
Eksklusif
Rudiantara Bicara Soal Data Center, Merger Telko Hingga Bolt
Tim CNBC Indonesia, CNBC Indonesia
22 November 2018 12:04

Soal industri telko sudah kondusifkan persaingan dan perlukan konsolidasi?
Tidak bisa tidak. Ini di basic telekomunikasi, tidak hanya di digital economy secara keseluruhan ya. Kalau anda mau masuk bisnis telekomunikasi, syaratnya ada tiga, karena apa? You have to mastering the three things. Nomor satu karena dia, apa namanya, Capital intensive. Kedua, technology intensive, ketiga heavily regulated.
Kalau anda ga mastering ini, anda gak mau keluarin uang. Anda enggak punya teknologi yang baru, anda gak usah berbisnis telekomunikasi di Indonesia. Saya prinsipnya adalah itu. sekarang struktur yang ada dengan 5 operator seluler, dengan yang regional ada empat untuk BWA jadi tidak sehat karena tidak ada economy or skill.
Kalau kita rujuk ke negara lain, ya negara lain yang bagus itu paling-paling ada dua tiga operator. Makanya, temanya saya dorong konsolidasi. Bagaimana mau konsolidasi, mau merger, akuisisi? Siapa yang mau? Itu bukan saya, itu bisnis, silakan. Tapi kami itu fasilitasi, contohnya frekuensinya mau di apakan misalnya. Kalau digabung apakah ditarik?
Secara tidak langsung dapat mendorong terjadinya konsolidasi untuk lebih memperkuat seperti di antara XL-Axis...?
Saya sangat dorong. Saya dengan semua controlling shareholders dari luar negeri, tapi siapa mau dengan siapa ya silahkan gitu lho. Bukan concernya pemerintah.
Iya fasilitasi nanti kalau misalkan contoh frekuensinya mau di apakan? Kalau misalkan lebih apa mau ditarikan? Apa mau dibiarkan? Apa mau di reserve? Harus fair karena semuanya juga kan, di liat juga bukan kepada yang konsolidasi. Jadi yang tidak konsolidasi juga.
Soal nasib Bolt dan First Media yang izin frekuensi berencana di cabut?
Ini kalau menurut saya ini karena kebijakan yang dari awal teknologinya tidak pas kemudian juga bisnis modelnya. Ini kan kebijakan mungkin udah agak lama ya. Saya selalu katakan you won't survive. Dari awal saya katakan anda nggak akan survive, anda harus konsolidasi. Begitu konsolidasi nanti saya lakukan perbaikan diri izinnya, agar level up playing field.
Tapi, kan bukan... saya tidak bisa mengontrol yang pemegang saham. Pemegang saham punya uang, dia mau rugi jalanin terus saya juga ga bisa nolak. Mau untung tapi saya katakan tidak mungkin untung.
Dalam perjalanan ini merekan memiliki kewajiban, salah satunya bayar BHP frekuensi. Kalau bayar BHP frekuensinya nunggak, ya kan kita harus melakukan sesuatu berdasarkan undang-undang, berdasarkan aturan dan regulasi.
Tapi kan kita juga harus berpikir pelanggannya kemana? Bagaimana kalau misalkan mas Edwin masih punya saldo Rp50.000 terus tiba-tiba dimatikan. Terus karyawannya ke mana? Tapi kembali, tapi itu bukan halangan bagi pemerintah untuk melakukan afirmatif policy.
Sanksi yang diberikan kepada bolt dan first media seperti apa?
Harus, ya harus. Kalau nggak nanti menjadi precedence. Yang lain nanti bilang dia aja boleh kenapa saya gak boleh? Begitu. Padahal kan kita banyak ada operatornya. Ini yang sedang kita susun, kita tata. Jangan sampai hanya karena for the sake of aturan nanti pelanggan gimana? Terus karyawan gimana? Tapi, juga tidak boleh hanya for the sake of pelanggan terus jadi ini tertunda-tunda. Nggak bisa. Kita sedang sedang siapkan itu.
(roy/roy)
Tidak bisa tidak. Ini di basic telekomunikasi, tidak hanya di digital economy secara keseluruhan ya. Kalau anda mau masuk bisnis telekomunikasi, syaratnya ada tiga, karena apa? You have to mastering the three things. Nomor satu karena dia, apa namanya, Capital intensive. Kedua, technology intensive, ketiga heavily regulated.
Kalau anda ga mastering ini, anda gak mau keluarin uang. Anda enggak punya teknologi yang baru, anda gak usah berbisnis telekomunikasi di Indonesia. Saya prinsipnya adalah itu. sekarang struktur yang ada dengan 5 operator seluler, dengan yang regional ada empat untuk BWA jadi tidak sehat karena tidak ada economy or skill.
Secara tidak langsung dapat mendorong terjadinya konsolidasi untuk lebih memperkuat seperti di antara XL-Axis...?
Saya sangat dorong. Saya dengan semua controlling shareholders dari luar negeri, tapi siapa mau dengan siapa ya silahkan gitu lho. Bukan concernya pemerintah.
Iya fasilitasi nanti kalau misalkan contoh frekuensinya mau di apakan? Kalau misalkan lebih apa mau ditarikan? Apa mau dibiarkan? Apa mau di reserve? Harus fair karena semuanya juga kan, di liat juga bukan kepada yang konsolidasi. Jadi yang tidak konsolidasi juga.
![]() |
Soal nasib Bolt dan First Media yang izin frekuensi berencana di cabut?
Ini kalau menurut saya ini karena kebijakan yang dari awal teknologinya tidak pas kemudian juga bisnis modelnya. Ini kan kebijakan mungkin udah agak lama ya. Saya selalu katakan you won't survive. Dari awal saya katakan anda nggak akan survive, anda harus konsolidasi. Begitu konsolidasi nanti saya lakukan perbaikan diri izinnya, agar level up playing field.
Tapi, kan bukan... saya tidak bisa mengontrol yang pemegang saham. Pemegang saham punya uang, dia mau rugi jalanin terus saya juga ga bisa nolak. Mau untung tapi saya katakan tidak mungkin untung.
Dalam perjalanan ini merekan memiliki kewajiban, salah satunya bayar BHP frekuensi. Kalau bayar BHP frekuensinya nunggak, ya kan kita harus melakukan sesuatu berdasarkan undang-undang, berdasarkan aturan dan regulasi.
Tapi kan kita juga harus berpikir pelanggannya kemana? Bagaimana kalau misalkan mas Edwin masih punya saldo Rp50.000 terus tiba-tiba dimatikan. Terus karyawannya ke mana? Tapi kembali, tapi itu bukan halangan bagi pemerintah untuk melakukan afirmatif policy.
Sanksi yang diberikan kepada bolt dan first media seperti apa?
Harus, ya harus. Kalau nggak nanti menjadi precedence. Yang lain nanti bilang dia aja boleh kenapa saya gak boleh? Begitu. Padahal kan kita banyak ada operatornya. Ini yang sedang kita susun, kita tata. Jangan sampai hanya karena for the sake of aturan nanti pelanggan gimana? Terus karyawan gimana? Tapi, juga tidak boleh hanya for the sake of pelanggan terus jadi ini tertunda-tunda. Nggak bisa. Kita sedang sedang siapkan itu.
(roy/roy)
Next Page
TKDN 30%
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular