Bahlil Blak-blakan Investasi Rp1.200 T Hingga RI Raja Baterai

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
10 August 2022 22:00
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia. (Dokumentasi CNBC Indonesia TV)
Foto: Bahlil Lahadalia. (Dokumentasi CNBC Indonesia TV)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia buka-bukaan mengenai strategi pemerintah dalam menjaring investasi dari dalam maupun luar negeri. Dia juga menjelaskan beberapa komitmen investasi asing yang sudah didapatkan.

Semua itu disampaikan Bahlil dalam segmen Economic Update pada program Closing Bell CNBC Indonesia yang tayang pada Rabu (10/8/2022).

Dalam kesempatan itu, Bahlil juga yakin target realisasi pada tahun ini mencapai Rp 1.200 triliun masih dapat tercapai. Dia bahkan juga masih optimistis jika target realisasi investasi tahun depan di atas Rp 1.200 triliun pun masih dapat dikejar.



Berikut petikan wawancaranya:

Realisasi investasi sepanjang kuartal II-2022 mencapai Rp 302,2 triliun atau naik 7% (QoQ) dan 35% (YoY). Strategi apa yang dilakukan hingga realisasi investasi meningkat?
Memasuki kabinet periode kedua Pak Jokowi jadi tantangan tersendiri. Begitu kami dilantik, masih terjadi perang dagang China dan AS. Perang dagang belum berakhir muncul virus Covid-19, pandemi belum selesai total muncul lagi perang Rusia dan Ukraina. Global semua tidak menentu.

Karena global tidak menentu, dibutuhkan satu strategi baru dalam pengelolaan negara khususnya dalam bidang investasi. Saya jadi anggota kabinet diperintahkan tiga hal mendorong investasi yang inklusif dan berkualitas, mengurus investasi jangan yang besar saja.

Apa resepnya? di tahun 2020-2021, beberapa lembaga dunia menyampaikan bahwa FDI turun 30%-40%, Indonesia turunnya gak lebih hanya 7%.

Di tahun 2020 realisasi investasi kita Rp 805 triliun, di 2021 Rp 856 triliun, tapi presiden minta saya Rp 900 triliun. Ini pekerjaan yang nggak gampang. Di era pandemi realisasi ini. Dari Rp 900 triliun itu, FDI kita turun gak lebih dari 7% tapi PMDN kita stabil.

Apa resepnya? Saya dulu katakan mengelola investasi Indonesia, karena saat itu pandemi, nggak ada referensi yang mewariskan mengelola itu di era pandemi. Jadi yang ada konsepnya tiba saat, tiba akan, konsepnya intuisi total mau pekerja dan menjalankan apa yang menjadi perintah.

Maka saya lakukan menyelesaikan investasi mangkrak Rp 708 triliun. Itu presiden minta saya selesaikan. Itu saya selesaikan mencapai 80%. Ini salah satu kontribusinya. Selain itu, omnibus law UU Cipta Kerja itu betul-betul memberi dampak positif. Kecepatan, ketepatan, transparansi, dan efisiensi investor dalam dan luar negeri. Konsistensi presiden memudahkan investor dalam dan luar mengurusnya satu pintu.

Rumusnya apa? Jadi menteri investasi zaman Covid-19 ini kalau pintar hanya baca buku atau cakap-cakap saja gak bisa. Karena masalah orang itu di lapangan. Setiap perusahaan A dan B beda-beda.

Makanya saya buat satgas Tim Mawar dan berisi anak-anak muda berusia di bawah 33 tahun, saya pimpin mendampingi investor end to end. Jadi kita seperti supervisor perusahaan mereka juga karena negara berkepentingan untuk realisasi itu muncul.

Karena negara butuh lapangan pekerjaan dan instrumennya itu investasi. Negara butuh pendapatan di mana 76% itu dari pajak dan paling besar dari perusahaan. Juga untuk menciptakan kawasan ekonomi dan pemerataan investasi itu nggak hanya sentral di Jawa itu harus didorong dengan investasi. Karena investasi itu untuk menciptakan kawasan ekonomi baru dan pemerataan.

Berarti target realisasi investasi Rp 1.200 triliun akan tercapai tahun ini?
Insya Allah. Di kuartal II kita Rp 300 triliun lebih, kuartal I Rp 287 triliun, sekarang kita capai 58,4% dari total Rp 1.200 triliun. Biasanya siklus arus itu investasi paling kecil di kuartal, lalu pada kuartal III dan kuartal IV naik karena orang kejar target.

Dengan data yang kami punya Insya Allah meski banyak orang yang pesimis. Saya mantan pengusaha berangkat dari nol kan jadi sudah biasa menghadapi masalah karena hidup saya lebih banyak menghadapi masalah.

Situasi ekonomi global menjadi tantangan. Ada resesi, kenaikan inflasi dan normalisasi suku bunga. Apakah investasi di sini masih menarik?
Kita jangan kufur nikmat, kita jangan tidak mensyukuri Allah berikan. Pertumbuhan ekonomi nasional kita salah satu yang terbaik di dunia. Fondasi makroekonomi kita salah satu yang terbaik di dunia.

Kenapa? Di kuartal II ekonomi kita tumbuh 5,44%. Beberapa negara lain nggak nyampe. Negara G20 yang pertumbuhannya bagus siapa? Indonesia.

Inflasi kita di 4,35%. Negara lain ada yang double digit seperti Turki 78%, Inggris 9,1%, AS 7,6%, Australia 5%, ini terjadi karena urusan pangan dan oil and gas.

Konsumsi kita 1,5 juta barel per hari, produksi kita 700 ribu barel per hari, jadi kita impor 800 ribu barel per hari. Tapi harga minyak naik sampai US$ 100 lebih sementara pada asumsi APBN US$ 63 sampai US$ 70 mau gak mau ini terjadi. Lalu suplai pangan, gandum. Meski pangan kita masih banyak substitusi. Apalagi kita gak hanya makan beras, saya masih makan singkong sama sagu.

Apa yang mau saya bilang? fondasi ekonomi kita dengan pertumbuhan konsumsi kita itu kan 5,1%. Investasi tumbuh 3,1% dan ekspor impor kita bagus bayangkan mau dapat pertumbuhan kaya gini di mana.

Dari potret itu kita punya keunggulan lain. Kita punya sumber daya alam, punya potensi market 43% Asia Tenggara karena populasi Asia Tenggara kita 43%, kita dorong program hilirisasi berorientasi green energy, green industry. Ini jadi referensi investor menanamkan modal di mana.

Kita juga pandai memainkan peran politik global kita dengan bebas aktif kita friend dengan AS, China, Uni Eropa Jepang, Korea, kita semua friend. Karena asas politik bebas aktif, di ekonomi juga menganut ini saya yakinkan saya keliling negara tujuan investor saya tawarkan hari ini Indonesia jadi surga investasi. Tapi harus kolaborasi dengan pengusaha nasional dan pengusaha UMKM.

Bahkan di 2023 presiden memerintah kemarin dari lewat sidang kabinet paripurna, investasi di atas Rp 1.200 triliun di 2023 karena defisit APBN kita yang tadinya di atas 3%, tahun ini 3,9% hingga 4% turun menjadi 2,87%.

Berarti ada 1%-1,5 % splitnya itu mungkin kalau diuangkan sekitar Rp 300 triliun hingga Rp 400 triliun. Jadi harus ada pos lain yang mengisi kekosongan itu supaya pertumbuhan kita di atas 0% instrumennya adalah investasi. Saya yakinkan investasi ke depan di atas Rp 1.200 triliun di 2023.

Bagaimana cara membuka lapangan pekerjaan yang lebih besar?
Itu instrumennya adalah investasi. Kontribusi konsumsi domestik terhadap pertumbuhan ekonomi itu 52%. Itu bicara konsumsi, daya beli, itu terjadi kalau ada kepastian pendapatan karena ada lapangan pekerjaan. Nah lapangan kerja nggak mungkin diciptakan lewat PNS semua.

Hari ini 7 juta eksisting lapangan kerja, angkatan kerja 2,9 juta setiap tahun baru tamat sekolah SMK dan perguruan tinggi. Pascapandemi pengangguran 6 juta berarti ada 14 juta-16 juta. Total penerimaan PNS, BUMN, TNI, Polri, karyawan BUMN gak lebih dari 10 juta. Nah 14 juta siapa yang menciptakan ya investasi.

Seperti apa Anda menjaga iklim investasi agar tidak dimonopoli satu negara?
Saya mau bilang presiden dalam memerintahkan kepada kami, tidak pernah mengurus satu negara saja. Jadi karpet merah semua selama mereka memenuhi aturan dan norma negara kita. Nggak benar ada yang mengatakan mengurus satu negara saja.

Memang diakui paling besar itu Singapura. Namun Singapura itu hub, saya gak yakin itu uang Singapura semua, sebagian mungkin uang orang Indonesia atau negara lain yang melakukan investasi di Indonesia melalui tahap Singapura.



Kedua itu Tiongkok. Tapi perlu diingat 2021 yang nomor 2 bukan Tiongkok tapi Hongkong. AS yang selama ini empat tahun terakhir masuk lima besar sekarang masuk. Korsel sama Jepang kejar-kejaran.

Urutan 10 besar biasanya Eropa hanya satu negara jadi dua negara. Artinya apa? Pertumbuhan FDI kita merata sekarang.

Gak ada cara lain kita jamin investasi mereka dengan baik. Jangan dipersulit kolaborasi dengan pengusaha nasional yang baik dan hilirisasi program transformasi ekonomi, ujungnya hilirisasi nilai tambah agar tidak terjadi deindustrialisasi yang tajam.

Kita dorong hilirisasi dengan memakai energi baru dan terbarukan dan ramah lingkungan kepada pembangunan EV battery dan membangun baterai listrik ini kita bangun betul supaya Indonesia dikenal industrialis baterai mobil karena perusahaan nomor 1 dan 2 dunia sudah investasi di Indonesia LG sama CATL. Bahkan VW masuk, BASF masuk itu dari Jerman, Foxcocn dari Taiwan. LG dari Korea, CATL China. Kita mau masuk juga dari AS

Beberapa hari lalu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi mengeklaim Tesla sudah tanda-tangan kontrak senilai US$ 5 miliar untuk bisa beli bahan baku pengolahan nikel. Apakah industri EV memang begitu menarik?
Saya mau nyatakan tidak ada negara di dunia mempunyai cadangan SDA bahan baku baterai mobil seperti Indonesia. Untuk bangun itu, ada lima komponen nikel, kobalt, lithium dan mangan. Kita gak punya lithium aja.

Cadangan nikel 25% di Indonesia. Kita lebih murah karena tambang nikel kita dengan port lebih dekat satu-satunya di dunia membangun ekosistem dari hulu sampai hilir itu Indonesia. Saya punya keyakinan kita jadi negara terbaik dalam hilirisasi mobil listrik.

Investasi di IKN juga terus didorong. Apa kabar rencana Foxconn yang mau berinvestasi di IKN?
Foxconn satu bulan lalu sudah MoU antara pemerintah Indonesia dan Foxconn dan BUMN dan perusahaan swasta nasional mau bangun kendaraan mobil listrik, baterai listrik, spare part, dan investasi di IKN. Sekarang di feasibility studies kita rencanakan akhir tahun ini sudah mulai start ground breaking.

Untuk di IKN, saya dampingi CEO Foxconn juga, Rp 118 triliun itu bukan bagian IKN mereka baru menyampaikan minatnya. Di IKN investasi banyak juga di Jepang dan Korea mereka ingin.

Kalau kita lihat dari UEA, ada komitmen Rp 300 triliun. Apakah sudah ada pembahasan?
Itu US$ 20 miliar, mereka komunikasi mereka mau masuk di IKN kemudian di beberapa sektor lain mungkin pembahasannya September ini selesai. Mereka sangat serius. MBZ (Syaikh Mohammed Bin Zayed) sudah ngomong soal ini dengan presiden (Joko Widodo). Itu investasinya lewat INA.

Apakah ke depan akan banyak pertumbuhan spot ekonomi baru?
Pak Jokowi ini out of the box. Menurut saya pemimpin negara memerintahkan jangan hanya Jawa Sentris. Beliau sadar betul investasi gak mungkin lahir kalo gak ada infrastruktur.

Sekarang pemerataan investasi terjadi. Sejak Indonesia merdeka sampai kuartal III-2020, investasi luar Jawa lebih sedikit. Di Jawa 58%-60%, luar Jawa itu 40%. Nah sejak kuartal III-2020 sampai 2022, pertumbuhan luar Jawa lebih tinggi. Terakhir 52% luar Jawa.

Nah apa strateginya?
Kami membuat formulasi bahwa kalau kalian buka luar Jawa, insentifnya lebih tinggi dari di Jawa karena pasti cost-nya lebih tinggi. Jangan Jawa dan luar Jawa itu kita samakan. Satu hal, tidak ada investasi kalau nggak gandeng pengusaha lokal, jangan jadikan orang daerah penonton. sekarang wajib dengan pengusaha daerah dan UMKM untuk jadi subjek dan objek pembangunan ekonomi.

Jangan lagi dengan pengusaha Jakarta nanti itu lagi, itu lagi. Kita desain lahir pengusaha baru naik kelas dan jadi pelaku ekonomi hebat masing-masing daerah. Kue ekonomi jangan dikuasai kelompok tertentu.

Saya pernah ngomong tahun 1998. Dua konsensus besar politik dan ekonomi pemilihan langsung presiden. Menteri gubernur, bupati, DPR ganti. Tapi di ekonomi, konglomerat itu terus ini fair. Makanya buat peraturan menteri investasi harus kolaborasi dengan pengusaha daerah. Itu pun masih ada yang bandel. Jadi negara harus hadir menjaga keseimbangan, meluruskan, dan membuat adil.

Bagaimana evaluasi Anda terhadap penerima tax holiday dan allowance yang dinilai investasinya mangkrak?
Penerima tax holiday dan tax allowance itu kurang lebih Rp 1.300 triliun. Benar data itu dari Kemenko Perekonomian sebelum saya masuk jadi kepala BKPM. Kita urai apa masalahnya yang bisa kita bantu, kita bantu. Makanya zaman saya tax holiday dan allowance tidak saya obral.

karena insentif fiskal itu instrumen gimana menarik mereka investasi di indo. Jadi tidak mesti insentif diberikan kepada perusahaan yang memang IRR bagus.

Kalau break even point 4-5 tahun, masa kita kasih tax holiday 10 tahun itu gak benar. Anda sudah untung, sharing dong sama negara kalau break even point lama 8-10 tahun kita kasih tax holiday di atas 10 tahun untuk rangsangan. Penataan saya tanpa insentif fiskal dan ini naik terus itu bagus juga.

Jadi jangan dijadikan ukuran insentif itu mengukur realisasi investasi kita. Masalahnya gak di situ. Dan saya menyelesaikan yang mangkrak itu selama mereka fair, saya bantu gimana menjawab penugasan presiden ke saya. Cara apapun gw buat. Insentif pelayanan utangin orang bahkan mandor kita kejar target.

Tahun depan Rp 1.200 triliun lebih kita punya langkah komprehensif. Yakinlah bahwa investasi kita tumbuh lebih baik.


(miq/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Catat! UMKM Yang Miliki NIB Lebih Mudah Akses Pembiayaan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular