
Perkembangan Teknologi
Akankah Robot Merebut Pekerjaan Manusia? Ini Jawabannya
Roy Franedya, CNBC Indonesia
12 June 2018 11:16

Jakarta, CNBC Indonesia - Artificial intellegence (kecerdasan buatan) dan robotic telah menciptakan terobosan baru dalam kehidupan manusia. Di masa depan akan ditemui robot, truk otonom hingga mesin pintar lainnya.
Kehadiran teknologi ini menimbulkan kekhawatiran akan masa depan pekerjaan manusia. Akankah tingkat pengangguran meningkat karena robot bisa menggantikan manusia dalam pekerjaannya?
Topik ini menjadi pembicaraan dalam acara EmTech Next 2018 yang berlangsung di Cambridge, Massachusetts, Amerika Serikat (AS). Dalam diskusi ini disimpulkan akan banyak hal yang dapat dilakukan oleh manusia, terutama pekerjaan yang membutuhkan intuisi dan emosional.
Tenaga pengajar Robotic di MIT, David Mindell, mengatakan setelah bertahun-tahun mempelajari interaksi manusia dengan robot, salah fakta yang tidak bisa dihilangkan mesin-mesin membutuhkan bantuan.
"Ketika robot berhasil, mereka tidak pernah sendirian," ujarnya seperti dikutip dari Boston Globe.
Mindell mencontohkan pendaratan di bulan yang dilakukan Neil Amstrong. Semua dikendalikan komputer tetapi ketika pesawat antariksa terbang tidak sesuai orbitnya, Neil mengesampingkan komputer dan mengambil kemudi secara manual.
Daniela Rus, Direktur MIT untuk bidang Computer Science and Artificial Intelligence Laboratory menambahkan dalam bidang hukum, kecerdasan buatan unggul dalam penelitian hukum yang mendalam ketimbang pengacara ahli.
"Tetapi mesin tidak bisa menulis risahlah yang menarik. Mesin tidak dapat menasihati klien dan mesin tidak dapat membujuk para hakim. Akan ada pembagian kerja antara mesin dan manusia," ujar Daniela seperti dikutip dari MIT Technology Review.
(roy/prm) Next Article Ingin Tingkatkan Industri AI, India Harus Kejar China dan AS
Kehadiran teknologi ini menimbulkan kekhawatiran akan masa depan pekerjaan manusia. Akankah tingkat pengangguran meningkat karena robot bisa menggantikan manusia dalam pekerjaannya?
Topik ini menjadi pembicaraan dalam acara EmTech Next 2018 yang berlangsung di Cambridge, Massachusetts, Amerika Serikat (AS). Dalam diskusi ini disimpulkan akan banyak hal yang dapat dilakukan oleh manusia, terutama pekerjaan yang membutuhkan intuisi dan emosional.
"Ketika robot berhasil, mereka tidak pernah sendirian," ujarnya seperti dikutip dari Boston Globe.
Mindell mencontohkan pendaratan di bulan yang dilakukan Neil Amstrong. Semua dikendalikan komputer tetapi ketika pesawat antariksa terbang tidak sesuai orbitnya, Neil mengesampingkan komputer dan mengambil kemudi secara manual.
Daniela Rus, Direktur MIT untuk bidang Computer Science and Artificial Intelligence Laboratory menambahkan dalam bidang hukum, kecerdasan buatan unggul dalam penelitian hukum yang mendalam ketimbang pengacara ahli.
"Tetapi mesin tidak bisa menulis risahlah yang menarik. Mesin tidak dapat menasihati klien dan mesin tidak dapat membujuk para hakim. Akan ada pembagian kerja antara mesin dan manusia," ujar Daniela seperti dikutip dari MIT Technology Review.
(roy/prm) Next Article Ingin Tingkatkan Industri AI, India Harus Kejar China dan AS
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular