Kang Emil Bicara Pengendalian Covid-19 Hingga 7 Ekonomi Baru

Yuni astutik, CNBC Indonesia
27 August 2021 10:40
RK Minta E-Commerce Lain Tiru Shopee
Foto: Ridwan Kamil (Dokumentasi Shopee)

Seiring dengan adanya percepatan dan kemajuan signifikan dari vaksinasi, apakah dari pelonggaran PPKM itu berarti dunia usaha bisa berangsur bergeliat kembali?
Ya pada dasarnya kan PPKM itu dihadirkan karena ada pergerakan yang normal pada ke sana sini, pergi ke sana sini, berbarengan dengan kasus yang makin hari makin tidak terkendali. Karena Covid-19 ini kan bersembunyi di kepadatan dan kerumunan. Kira-kira begitu. Maka PPKM ini membatasi pergerakan, kerumunan, kepadatan.

Setelah angka-angkanya menunjukkan penurunan, maka kita ingin normal lagi tapi jangan buru-buru alias euforia. Kan begitu. Maka dibikinlah bertahap. Minggu ini mal tapi wajib pakai vaksin dengan PeduliLindungi. Restoran masih take away.

Minggu kedua mal naik dari 25% ke 50%, ini masih take away. Dan terus diatur termasuk nanti sore (25 Agustus 2021 sore saat wawancara dilakukan) kita merapatkan bagaimana kantor yang nonesensial, yang segala jenis bisnis itu pelan-pelan lagi bisa kembali ke kantor yang selama ini masih WFH. Kira-kira begitu. Yang WFO hanya esensial dan kritikal. Itu contoh.

Pada saat kasus turun, itu nggak semua kantor boleh. Baru hari ini akan dirapatkan gimana mengatur kantor-kantor lain yang nonesensial. Sampai suatu hari kita bisa waspadanya tetap, 3T, kemudian ekonomi juga dimonitor sampai akhirnya kita hidup hidup berdampingan dengan damai sampai pandemi dinyatakan endemi, yaitu tidak lagi menjadi global spread tapi lebih kepada kasus yang seperti penyakit lain.

Pak Luhut juga menyampaikan data di AS itu sampai 200 ribu per hari sekarang. Kenapa? Pelajaran dari Amerika, pada saat dianggap terkendali langsung buka masker, di Piala Eropa, tapi ternyata kan diserang lagi.

Nah kita Indonesia bersepakat, pemerintah daerah, pemerintah pusat, kita tidak mau euforia. Buru-buru buka masker. Pelan-pelan sampai tadi vaksinasi kita tercapai, kemudian hidup belum bisa nyaman, tetapi ekonomi bisa dibuka dengan kewaspadaan. Saya kira urutan-urutan kehati-hatiannya itu sambil kita berkaca kepada negara-negara lain. Nah itu yang membuat rada tenang. Jadi masyarakat yuk tetap prokes 5M agar hidup produktif tetap dengan kewaspadaan kesehatan.

Terkait penerapan rencana WFO 100% yang sedang dikaji, untuk antisipasi Pemprov Jabar untuk menghindari klaster industri?
Industri ini menyumbang ekonomi terbesar. Jabar kan tumbuh 6,13% dari kuartal sebelumnya minus itu disumbangkan oleh investasi dan ekspor. Jadi industri di Jabar itu punya peranan penting sebagai sumber utama pertumbuhan ekonomi Jabar.

Oleh karena itu, pembukaan industri-industri ini dibarengi dengan vaksinasi. Jadi kita akan mengatur agar vaksinasi di sektor industri itu dimaksimalkan. Kan ada vaksin gotong royong juga yang bisa dikerjakan mandiri, ada vaksin dari pemerintah, TNI-Polri, karena mayoritas ekonomi Jabar ada di sana. Sehingga kita berharap aman melalui vaksinasi. Kemudian ekonomi skala industri bekerja normal yang mayoritasnya memang yang ada di Jabar.

Kemarin ekses-ekses industri sudah kita perbaiki. Ada industri-industri yang tidak melaporkan sudah kita tegur. Kita bikin aturan, kemudian kalau ada kasus tolong ditangani jangan sampai kenanya di pabrik, tapi menginfeksinya justru di rumah-rumah. Itu pernah kejadian di bulan-bulan lalu. Itu yang terus kita perbaiki.

Menurut saya, kita monitor makin ke sini sudah makin baik. Karena sudah ada 100-an perusahaan yang kita cabut izin operasi selama PPKM oleh Kemenperin. Jadi artinya reward punishment berlaku dan sudah kita buktikan juga.

Ridwan Kamil (Dokumentasi Pemprov Jabar)Foto: Ridwan Kamil (Dokumentasi Humas Jabar)



Pertumbuhan ekonomi Jawa Barat mencapai 6,13% secara year on year. Apa resep dan bagaimana ekonomi Jabar terbilang tumbuh baik?
Ada dua prestasi yang kami banggakan dan kami ingin pertahankan. Jadi ekonomi kita dari kuartal sebelumnya 7,7% year on year jadi 6,13%. Investasi kita itu nomor satu, Rp 70 triliun sudah masuk menghasilkan 60 ribu lapangan pekerjaan. Berita baiknya tingkat pengangguran juga membaik persentasenya. Sempat tertekan tahun lalu ke 10% pengangguran terbuka, sekarang sudah mendekati sebelum Covid-19 di delapan koma sekian berkat triliunan investasi.

Saya selalu survei, kenapa (investor) suka investasi di Jabar, jawabannya tiga. Pertama, karena infrastruktur kita dianggap lebih baik. Kita ada Pelabuhan Patimban, Bandara Kertajati, jalan tol, kereta api cepat juga akan hadir di Jakarta-Bandung, dan lain-lain. Kedua, SDM-nya dianggap produktif tertinggi se-Indonesia hasil survei BI. Ketiga, kita dapat reward juga dari KPK sebagai perizinan yang bersih dan melayani. Jadi tiga poin tadi alasan kita kuat. Infrastruktur, kualitas SDM, dan kualitas pelayanan itu yang kami coba tingkatkan.

Makanya ekspor juga juara 1 se-Indonesia hampir 16% ekspor Indonesia hari ini datang dari Jabar. Makanya kalau global commerce-nya sudah buka secara normal, ekspor kita terus meningkat.

Ada dua faktor lagi yang sedang kami tingkatkan, yaitu daya beli masyarakat dan government spending. Karena ekonomi kan empat, investasi, ekspor, daya beli masyarakat, dan government spending. Nah dua yang terakhir masih ada tekanan. Makanya kita kasih bansos, kita kasih keringanan pembayaran, kita kasih insentif, pinjaman, dll.

Belanja pemerintah juga kita refocusing semua untuk cepat dibelanjakan khususnya ke belanja Covid-19. Itu strategi-strategi Jawa Barat kenapa tumbuh bagus, makro juga bagus, citra dari investor, kita coba pertahankan berita baik ini dengan sukses vaksinasi. Sehingga kepercayaan diri market juga naik.

Pascacovid-19, apa rencana Pemprov Jabar dalam menyambut momentum itu?
Kita jangan hanya jaga gawang. Itu poin saya. Urusin supaya tidak diserang tapi kita juga harus ofensif juga. Ini pasca Covid-19 ekonomi kita masih sama atau tidak. Itu pertanyaan. Maka Jawa Barat melakukan kajian global dan lahirlah 7 ekonomi baru Jawa Barat.

Pertama, investasi. Tadi kita tidak ingin hanya juara Indonesia, karena sudah beberapa kali, kita ingin level ASEAN. Kedua ketahanan kesehatan. Makanya Rp 14 triliun bisa kami dapatkan dari Australia untuk membangun puskesmas, rumah sakit, agar kalau ada disrupsi kesehatan kita kuat.

Ketiga, ekonomi pangan, kedaulatan pangan. Kita ada program petani milenial, digitalisasi pertanian, dan lain-lain. Keempat, ekonomi 4.0. Jangan kaget nanti ada SMK Kurikulum Shopee, SMK Kurikulum Samsung, SMK Kurikulum Astra itu cara kita merespons 4.0 di masa depan.

Kemudian ekonomi digital. Jangan kaget juga nanti di desa-desa balai desanya itu dilengkapi komputer. Sehingga orang desa bisa jualan di Bukalapak, Tokopedia, Shopee, dan lain-lain, dengan ekonomi digital yang inklusif dan merata.

Keenam, ekonomi hijau. Terbesar di ASEAN nanti di Jawa Barat, listrik solar cell dibangun di atas danau misalkan. Saya sudah pakai mobil listrik juga sebagai simbol energi terbarukan. Lelang sampah kota menjadi listrik sudah mulai lelang dan seterusnya.

Terakhir, pariwisata regional. Jadi kita Jabar bersepakat bahwa kita nggak akan fokus ke internasional cukup regional saja ternyata Jabar lebih dari cukup jadi provinsi yang tangguh. Karena pengujung regionalnya saja sebelum Covid-19 50 juta. Dan kita tidak mengandalkan pesawat yang ada syarat PCR sehingga orang dengan mudah naik motor, naik mobil, naik kereta bisa berwisata, spending.

Nah itulah 7 ekonomi Jabar dan kami yakin jadi provinsi paling adaptif pascacovid.

Pemprov Jabar akan menggelar West Java Investment Summit jelang akhir tahun ini. Apakah sudah ada calon investor yang berminat?
Sudah, waktu West Java Investment Summit itu kan komitmen Rp 300 triliun. Per semester ini sudah Rp 70 triliun. Intinya bergerak. Jadi Rp 70 triliun per Rp 300 triliun kurang lebih 1/4 sudah konkret membawa lowongan 60 ribu pekerjaan baru. Nah mudah-mudahan 3/4-nya bisa kita bereskan sampai akhir masa jabatan saya di 2023. Harapannya tadi komitmen West Java Investment Summit mewujud di akhir jabatan saya. Insya Allah.

(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular