
'Mudah-mudahan Awal 2021 Fasilitas GSP AS Diperpanjang'

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) melantik para duta besar luar biasa dan berkuasa penuh Republik Indonesia untuk negara sahabat di Istana Negara, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (14/9/2020). Salah satu sosok yang dilantik adalah Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP) Republik Indonesia untuk Amerika Serikat Muhammad Lutfi.
Eks Menteri Perdagangan lantas menemui Presiden AS Donald Trump di Gedung Putih Tiga hari berselang. Tujuannya adalah untuk menyerahkan surat kredensial.
Dalam acara penyerahan mandat tersebut, Lutfi, yang didampingi oleh istrinya Bianca Adinegoro, juga menyampaikan salam hangat dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan masyarakat Indonesia kepada Trump dan masyarakat AS.
Lutfi juga menggarisbawahi komitmen kuat untuk memperkuat hubungan baik antara Indonesia dan AS menuju ke tingkat yang lebih tinggi untuk kepentingan bersama bagi masyarakat kedua negara.
Lantas, apa misi Lutfi selaku Dubes RI untuk AS? Bagaimana dengan negosiasi Generalized System of Preferences (GSP) yang krusial bagi perdagangan internasional Indonesia?
Simak petikan wawancara lengkap Lutfi dalam program Squawk Box CNBC Indonesia, Rabu (23/9/2020):
Apa isi surat kepercayaan yang diserahkan kepada presiden Trump di Gedung Putih beberapa hari lalu?
Surat kepercayaan itu atau credential adalah surat dari Pak Jokowi kepada Presiden Trump yang menyatakan siapa duta besar yang dikirim oleh Pak Jokowi, menerangkan akreditasi saya, tugas saya dan komitmen daripada saya untuk kebaikan daripada hubungan kedua negara yang telah berjalan dengan baik selama ini.
Adakah penyesuaian atau hal-hal baru dalam hubungan bilateral Indonesia dengan AS di tengah pandemi Covid-19?
Memang seperti kita ketahui bahwa problem daripada Covid-19 ini adalah menjadi masalah dunia meskipun negara masing-masing mempunyai cara dan upaya sendiri-sendiri di dalam menanggapi masalah itu.
Meskipun demikian, sebagai sahabat baik, kedua negara bekerja sama juga. Kita mendapatkan bantuan ventilator tidak kurang dari 1.000 yang diberikan oleh pemerintah AS yang sudah disebutkan oleh presiden Trump. Kita sudah mendapatkannya dan tentunya sebagai negara, Indonesia berterima kasih atas persahabatan yang ditunjukkan oleh AS dengan bantuan tersebut.
Ada penyesuaian signifikan hubungan yang sudah berlangsung di era kepemimpinan Jokowi?
Jadi perubahan yang paling penting sebenarnya di dewasa ini adalah bagaimana hubungan perdagangan Indonesia dan AS memasuki babak baru. Jadi, kalau di zaman dahulu, AS merupakan sebuah market atau sebuah pasar untuk Indonesia masuk dan kita memang secara tradisi telah mendapatkan surplus yang besar.
Di dalam era kolaborasi ini kita harus menyesuaikan dengan tata dan cara baru berdagang dunia, yaitu untuk kita bisa memasarkan barang-barang utama Indonesia ke AS. Pada saat yang bersamaan kita juga harus bisa menjamin barang-barang AS itu dapat bersaing dengan baik untuk memasuki pasar Indonesia.
Jadi ini adalah bagian-bagian komitmen yang kita bereskan dan kita akan tuntaskan di dalam review Generalized System of Preferences (GSP) yang sedang berjalan dan mudah-mudahan dapat dikonklusikan pada masa yang tidak terlalu lama dari hari ini.
Sampai tutup tahun 2020, isu-isu ekonomi mana saja yang masuk ke dalam daftar prioritas?
Jadi tentunya GSP daripada perdagangan Indonesia-AS ini. Fasilitas ini merupakan yang utama bagi Indonesia untuk tetap diberlangsungkan dan diperpanjang. Sebab, seperti kita ketahui, banyak negara mitra GSP seperti India sudah dicabut. Thailand sebagian sudah dicabut dan kita dalam proses review, dan kita masuk di dalam daripada negara-negara yang dianggap mampu untuk memperbaiki daripada iklim perdagangannya di mana kedua belah negara dapat mendapatkan keuntungan dari fasilitas tersebut.
Yang kedua, kita juga ingin memulai setidaknya terobosan baru dalam perdagangan dunia, yang dewasa ini agak sedikit sulit karena keputusan-keputusan multilateral berkurang, yaitu dengan cara memulai pembicaraan yang disebut dengan Limited Trade Agreement atau Limited Trade Deal.
Di mana barang-barang yang sebenarnya sudah 5% bisa menjadi 0% tanpa persetujuan Kongres atau barang-barang yang di atas 5% bisa berkurang menjadi 50% tarif bea masuknya ke AS dan ini adalah target utama kami dalam jangka pendek, 1 sampai 2 tahun ke depan, memastikan bahwa kita mempunyai terobosan baru di dalam perdagangan antara Indonesia dan AS.
![]() |
Fair trade, menyeimbangkan surplus dari Indonesia ke AS, ada potensi distrupsi bagi performa ekspor-impor RI ke AS?
Itu kan ya yang dimintakan oleh AS dan Indonesia adalah pasar yang memungkinkan untuk barang-barang masing-masing negara bersaing dengan baik di pasar masing-masing. Jadi, kita juga membuktikan bahwa kita berkomitmen untuk memberikan best practice supaya barang-barang AS dapat bersaing dengan barang-barang pesaing negara lain di Indonesia.
Begitu juga dengan Indonesia, dengan sistem daripada yang sudah mereka terapkan 10 tahun, bisa bersaing juga terutama memanfaatkan daripada situasi yang tidak menguntungkan perang dagang antara AS dengan China. Ini adalah bagian pertama dari hubungan ekonomi yang menurut saya akan menjadi warna baru daripada perdagangan Indonesia-AS.
Sektor-sektor mana sajakah dari Indonesia yang terbukti masih dalam "surviving, tahan banting dan bisa sustain" di tengah situasi pandemi seperti saat ini?
Jadi ada lima produk utama Indonesia yang sebenarnya sekarang bisa bersaing terutama karena terjadi perang dagang, antara Indonesia dan AS, yaitu yang pertama adalah barang TPT atau tekstil dan produk tekstil, AS61 dan AS62, kita berbicara daripada alas kaki atau industri sepatu. Kita berbicara elektronika, kita berbicara daripada bahan berbasiskan daripada karet dan yang kelima adalah adalah barang-barang furniture yang berbasiskan daripada kayu. Ini sekarang mempunyai pertumbuhan yang lumayan baik di dalam 2 tahun terakhir. Sustain.
Seberapa aman posisi dari Indonesia kalau disejajarkan dengan negara-negara anggota ASEAN di mata AS, kaitannya dengan hubungan bilateral perdagangan dan bisnis?
Dengan perbaikan iklim investasi dan komitmen kita di dalam review GSP ini, menunjukkan bahwa kita mempunyai komitmen bukan saja kita ingin menjual barang kita ke pasar Amerika, tapi pada saat yang bersamaan kita menunjukkan kepada AS, memungkinkan bawa barang-barang AS bersaing secara baik di pasar Indonesia dan ini kaitannya akan menjadi "bola salju".
Mudah-mudahan ke depan dengan efek samping yang baik, yaitu kita juga menunjukkan kepada AS tapi Indonesia juga bisa menjadi pusat produksi di mana pusat produksi ini dapat menjadi bagian dari pada ekspor Indonesia di masa yang akan datang.
Dalam bentuk figure, berapa besaran nilai komitmen yang dijanjikan atau direncanakan oleh Indonesia?
Jadi kalau kita melihat sekarang terutama contoh misalnya adalah barang-barang AS dari produk holtikultura. Jadi sekarang misalnya dari apel ya kita berkomitmen untuk membuka pasar 50 ribu ton kita sudah memberikan kuota lebih dari 150 ribu ton. Ini diikuti juga dengan anggur, diikuti juga dengan barang-barang holtikultura lain dan juga kita bisa melihat bahwa perbaikan daripada down streaming proses perijinan untuk dairy products atau produk-produk berbasiskan susu seperti keju dan susu segar.
Ini merupakan semua terobosan-terobosan yang pemerintah AS secara langsung dan tidak langsung mengapresiasi daripada effort Indonesia dalam memberikan kepastian bahwa iklim perdagangan ini mesti diperbaiki agar kedua negara mempunyai keuntungan bersama di dalam pembukaan pasar-pasar tersebut.
Soal pembicaraan rencana negosiasi free trade antara Indonesia dan AS, bisa dijelaskan pandangan Anda?
Perdagangan itu memang yang paling penting itu adalah perpanjangan fasilitas GSP. Yang kedua kita berbicara tentang kemungkinan terobosan untuk perjanjian perdagangan terbatas antara Indonesia dan AS, tentunya ditambah lagi sekarang memastikan bahwa investor AS tahu bahwa pasar Indonesia besar adalah basis yang baik untuk berinvestasi dan kita memperbaiki iklim investasi itu dari masa ke masa. Kita bisa melihat dari perbaikan EODB yang dilakukan Bank Dunia melalui IFC.
Kemudian setelah itu kita juga mesti memastikan bahwa untuk memastikan pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan trajectory tinggi kita harus memperbaiki iklim investasi, memperbaiki kontribusi perdagangan di dalam GDP dan juga kita memperbaiki manufacturing atau industrialisasi dari Indonesia atau visa fee daripada transfers of technology dan ini adalah penerapan daripada teknologi yang tepat, benar, dan sustainable.
Ini adalah bagian-bagian yang saya pastikan bahwa ini akan menjadi acuan utama Kedutaan Besar Republik Indonesia di Washington DC, di masa yang satu, dua, tiga tahun mendatang. Jadi kita memastikan juga bahwa teknologi adalah bagian yang terpenting dalam pertumbuhan trajectory Indonesia dengan pertumbuhan tinggi.
Nah ini, trajectory ini kaitannya dekat sekali dengan pendidikan, mutu orang yang ada di Indonesia, mutu tenaga kerja yang ada di Indonesia dan ini kita pastikan adalah kerja sama baru antara Indonesia dan AS.
Bisa dibayangkan waktu saya tahun 90 sebagai ketua Permias di AS, mempunyai mahasiswa yang jauh lebih banyak daripada mahasiswa Indonesia di AS hari ini. Sedangkan kalau kita bisa melihat bahwa AS sampai hari ini masih adalah leading technology yang bisa memperbaiki daripada struktur bukan hanya industri, tetapi juga banyak aspek dari kehidupan Indonesia.
Contohnya adalah bagaimana platform digital bisa memperbaiki cara belajar dan mengajar di Indonesia, platform digital dapat memperbaiki daripada pelayanan kesehatan dan ini semua menjadi acuan-acuan utama agar Indonesia dapat bisa lebih baik, tumbuh manusianya bisa lebih sehat, bisa lebih pintar dan menjadi bagian dari pada pusat produksi penting untuk bukan saja pasar dalam negeri tetapi juga pasar regional ASEAN dan juga pasar dunia.
Saya berkeyakinan bahwa ini adalah waktu yang tepat untuk Indonesia berinteraksi di puncak dunia, terutama dengan negara adidaya seperti AS.
Sampai di mana tahapan-tahapan yang harus dilalui? Adakah target linimasa atau timeline mencapai semua rencana ini?
Yang pertama adalah GSP, itu mestinya kita harus diperpanjang pada akhir tahun ini. Tetapi seperti kita ketahui bahwa AS tahun ini menghadapi pemilu dan nanti pada November 3 ini pemilu akan berlangsung dan presiden yang lama bisa dipilih kembali, dan akan dilantik, atau presiden baru akan bisa dilantik pada tanggal 20 Januari 2021.
Seperti perpanjangan fasilitas GSP sebelumnya, yaitu pada tahun 2018, memang terjadi keterlambatan dan .. mudah-mudahan pada awal 2021 kita bisa melihat fasilitas GSP ini diperpanjang. Mereka sudah mengatakan bahwa mereka tidak ingin berbicara panjang lebar dahulu sebelum fasilitas GSP ini diperpanjang.
Setelah GSP diperpanjang, kita akan mencoba memperkenalkan atau mencoba memulai pembicaraan perjanjian perdagangan Limited Trade Dela atau Limited Trade Agreement antara Indo-AS ini dengan plan yang tidak terlalu banyak sebenarnya dan mudah-mudahan bisa mulai di Kuartal pertama 2021 dan tentunya ini adalah bagian dari kata kesepakatan Indonesia dengan AS.
Untuk masalah investasi, sebenarnya ini kita sudah memulai dan kita sudah melihat bahwa Indonesia ini menggeliat dan dilihat cantik untuk tujuan investasi. Contohnya Kimberly Clark, perusahaan daripada sanitari wanita sudah mengakuisisi perusahaan sanitari wanita ternama di Indonesia, dengan investasi lebih dari satu miliar dolar.
Ini adalah titik balik utama di mana perusahaan AS yang sudah menjadikan Indonesia sebagai pusat produksi. Jadi ini adanya di Karawang, mudah-mudahan mereka berencana bahwa pabrik yang sudah memang ternama ini akan menjadi pusat produksi dan akan menjadi basis ekspor untuk negara-negara ASEAN, bahkan sampai negara Asia Timur.
Jadi ini adalah suatu, mudah-mudah, sebagai titik balik bahwa perusahaan Amerika akan invets secara serius kembali ke Indonesia setelah mereka adem ayem di akhir tahun 80-an awal 90-an.
Mengenai hubungan bisnis, fair trade di situasi pandemi apalagi. Apa yang perlu diperkuat antara Indonesia dan AS dalam hal kerja sama penanganan Covid-19 ke depannya?
Seperti kita ketahui bahwa AS juga mempunyai teknologi atau pengembangan daripada vaksin. Jadi setidaknya ada 3 atau 4 perusahaan ternama AS yang sedang menjalani trial, baik di fase 3, fase 2, dan fase 1, dan ini mereka kalau di situasi di AS ini mereka sudah berbicara bahwa Presiden Trump terutama mengatakan bahwa mungkin vaksin bisa berjalan pada awal Oktober akhir November. Tetapi ini tentunya adalah bagian daripada kerja kampanye, tetapi paling tidak kita bisa mengetahui bahwa salah satu atau dua perusahaan di AS ini sudah leading di dalam vaksin.
Seperti kita ketahui bahwa AS dan juga Indonesia sudah berharap bahwa vaksin ini akan datang lebih cepat lebih baik dan mudah-mudahan pada kesempatan pertama kita bisa kembali hidup normal dengan ditemukannya vaksin tersebut.
Jadi saya pastikan bahwa, saya tahu bahwa Indonesia sudah bernegosiasi dengan perusahaan AS untuk kemungkinan membantu daripada vaksinisasi daripada rakyat Indonesia diusahakan pada kesempatan pertama.
Seperti apa sampai hari ini penanganan Covid-19 di AS seperti apa?
Jadi, kita bisa melihat bahwa sebenarnya jumlah daripada penularan di AS pada saat ini sudah melandai. Ada state, yaitu Florida, Texas, dan Arizona adalah 3 states yang angkanya meskipun melandai tapi masih tetap tinggi
Tetapi seperti kita ketahui, bahwa kematian dari Covid-19 di AS ini mencapai titik 200 ribu atau yang paling tinggi di dunia. Ini meskipun sudah melandai tetapi mereka sudah bersiap bahwa dengan datangnya musim dingin atau musim gugur sebelum musim dingin, Covid-19 ini bisa jalan dengan musim flu yang biasanya datang antara musim gugur dan musim dingin. Jadi mereka bersiap untuk second wave-nya.
Seperti kita ketahui banyak negara seperti Inggris, Australia, mengalami second wave ini. Tapi, mudah-mudahan dengan pengalaman yang sudah mereka dapatkan sebelumnya, akan lebih berhati-hati dan sekali lagi kita berharap bahwa vaksin akan datang lebih cepat daripada rencana, mudah-mudah.
Berdasarkan FinCEN files dari Depkeu AS, ada dana masuk ke Indonesia. Tanggapan Anda?
Jadi ini adalah keterbukaan informasi keuangan adalah suatu komitmen yang sebenarnya sudah disepakati sejak penyelesaian masalah krisis keuangan pada tahun 2008-2009 bahwa tidak ada lagi suatu negara yang bisa diuntungkan oleh pusat atau perjalanan daripada uang-uang yang sebenarnya bisa dianggap kotor.
Oleh sebab itu, kita pemerintah mengingatkan kepada mitra-mitranya di seluruh dunia memastikan semua compliance berjalan dengan baik. Dan saya merasa yakin meskipun bank-bank di Indonesia dituduhkan mengalami proses tersebut, saya bisa yakin bahwa bank-bank RI tersebut sudah menjalankan compliance dengan baik. Tetapi memang tentunya permasalahan ini adalah mesti diselesaikan bersama-sama.
Oleh sebab ini, saya merasa bahwa meskipun ada di sana-sini, tapi kalau kita melihat dari jumlahnya kita melihat bahwa Indonesia masih dalam batas-batas bagian dari pada yang saya tidak bisa bilang wajar, tapi dalam batas-batas yang bukan menjadi negara tempat berlindungnya uang-uang kotor atau uang-uang abu-abu yang ditenggarai oleh pemerintah AS.
Ada pembicaraan dari pihak kedutaan ke pemerintah AS terkait langkah-langkah apa yang harus diambil ketika kasus ini berkembang? Khususnya yang berkaitan langsung dengan Indonesia?
Sebenarnya compliance ini sudah menjadi komitmen dunia dan kita sebagai salah satu tokoh penandatangan bukan hanya daripada perputaran uang, tetapi juga sistem pekerjakan. Jadi ini tidak akan melewati... karena dipastikan bahwa tidak ada satu negara pun yang boleh diuntungkan dengan situasi daripada perjalanan uang-uang yang bisa dianggap tidak benar atau kotor.
Jadi oleh sebab itu, ini adalah komitmen dunia, kita bagian daripada kesepakatan karena ini adalah bagian dari kesepakatan G20 pada saat itu dan tidak ada satu negara pun yang boleh diuntungkan dari uang kotor atau daripada sistem perpajakan yang tidak transparan.
Artinya, masa baru ini adalah masa yang transparan dan kita sebagai pemain ekonomi terutama member G20 harus mengakui bahwa compliance itu sangat penting dan kalau kita tidak ber-compliance maka hal-hal seperti yang dituduhkan kepada 18 bank yang ada di Indonesia ini menjadi suatu permasalahan.
Mudah-mudahan kita bisa memperbaiki sistem dari masa ke masa dan saya berkeyakinan bahwa Indonesia bisa dan Indonesia harus mempunyai komitmen karena ini adalah masalah akreditasi dan dengan reputasi yang seperti ini mudah-mudahan bank di Indonesia akan menjalankan compliance lebih ketat lagi, lebih baik lagi, supaya tidak ada masalah reputasi seperti hal yang bisa saja dialami kalau kita tidak menjalankan compliance dengan baik.
Ekspektasi hubungan antara Indonesia dan AS ke depannya di kepemimpinan baru?
Kita memang mempunyai hubungan yang naik turun. Kita sama-sama negara yang berkomitmen lebih di kolonialiasi ketika kita Indonesia baru merdeka, negara yang berkomitmen memerangi kemiskinan dengan cara komitmen untuk menghilangkan tarif-tarif dagang, dengan aksesi kita di WTO kita juga menjadi bagian daripada perekonomian yang baik yaitu dengan fasilitas GSP di tahun 80-an. Dan ini menunjukkan bahwa ekonomi dunia sudah membaik.
Kita mengalami ups and downs di tahun 90-an dan 2000-an bersama AS, tetapi saya berkeyakinan dengan situasi sekarang ini apakah itu permasalahan hegemoni antara China-AS, apakah itu kita berbicara tentang bagaimana investasi dan perdagangan, masing-masing negara yaitu Indonesia dan AS bisa berdiri tinggi untuk menjadi compliment kepada masing-masing negara.
Artinya, Indonesia memerlukan AS untuk keluarga keluar dari ... dengan cara di investasi infrastruktur dan alih teknologi. Pada saat yang bersamaan AS bisa bersandar kepada partner yang menjunjung tinggi demokrasi, menjunjung tinggi hukum, menjunjung tinggi kebebasan dalam memilih dan berbicara.
Ini adalah value-value atau nilai-nilai yang sangat dipentingkan oleh AS ketika mereka berhadapan di kawasan untuk memastikan bahwa kawasan ini aman, kawasan ini bisa menciptakan kesejahteraan dan seperti kita ketahui abad ini adalah abad Asia, jadi kepentingan kita adalah sama. Memastikan kawasan ini aman untuk menciptakan kesejahteraan kepada rakyatnya di kawasan regional ini.
Jadi ini adalah suatu tugas yang luar biasa, dan saya memerlukan doa dan kerja keras bukan hanya kami di AS, tetapi juga saudara-saudara sebangsa dan setanah air di Indonesia... kalau zaman dulu itu bagaimana kita bersaing, kalau sekarang bagaimana kita berkolaborasi.
(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Cerita Mahendra Siregar Soal Diplomasi Ekonomi Hingga Vaksin