Bakrie Life, Bumiputera & Jiwasraya Kena Kasus, Apa Kata OJK?
Yanurisa Ananta, CNBC Indonesia
02 April 2019 17:49
Jakarta, CNBC Indonesia - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) angkat suara soal kasus yang menimpa Asuransi Jiwa Bakrie Life, Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera dan Asuransi Jiwa Jiwasraya.
Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) Riswinandi mengatakan kasus Bakrie Life sudah selesai lagi dalam proses penyelesaian kewajiban kepada nasabah. Pada 2017, OJK telah mencabut izin usaha Bakrie Life.
Sementara soal AJB Bumiputera, OJK telah merestui manajemen baru dan sedang melakukan perbaikan. Proses perbaikan ini juga tidak mudah karena terjadi cukup lama dan sampai sekarang premi-premi belum selesai tetapi AJB Bumiputera masih memilik aset.
Adapun Jiwasraya, OJK sedang menunggu proposal penyelesaian dari manajemen. Proposal tersebut nantinya berisi berbagai alternatif untuk menyelesaikan 'gagal bayar' premi saving plan yang jatuh tempo sebesar Rp 802 miliar.
"Kejadian [AJB Bumiputera] bukan baru-baru ini, sudah ada sejak 1995 - 1996 - 1997 sudah kejadian. jadi kalau memang dia kejadian kaya gini ya akumulasi yang sekarang harus kita perbaiki. Jadi kasih kepercayaan kepada para manajemen kemudian juga tenangkan masyarakat," jelasnya.
Riswinandi menambakan pada prinsipnya setiap premi atau kewajibannya di industri asuransi perlu ada pencadangan. Pencadangan tersebut juga perlu diinvestasikan sehingga memiliki financial asset yang bisa dimaksimalkan perusahaan asuransi.
"Karena aset ini memang aset investasi yang memang disiapkan kalau sewaktu-sewaktu dibutuhkan bisa dijual. Jadi timingnya tinggal dilihat sambil mempersiapkan produk-produk baru untuk bisa dimasyarakatkan juga memperbaiki kapasitas, sistem , jadi ini memang lagi dikerjakan sekarang," jelas Riswinandi.
(roy/dru) Next Article Bos AJB Bumiputera: Pembayaran Klaim Jadi Prioritas Utama
Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) Riswinandi mengatakan kasus Bakrie Life sudah selesai lagi dalam proses penyelesaian kewajiban kepada nasabah. Pada 2017, OJK telah mencabut izin usaha Bakrie Life.
Sementara soal AJB Bumiputera, OJK telah merestui manajemen baru dan sedang melakukan perbaikan. Proses perbaikan ini juga tidak mudah karena terjadi cukup lama dan sampai sekarang premi-premi belum selesai tetapi AJB Bumiputera masih memilik aset.
"Kejadian [AJB Bumiputera] bukan baru-baru ini, sudah ada sejak 1995 - 1996 - 1997 sudah kejadian. jadi kalau memang dia kejadian kaya gini ya akumulasi yang sekarang harus kita perbaiki. Jadi kasih kepercayaan kepada para manajemen kemudian juga tenangkan masyarakat," jelasnya.
Riswinandi menambakan pada prinsipnya setiap premi atau kewajibannya di industri asuransi perlu ada pencadangan. Pencadangan tersebut juga perlu diinvestasikan sehingga memiliki financial asset yang bisa dimaksimalkan perusahaan asuransi.
"Karena aset ini memang aset investasi yang memang disiapkan kalau sewaktu-sewaktu dibutuhkan bisa dijual. Jadi timingnya tinggal dilihat sambil mempersiapkan produk-produk baru untuk bisa dimasyarakatkan juga memperbaiki kapasitas, sistem , jadi ini memang lagi dikerjakan sekarang," jelas Riswinandi.
(roy/dru) Next Article Bos AJB Bumiputera: Pembayaran Klaim Jadi Prioritas Utama
Most Popular