Blak-blakan Bos HK Soal Tol Trans Sumatra Hingga 'Jual' Tol

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Hutama Karya (Persero) merupakan perusahaan pelat merah yang ditugaskan pemerintah menuntaskan proyek Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS). Sampai dengan saat ini, sudah 513 Km jalan tol yang beroperasi. Kemudian yang sedang dibangun ada 643 Km.
"Jadi total semua yang sudah beroperasi dan akan dibangun saat ini ada 1.156 Km. Ini kami jadikan peta pertama yang akan selesai akhir tahun 2022," ujar Direktur Utama PT Hutama Karya Budi Harto dalam program Closing Bell CNBC Indonesia, Kamis (1/10/2020).
Kemudian, menurut Budi, pada tahap kedua pembebasan tanah meliputi dari Betung setelah Palembang sampai Jambi hingga Pekanbaru. Tercatat ada 570 Km yang direncanakan tuntas selesai akhir 2023.
"Kemudian tahap ketiga itu adalah dari Dumai menuju ke Medan. Kemudian Medan sampai ke Aceh. Tahap ketiga akan selesai tahun 2024," kata Budi.
![]() |
Pandemi Covid-19 tak ayal turut berpengaruh terhadap proyek JTTS. Pengaruh juga dirasakan berdampak kinerja keuangan perseroan. Berikut adalah petikan lengkap wawancara Budi Harto:
Bisa diceritakan proses pembangunan Jalan Tol Pekanbaru-Dumai?
Jadi Pekanbaru-Dumai ini panjangnya 131 Km. Mulai dibangun tahun 2017 dan diresmikan tanggal 25 kemarin oleh Presiden Joko Widodo dan saat ini sudah mulai dioperasikan. Hanya masih uji coba dan gratis, dalam waktu dua minggu baru akan dimulai penarikan tarif. Jadi cukup lancar tanah di sana hanya ada beberapa kendala karena perlintasan dengan pipa-pipa.
Berapa kebutuhan pembebasan lahan JTTS?
Kalau lahan itu ditangani oleh pemerintah jadi Hutama Karya hanya menerima jadi saja dan siap untuk konstruksi saja. Kalau lahan kami nggak ada data biayanya. Kalau data progresnya seperti yang saya share tadi.
Kendala lahan seperti apa dalam proyek ini?
Biasanya perlu pendekatan dan negosiasi dengan masyarakat pemilik dan ini secara intensif sudah dilakukan oleh pemerintah pusat melalui Kementerian ATR/BPN, oleh Kementerian PUPR dan juga pemerintah daerah. Dan insya Allah lahan ini akan bisa diatasi dengan baik.
Jadi sekarang saat ini sedang dilakukan konstruksi sepanjang 643 km dan diharapkan ruas 643 Km ini akan selesai akhir tahun 2022. Kalau digambar itu ada yang sekarang sudah beroperasi adalah 513 Km, kemudian yang sedang dibangun ada 643 Km. Jadi total semua yang sudah beroperasi dan akan dibangun saat ini ada 1.156 Km. Ini kami jadikan peta pertama yang akan selesai akhir tahun 2022.
Kemudian sesuai arahan pemerintah yang disampaikan oleh bapak Menteri PUPR dan Menteri BUMN, kami ke depan akan fokus ke backbone, yaitu jalur utama dari Bakauheni sampai Palembang ini sudah tersambung.
Tugas kami selanjutnya adalah menyambungkan dari Palembang, Jambi, Pekanbaru. Kemudian Pekanbaru-Dumai sudah mulai beroperasi. Kemudian kita lanjutkan ke Dumai-Kisaran. Kemudian Kisaran-Indrapura saat ini sedang dibangun kemudian akan nyambung dengan Indrapura-Medan yang sudah tol lama. Kemudian dari Medan akan naik ke Binjai. Binjai ke Langsa sampai Aceh.
![]() |
Seiring pandemi Covid-19, apakah proyek ini akan molor? Bagaimana timeline-nya?
Saat ini yang sudah beroperasi ada 513 Km. Kemudian yang sedang dikonstruksi ada 643 Km. Ini akan selesai akhir 2022. Ini tahap pertama.
Kemudian tahap kedua jadi tanahnya akan segera dibebaskan meliputi dari Betung setelah Palembang sampai Jambi sampai Pekanbaru ini ada 570 Km ini diprogramkan selesai akhir 2023.
Kemudian tahap ketiga itu adalah dari Dumai menuju ke Medan. Kemudian Medan sampai ke Aceh. Tahap ketiga akan selesai tahun 2024.
Strategi pendanaan perseroan seperti apa?
Jadi pendanaan saat ini berasal dari PMN (penyertaan modal negara). Kami sudah menerima Rp 27 triliun. Kemudian dari pinjaman dari perbankan lokal. Kemudian kami sudah global bond US$ 600 juta yang ini adalah merupakan bagian dari US$ 1,5 miliar.
Kemudian kami juga sudah melakukan sekuritisasi tol di JORR S, dan akses Tanjung Priok sebesar Rp 11 triliun sudah kami gunakan untuk di Sumatra juga dan ada dukungan dari pemerintah sepanjang 80 kilometer senilai Rp 11 triliun.
Itu adalah pendanaan yang selama ini kami gunakan. Ke depan saat ini kita sedang melakukan kajian untuk melakukan divestasi sebagian dari konsesi kami dari ruas-ruas yang sudah beroperasi.
Berapa total kebutuhan dana untuk proyek JTTS?
Jadi kalau yang tahap pertama 1.156 Km ini total biayanya Rp 163,9 triliun. Saat ini dari ekuitas sudah ada Rp 54,2 triliun, dari pinjaman juga ada Rp 34 triliun. Sisanya akan dipenuhi dari pinjaman perbankan dan juga dari dukungan pemerintah.
