomi dalam negeri yang masih stabil di atas 5%.

Sepanjang pekan lalu hingga Jumat (31/1/2020), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok 304 poin atau 4,87% pada level 5.940, penurunan tertinggi sejak bulan Mei 2019.

Tentunya investor harus aktif dalam berinvestasi dengan mencari alternatif instrumen investasi yang mampu membuat aset menjadi tergerus.

Investasi yang dirangkum CNBC Indonesia berikut ini bisa dikatakan cocok untuk investasi di kala virus corona masih menjadi wabah dunia:


Reksa Dana Non-Saham
Reksa dana (RD) merupakan instrumen investasi yang terdiri dari beberapa portofolio investasi, antara lain: saham, obligasi/surat utang, dan deposito.

Ada empat jenis reksa dana yang dijual bebas (open end) disesuaikan dengan besarnya aset dasar investasinya (underlying asset) seperti RD saham (minimal 80% di saham), RD pendapatan tetap (minimal 80% obligasi), RD pasar uang (80% surat utang kurang dari setahun), dan RD campuran (maksimal 70% di salah satu aset sebelumnya).

Guna menghindari fluktuasi dan potensi penurunan aset, sebaiknya pilihlah reksa dana non saham seperti RD pasar uang dan RD pendapatan tetap.



Surat Berharga Negara Ritel (SBR)
Obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara Ritel (SBR) dikenal sebagai aset yang bebas risiko karena pengembalian investasi awal (nilai pokok) dan bunga (coupon) yang didapat dijamin oleh negara.

Kementerian Keuangan, pada Senin (27/1/2020) pekan lalu mulai menjual Surat Utang Negara dengan seri SBR009. DJPPR menjelaskan masa penawaran SBR009 akan berakhir tanggal 13 Februari 2020 pukul 10.00 WIB. Kemudian, penetapan Hasil Penjualan akan diumumkan pada tanggal 17 Februari 2020.

Bagi individu yang berminat, dapat berinvestasi dengan melakukan pemesanan melalui sistem aplikasi Mitra Distribusi dengan minimal pembelian Rp 1 juta dengan imbal hasil 6,30% per tahun.


Deposito
Deposito merupakan instrumen investasi yang dikeluarkan oleh sebuah bank di dalam negeri. Perlu dicatat, bahwa hanya deposito yang dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) maksimal hanya Rp 2 miliar dan bunganya sesuai dengan ketentuan LPS.



Emas
Sampai saat ini, emas masih menjadi logam mulia yang paling banyak dijadikan investasi. Emas termasuk instrumen investasi yang mudah dikelola, dicairkan, serta diperjualbelikan.

Harga emas di tingkat global kembali berada di jalur tertingginya dalam lima bulan terakhir seiring kekhawatiran akan perlambatan ekonomi yang timbul dari epidemi virus corona yang semakin banyak memakan korban.

Sebaiknya berinvestasilah pada emas batangan karena kadarnya yang lebih tinggi hingga 99%. Semakin besar berat batang emas maka semakin murah harganya karena ongkos produksinya yang lebih murah.


TIM RISET CNBC INDONESIA

[Gambas:Video CNBC]




(yam/tas) Next Article Masih Mahasiswa? Begini Cara Kelola Uang & Investasimu

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular