The Inspiring Woman

Thila Nadason: Takdir Membawa Saya ke Dunia Perbankan

Yuni Astutik, CNBC Indonesia
27 May 2021 16:50
Maybank
Foto: Direktur Keuangan Maybank Indonesia Thilagavathy Nadason

Jakarta, CNBC Indonesia- Memulai karir di Kantor Akuntan Publik, takdir membawa Thilagavathy Nadason untuk hidup di dunia perbankan di Indonesia. 

Thilagavathy yang saat ini menjabat sebagai Direktur Keuangan Bank Maybank Indonesia ini, termasuk bankir senior sudah banyak makan asam garam di dunia perbankan. Dia pun membagikan kisahnya melalui program The Inspiring Woman yang dipandu oleh Aviliani.

Berikut wawancara CNBC Indonesia bersama Direktur Keuangan Bank Maybank Indonesia, Thilagavathy Nadason dalam program The Inspiring Woman.

Bagaimana perjalanan karir?

Mungkin bisa dibilang takdir yang memasukan saya ke dunia perbankan. Selesai kuliah saya bekerja di Kantor Akuntan Publik, Singapura dan Hong Kong, akhirnya saya ditempatkan di PWC Jakarta. Beberapa tahun setelah di Jakarta, saya jadi partner transaction services, untuk merger akuisisi ini 2000.

Banyak transaksi deal, sibuk sekali. Dan saya membantu salah satu klien akuisisi bank Nikko. Klien ini meminta saya untuk bergabung ke Bank Nikko. Itulah saat saya memulai di dunia perbankan.

Berapa tahun di bank sebelumnya?

Awalnya 2004 di Bank Lippo, kemudian di akuisisi CIMB Niaga. Pada 2008 di CIMB Niaga menjadi CFO. Baru 2009 baru di Maybank Indonesia yang dulunya BII.

Siapa yang menjadikan sehingga bisa menjadi sekarang?

Ini adalah dorongan dari Ibu saya. Ibu menjadi supporter saya. Sejak kecil saya selalu dibilang edukasi itu penting. Dia yang support saya, masuk Universitas, sangat penting bagi seorang menjadi wanita karir, walau dia tidak.

Di Maybank, apa kontribusi sebagai CFO, apalagi di saat pandemi seperti saat ini?

Tantangan besar itu karyawan, memastikan semua fokus dan tetap bekerja walau secara remote melalui WFH. Salah satu keuanggulan menjadi CFO adalah bisa lihat dari end to end, bukan hanya finance saja. Bagaimana semuanya linked.

Dan saya juga di Maybank bergabung di senior credit committee. Bisa mengetahui pemikiran industri tertentu, membantu saya memberi holistic view. Membantu CEO memberi ide, performa dan simulasi. Bukan hanya di angka, tapi bagaimana melihat strategi bisnis dan bagaimana semua menghasilkan angka-angka di nasabah dan laba.

Bu Thila termasuk model pemimpin yang seperti apa?

Pasti semua leader mau ke arah transformasi. Karena membantu kita mendorong anak buah challenge, tetap mencoba metode yang baru, menjadi lebih kreatif dan sebagainya. Ada kalanya saya tetap tegas. Itu tergantung situasi, urgensinya.

Maybank

Transformasi tadi, arahnya ke digitalisasi. Membutuhkan biaya Capex besar, Maybank transformasi besar. Ini tanggung jawab Ibu, apalagi teknologi berkembang. Sejauh mana terkait belanja teknologi?

Salah satu pembiayaan besar adalah investasi teknologi. Tapi segi lain kami tetep cost management. Apa yang bisa dikurangi, pos-pos lian, semua bisa dialihkan ke Capex IT dan Opex IT.

Di Maybank kami sudah masuk ke arah otomasi. Itu proses digitalisasi internal. Proses rutin mengambil waktu yang lama, semuanya kita implementasi apa yang disebut Robotic Process Otomation (RPO).

Modifikasi produknya seperti apa?

Yang RPO untuk internal. M2U untuk individu dan lainnya. Ini adalah saya bisa memberi sedikit histori. Salah satu bank yang masuk internet banking adalah BII, sudah ada histori dan arahan ke digital. Sekarang melalui Apps, supaya memfasilitasi nasabah untuk transaksi.

Memudahkan, karena pandemi kurang mobilitas, orang tetap mau belanja, itu semua bisa dilakukan di rumah.

Apalagi yang dikelola sampai sekarang?

Ada pergeseran dalam customer behaviour, semua untuk customer experience. Jadi walau pandemi tetap ada kesempatannya.

Maybank saya lihat concern terhadap karir wanita. Bagaimana latar belakangnya?

Pertama Maybank Indonesia menjunjung inklusi dan diversity. Setiap orang walau latar belakang berbeda, pendidikan berbeda, gender berbeda, mesti mendapatkan hak yang sama untuk mengejar puncak karir.

Sejak 2016 membantu Maybank Indonesia woman council, untuk wanita berprestasi. Dengan mentoring, coaching. Peran wanita untuk kerja dan urusan rumah kompleks.

Dalam CSR arahannya kepada anak-anak dan wanita. Ini bagaimana?

Ada Maybank Women Eco Weavers 2015, adalah untuk membantu kaum wanita mendirikan usaha dan lestarikan tenun menenun di Indonesia. Bukan saja membina usaha tapi menggunakan produk alami, melakukan bisnis secara eco-friendly.

Berapa banyak yang sudah dilakukan?

Sudah diluncurkan di seluruh Indonesia. Sudah diadopsi di Laos dan Kamboja. Satu lagi yang luar biasa, menjadi Asian Social Community BLue Print.

Maybank dan bank-bank cenderung konservatif, tapi gimana tetap bisa survive?
Pertama prinsip kehati-hatian itu adalah salah satu strategi. Berdampingan dengan select growth opportunity. Pandemi menjadi opportunity. Banyak orang ingin masuk dunia investasi. Kami membeli produk SBN Ritel, Reksadana, bahkan peningkatan produk bancassurance, semua bisa dilakukan di M2U juga. Pada awalnya simpel, terus menerus melakukan enhancement..

Apa hobi Bu Thila?

Saya fanatik sepak bola. Suka sekali dengan sepak bola. Saya dari kecil sekali mulai nonton bola. Saya suka sekali Arsenal. Walau naik turun, saya Fans setia. Tapi suami bukan Arsenal, dia MU.

Bagaimana dengan lari Marathon?

Saya menjadi bagian program marathon, untuk pertama kali di Bali. ketertarikan saya mulai di sana. Menjadi peserta, bagaimana feelingnya. Maybank Marathon sudah menjadi event international dan sekarang menjadi hobi saya. Kemudian balancing antara work and play.

Yoga bagaimana?

Yoga, mixing juga. Saya ikut yoga secara online. Ada PT juga. Ada lari, Yoga, ada PT.

Cita-cita Bu Thila, apa yang ingin dicapai yang sudah terpikir tapi nanti?

Secara personal, saya sudah capai apa yang saya ingin. Mungkin ke depan lebih tertarik ke ESG. Itu adalah masa depan. Membantu tak hanya masyarakat tapi juga lingkungan juga.

Kalau sudah pensiun, apa yang dilakukan di masa tua?

Kalau bisa, setelah pandemi, saya ingin sekali ke Egypt, untuk membantu arkeologi. KIta bisa volunteer ekskavasi semuanya. Saya interest sekali dengan history.

Apa yang sudah dipersiapkan menjelang masa tua?

Selain dari pada memikirkan tentang apa yang perlu dilakukan untuk rumah dan kesehatan, financial independent, medical coverage. Ada 2 sisi, pertama saya sudah memikirkan untuk siapa-siapa yang menjadi understudy, supaya ada orang-orang yang end trust. (regenerasi).

Hobi baru saat pandemi?

Saya kembali ke hobi saya di awal, membaca buku. Pandemi ini membantu saya menyelesaikan buku-buku yang sudah saya beli. Saya suka thriller, history, membaca buku-buku itu tidak bisa berhenti. Buku-buku history juga, tapi dimasukkan dalam cerita novel.

Pesan terakhir untuk wanita-wanita Indonesia?

Yang saya bisa berikan advice sedikit adalah, jangan kita membatasi diri sendiri. kalau udah ada minat terus kejar. Karena kalau tidak membuat kerja keras, tidak ada yang bisa memberikan sesuatu yang cuma-cuma.

Terutama wanita, ada banyak keterbatasan. jangan dengar semua itu. Yang penting ada support system, selain keluarga ada teman dan mentor. Saya selalu bilang ke Team saya. The best man for the Job is a woman.


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article CFO DBS Indonesia Minarti: Belajar & Adaptif Kunci Kesuksesan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular