Wawancara Eksklusif

Wamen Pahala Buka-bukaan Soal IPO & Cara Atasi Utang BUMN

Monica Wareza, CNBC Indonesia
15 April 2021 11:33
Pahala Mansury
Foto: Pahala Mansury (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Bagaimana kontribusi BUMN terhadap recovery ekonomi?

Saya rasa yang pertama tentunya melalui pengembangan ataupun pelaksanaan daripada investasi dalam bentuk berbagai proyek strategis nasional yang dilakukan BUMN, ini tentunya menjadi salah satu hal yang kita lakukan. Karena bagaimanapun dalam sisi untuk kita menuju ke recovery, salah satu yang dibutuhkan adalah bagaimana kita bisa mengembalikan kembali confident masyarakat melalui pengembangan daripada investasi.

Dan tentunya saat ini beberapa BUMN terus melakukan pengembangan daripada investasi tersebut di antaranya Pertamina melalui pengembangan daripada kilang. KIta juga pada saat ini berupaya untuk bisa melakukan pengembangan daripada kilang untuk pengemgbangan petrochemical.

Kemudian juga di luar daripada itu tentunya salah satu dari strategi pemerintah bisa melakukan pengembangan recovery ekonomi adalah pengembangan dari vaksinasi. Jadi pengembangan vaksinasi maupun pengadaan vaksin sendiri saat ini juga melalui Bio Farma, Kimia Farma serta Indofarma. BUMN sangat aktif melakukan pengadaan dan juga pelaksanaan daripada vaksinasinya sendiri, khususnya dalam hal ini di beberapa sentra-sentra vaksinasi.

Sehingga seperti kita lihat pada saat ini rate ataupun pelaksanaan vaksinasi di Indonesia sudah mencapai di atas 400 ribu, bahkan pada satu hari beberapa waktu yang lalu sudah mencapai 460 ribu vaksin, pelaksanaan vaksinasi. Jadi itu hal kedua melalui pengembangan daripada pelayanan kesehatan, khususnya dalam hal pelaksanaan vaksinasi.

Dan yang ketiga di luar itu kita perlu mempersiapkan ekonomi Indonesia pasca daripada pandemi ini sendiri. Jadi pengembangan daripada infrastruktur, kemudian juga dari kebutuhan energi yang dikembangkan melalui pengembangan energi baru dan terbarukan. Karena seperti kita ketahui kondisi global pada saat ini memang mendorong pengembangan energi yang baru dan terbarukan.

Termasuk salah satunya yang dilakukan BUMN saat ini mempersiapkan BUMN ataupun anak usaha BUMN holding baterai. Beberapa minggu yang lalu kita launching anak usaha dari empat BUMN utama, MIND ID, Antam, PLN dan juga Pertamina untuk kita bisa mengantisipasi adanya perkembangan energi baru dan terbarukan ini melalui pengembangan IBC.

Karena kita lihat tentunya di masa datang sudah ada beberapa negara yang tidak lagi memperbolehkan adanya penjualan mobil dalam bentuk machine engine tetapi betul-betul semua mobil yang dijual by 2030 di beberapa negara sudah dibuat regulasinya bahwa harus bergerak pada mobil dengan menggunakan baterai.

Jadi ini tentunya bagaimana kita mengantisipasi perubahan sebelum ini terjadi sehingga tentunya harus mempersiapkan BUMN-nya, harus mempersiapkan infrastruktur, termasuk juga charging station dan lain sebagainya untuk kita masuk kepada era energi baru dan terbarukan yang menurut estimasi kita sudah tidak akan lama lagi.

Berapa besar kebutuhan capital expenditure BUMN tahun ini?

Kita terus terang ngga bisa menyampaikan saat ini angkanya berapa. Tetapi kalau kita bayangkan salah satu perusahaan anak usaha BUMN yang kami sebutkan tadi kita harapkan di atas 1 billion dolar ya kita harapkan bisa peroleh apakah itu melalui kemitraan kerja sama dengan INA ataupun melalui IPO satu anak usaha tadi yang kami sampaikan bisa mencapai 1 billion dolar. Bukan valuasinya keseluruhan, tetapi dana yang kita harapkan untuk bisa kita peroleh melalui strategic partnership ataupun melalui penawaran kepada publik. Saya rasa sih cukup signifikan.

Kinerja Kementerian BUMN di kuartal I-2021?

Ya kalau kita lihat beberapa BUMN, memang kan kita masih menunggu angka-angka yang masih akan masuk ya. Tapi kalau kita lihat sampai bulan Februari yang lalu memang kalau kita lihat perbandingan year-on-year di tahun 2021 dibanding tahun 2020 yang lalu mungkin ini jangan kita gunakan sebagai dasar.

Tetapi kita harus melihat bagaimana perkembangan daripada BUMN ataupun korporasi-korporasi Indonesia di triwulan pertama ini sudah jauh lebih baik, diliat dari sisi misalnya volume jumlah konsumsi listrik di triwulan pertama ini dibanding triwulan kedua di tahun 2020 saya rasa sudah banyak sekali perbaikan dan peningkatan yang kita lihat.

Artinya menunjukkan bahwa ekonomi Indonesia sudah menunjukkan ada geliat yang lebih baik. Tapi kalau kita melihat angka GDP di triwulan pertama ini jangan kita bandingkan dengan angka triwulan pertama di tahun lau, tentunya di triwulan pertama tahun lalu masih sangat minim sekali pengaruh daripada pandemi terhadap mobilitas masyarakat dan perkembangan ekonomi masyarakat. Jadi lebih baik kita bandingkan dengan triwulan kedua, tiga dan emoat di tahun 2020 yang lalu.

(hps/hps)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular