CNBC Insight

Pendiri Gudang Garam Ternyata Pernah Merantau ke Pulau Garam

Petrik M, CNBC Indonesia
Minggu, 27/02/2022 09:10 WIB
Foto: Dok Istimewa

Jakarta, CNBC Indonesia - Pabrik rokok di Indonesia tak terpisahkan dengan nama produk papan atas seperti Gudang Garam. Dari nama yang sederhana, Gudang Garam jadi raksasa rokok di Indonesia, bahkan kini merambah ke bisnis pembangunan bandara di Kediri, Jawa Timur.

Semua kisah bermula dari daratan Tiongkok, Tjoa Jien Hwie yang masih tiga tahun dibawa bermigrasi ke Hindia Belanda. Mula-mula keluarganya tinggal di Sampang, Madura. Suatu pulau yang sejak lama menjadi pengekspor garam. 

Mula-mula, seperti disebut Richard Borsuk dan Nancy Chng dalam Liem Sioe Liong dan Salim Group (2016:87), ayahnya membuka toko di Kelontong kecil di sana. Keadaan berubah setelah ayahnya meninggal dunia di sana. Dari pulau itu dia pindah lagi ke kota lain di Jawa Timur.


"Mula-mula ia bekerja pada pamannya, seorang produsen kretek bermerek 93," tulis Leo Suryadinata dalam Negara dan etnis Tionghoa: kasus Indonesia (2002:146). Dia kemudian melepaskan diri dari pamannya dan membangun bisnisnya sendiri.

Tjoa Jien Hwie, disebut Mark Hanusz dalam Kretek: The Culture and Heritage of Indonesia's Clove Cigarettes (2000:144) meninggalkan pabrik rokok cap 93 pada 1956 dengan membawa 50 pegawai pabrik itu.

Mula-mula mereka membuat rokok kretek dengan merek Inghwie pada 1956 dan tahun-tahun berikutnya berusaha membesarkan diri. Pada tanggal 26 Juni 1958 di Desa Semampir Kediri, seperti disebut dalam buku PT Gudang Garam (1990:2), dengan dukungan 50 kawan yang merupakan bekas pekerja rokok cap 93 akhirnya mendirikan pabrik rokok.

Nama perusahaan yang dibangun Tjoa Jien Hwie itu adalah PT Perusahaan Rokok Tjap Gudang Garam. Logo perusahaan adalah gambar gudang, yang dibuat Tjoa Jien Hwie bersama seorang karyawan. Ilham atas gambar dari sebuah mimpinya gudang garam lima los di dekat rel kereta api Kertosono-Bangil.

 Letak perusahaan cukup strategis karena dekat stasiun Kediri. Pabrik rokok NV Tjap 93, tempat Tjoa Jien Hwie dan 50 kawannya dulu bekerja, juga tidak jauh dari pabrik Gudang Garam. Gudang Garam belakangan melesat melampaui cap 93.

Pabrik kretek Gudang Garam sudah membesar pada 1960-an Indonesia. Joe Studwell dalam Asian Godfathers Menguak Takbir Perselingkuhan Pengusaha dan Penguasa (2017:319) menyebut produk Gudang Garam termasuk rokok kretek terbesar di Indonesia.

Selain kreteknya, rokok filter Gudang Garam juga laris di pasaran. Rokok filter terkenalnya adalah Surya. Nama itu mirip dengan nama Indonesia Tjoa Jien Hwie yakni Surya Wonowidjojo. Sang pendiri tutup usia pada 29 Agustus 1985 dan kemudian bisnisnya dipegang oleh keturunannya, Susilo Wonowidjojo.

Gudang Garam termasuk rokok yang menyumbang cukai rokok bagi kas negara. Bisnis rokok Gudang Garam masih eksis dan setidaknya pernah mempekerjakan ribuan orang di Kediri. Kini Wonowidjojo termasuk dalam barisan keluarga terkaya Indonesia.

TIM RISET CNBC INDONESIA

 


(pmt/pmt)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Lirik Prospek Bisnis Produk Perawatan Rambut Lokal Go Global