
Bos WIKA Buka-bukaan Soal Istana Nigeria Hingga Kereta Cepat

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten BUMN konstruksi, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), terus menggenjot pendapatan dari beberapa proyek di luar negeri. Namun, di tengah pandemi Covid-19, kontribusi pendapatan WIKA dari proyek luar negeri tahun ini direvisi menjadi 5% saja dari sebelumnya 10%.
Menurut Direktur Utama Wijaya Karya, Agung Budi Waskito, saat ini ada beberapa proyek di luar negeri yang baru digarap, antara lain proyek konstruksi di Filipina, Taiwan dan Kongo yang nilai proyeknya di atas Rp 2 triliun, WIKA ditunjuk sebagai kontraktor.
Tak hanya itu, beberapa proyek yang sedang dikerjakan perseroan antara lain, proyek perumahan sipil di Aljazair yang progresnya sudah mencapai 65%.
"Sisanya 35% akan kita selesaikan sampai awal tahun depan," kata Agung, dalam wawancara khusus dengan CNBC Indonesia, yang ditayangkan dalam program Closing Bell, Jumat (30/10/2020).
Di sisi lain, pada tahun ini, perseroan menargetkan perolehan kontrak baru senilai Rp 21,3 triliun, direvisi dari target sebelumnya Rp 65 triliun karena pandemi Covid-19.
![]() |
Berikut ini petikan wawancara selengkapnya dengan CNBC Indonesia:
Menteri BUMN Erick Thohir terus mendorong perusahaan BUMN go global, respons Anda?
Kita WIKA sangat mendukung untuk go global. WIKA mempelopori untuk memulai proyek tidak hanya proyek-proyek yang eksisting, tapi juga masuk ke proyek-proyek baru di luar negeri. Kita sangat support.
WIKA menggandeng PT INKA untuk proyek kereta api di Kongo, bagaimana prospek bisnisnya?
Jadi, sebelumnya kita masuk proyek konstruksi di Aljazair, Afrika Utara. Saat ini kita juga menjajaki Kongo untuk proyek kereta api. Saat ini sedang menjajaki dari segi finansial model pembiaan proyek tersebut. Saya harapkan proyek bisa kita kerjakan dalam waktu dekat.
Negara mana lagi yang dibidik?
Saat ini WIKA masih sebatas kontraktor. Tidak hanya negara-negara di Afrika, kami menyasar proyek di Fiipina, Taiwan.
Sudah proses?
Memang sebelum pandemi kita sudah proses cukup lama, tapi karena ada pandemi ada hambatan, kita sedang menunggu evaluasi.
Proyeksi di Filipina nilai proyeknya berapa?
Di Filipina dan Taiwan sebagai kontraktor, nilai proyeknya di atas Rp 2 triliun. Untuk Taiwan saat ini sedang proses lelang, proses registrasi.
Berapa marjin untuk proyek luar negeri?
Di luar negeri, kendala utamanya dari sisi finansial dan manajerial karena kita membawa teknologi dan tenaga kerja. Ada beberapa negara yang term of payment-nya lama, 6 bulan sekali jadi harus kuat finansialnya. Dari segi profit proyek luar negeri lebih baik dibanding Indonesia.
Kontribusi pendapatan proyek luar negeri?
Kontribusi 8%-10% dari proyek luar negeri. Tahun ini ada revisi menjadi 5%. Tahun depan mudah-mudahan bisa kembali normal.
Bagaimana prospek industri konstruksi di kuartal IV-2020?
Saya yakin, infrastruktur jadi sektor yang bisa mempercepat pemulihan ekonomi nasional, infrastruktur di kuartal IV-2020 makin baik dibanding terakhir, dulu hambatan pengadaan material, sekarang tidak ada masalah. Semuanya berjalan normal dengan protokol kesehatan.
Apakah WIKA juga menurunkan belanja modal?
Pastinya ada, kita turunkan target 2020. Open contract Rp 21,3 triliun, saat ini September tercapai Rp 7 triliun. Oktober sudah mulai ada beberapa, terakhir memang dapat dari proyek pemerintah ke PU-an, proyek food estate, sudah mulai kebut penyiapan lahan. Kita juga dapat proyek dari dana APBN di Jakarta dan di beberapa daerah.
Target penerimaan kontrak baru WIKA?
Kita merevisi rencana kontrak baru 2020 dari Rp 65 triliun menjadi Rp 21,3 triliun. Oktober dapat tambahan Rp 3 triliun dari proyek pemerintah, BUMN dan swasta. Peluang kontrak baru ada, karena saat ini sedang proses beberapa tender. Porsi proyek pemerintah 20% di tahun ini.
Bagaimana mengenai restrukturisasi utang?
Jadi tentunya kita akan ada global bond yang jatuh tempo tahun depan, kita sedang refinance dengan menawarkan partner untuk obligasi dan sukuk nilainya Rp 5 triliun. Kita bagi dalam 3 tahap, pertama di kuartal IV kita tawarkan Rp 2 triliun. Dana dari penerbitan tersebut akan kita pakai untuk membiayai kembali utang (refinancing) dan modal kerja proyek baru.
Rasio utang WIKA masih aman?
Kami masih dipercaya pemberi kredit, dalam hal ini perbankan. Saya pikir tidak ada masalah, cashflow masih baik.
Industri konstruksi butuh stimulus apa lagi?
Tidak hanya WIKA, pengusaha lain yang sama, yang namanya bunga pinjaman kalau bisa turun lebih bagus untuk memperkuat struktur keuangan dan juga insentif pajak kalau diberi pemerintah akan memperbaiki struktur keuangan semua perusahaan.
Bagaimana progres Kereta Cepat Jakarta-Bandung?
Saat ini progres fisik sudah 59%,. Jadi kalau kita lihat dari Cawang - Karawang tiang sudah berdiri, pekerjaan masif sudah kerjakan serentak dan akan operasi di 2022. Lahan sudah 99,9%. Kereta cepat mundur dari target, kita rencanakan akhir 2021, tapi sekarang kita review akhir 2022 karena ada beberapa kendala, seperti di awal pandemi, konsultan China yang pulang gak bisa balik, kita juga terkendala pengadaan material.
Proyek strategis yang dikerjakan WIKA, seperti apa updatenya?
WIKA banyak mengerjakan proyek strategis nasional, yang on going progres 16 bendungan, bervariasi antara 10-90% pengerjaannya. Proyek jalan tol ruas Serang-Panimang, ada dua sesi, yang kita kerjakan satu sesi dan diperkirakan selesai akhir tahun, jadi 2021 bisa operasi.
PSN lain, kereta cepat, progres pengerjaan fisik sudah 60%, beberapa proyek lainnya, Pelabuhan Mempawah sudah 75%, akan selesai April 2021 dan masih ada proyek tol Cengkareng-Kunciran, lahan baru saja bebas, akan selesai akhir 2020.
Seperti apa update proyek-proyek WIKA di mancanegara?
Kita sedang mengerjakan perumahan sipil di Aljazair, ada 8 tower di sana, progres sudah 65%. Sisanya, 35% akan kita selesaikan sampai awal tahun depan. Nigeria, mengerjakan Istana Presiden, progres sudah 65%, selesai pertengahan 2021. Taiwan progres 30%, Solomon untuk proyek lapangan futsal dan indoor senilai Rp 200 miliar diperkirakan selesai 2022, baru kita mulai dua bulan lalu. Yang baru sedang mengejar proyek di Filipina, Taiwan, Kongo, mudah mudahan kalau pandemi mereda akan segera kita dorong.
Bagaimana target-target tahun 2020?
Kontrak baru kami perkirakan Rp 21,3 triliun, penjualan Rp 20 triliun sampai Rp 23 triliun, dengan laba bersih Rp 200 miliar sampai Rp 300 miliar. Untuk order book 2021, kita yakin akan tumbuh dibanding tahun 2020, tapi belum bisa kita sebutkan. Untuk laba dan pendapatan diproyeksikan tumbuh 20% di 2021.
(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Erick Thohir & Strategi Holdingisasi Perusahaan BUMN