
Special Interview
Bersaing di Tengah Gempuran Perusahaan Pembiayaan Kendaraan
Donald Banjarnahor & gita rossiana, CNBC Indonesia
21 February 2018 11:39

Jakarta, CNBC Indonesia - Bersaing di tengah gempuran perusahaan pembiayaan yang banyak berkecimpung di pembiayaan kendaraan bermotor dan alat berat, tidak menciutkan nyali PT Home Credit Indonesia untuk menjajal pasar Indonesia. Berkat kepiawaian dari perusahaan induk yang sudah 25 tahun, Home Credit Indonesia berani mengambil ceruk pasar yang sebelumnya kurang digarap pemain existing.
Lantas, seperti apa strategi Home Credit merambah pembiayaan telepon genggam di Indonesia, berikut petikan wawancara Senior Reporter Gita Rossiana dan Head of Brand Newsroom Donald Banjarnahor dengan Chief Executive Officer Home Credit Indonesia Jaroslav Gaisler di Kantor Home Credit Indonesia, Senin (12/2/2018).
Bisakah Anda menceritakan bagaimana kondisi industri multifinance secara umum dan Home Credit secara khusus pada 2017 lalu?
Saya mungkin tidak bisa menggambarkan kondisi industri perusahaan pembiayaan secara umum, karena banyak tipenya seperti pembiayaan konsumer, kendaraan bermotor alat berat. Sedangkan kami tidak melakukan jenis pembiayaan tersebut.
Kami melakukan pembiayaan telepon genggam, furnitur dan elektronik. Sampai akhir 2017, kami merealisasikan pembiayaan Rp 5,3 triliun, bertumbuh dari 2016 yang mencapai Rp 1,8 triliun. Pada 2018 ini kami berharap bisa bertumbuh lebih tinggi, memang tahun 2018 persaingan sedikit ketat tidak hanya karena kompetisi dari pemain yang sudah ada, namun juga karena berdatangan banyak pemain baru. Fokus kami untuk menghadapi hal ini adalah dengan menjadi yang terbaik.
Seberapa optimis Anda menghadapi tahun 2018?
Hal ini sangat bergantung dari banyak hal. Kita bisa lihat saat ini, berapa orang yang membeli baru setiap tahunnya dan dibandingkan dengan berapa banyak orang yang membeli telepon genggam setiap tahunnya. Dari sisi nilai, mungkin nilai pembiayaan kendaraan bermotor lebih besar dari telepon genggam. Namun ada beberapa merek yang harga telepon genggamnya juga tinggi. Jadi, saya lihat tergantung merek kalau melihat nilai dari sebuah telepon genggam.
Melihat hal tersebut, strategi yang kami terapkan sangat sederhana yakni menjaring sebanyak-banyaknya konsumen, sesederhana itu. Apalagi saat ini tidak banyak perusahaan yang khusus mengembangkan pembiayaan di telepon seluler. Sekitar 5-6 perusahaan saya pikir.
Lalu Strategi apa yang Sudah Disiapkan pada 2018?
Strategi kami sama seperti lima tahun lagi saat pertama kali di Indonesia. Kami menekankan pada kemudahan, penyederhanaan proses, layanan yang memuaskan, berorientasi pada konsumen dan meningkatkan kerjasama dengan mitra.
Apakah Teknologi juga Berperan dalam Mendukung Kinerja?
Kami selalu menggunakan teknologi dalam melakukan inovasi dan juga meningkatkan kinerja kami. Sejak kami memutuskan ada di Indonesia, kami berkomitmen untuk meningkatkan investasi di teknologi.
Apakah ada Kerjasama dengan Perusahaan e-Commerce?
Kami terbuka dengan semua bentuk kerjasama. Apapun alasannya, menambah mitra itu penting karena kami bisa melakukan integrasi. Karena kami juga terbatas dari sisi kemampuan teknologi, sehingga perlu adanya kerjasama tersebut.
Apa Manfaat dari Teknologi yang Sudah Dirasakan Sejauh ini?
Apabila ingin menawarkan produk dan memproses aplikasi, tim penjualan kami harus menggunakan laptop, mengirimkan aplikasi, mencetak aplikasi dengan printer dan mengirimkan kertas yang sudah dicetak. Bayangkan berapa banyak kertas, waktu, isi tinta, dan logistic lainnya yang harus dibayar. Makanya kami butuh sesuatu yang paperless, itulah manfaat dari teknologi. Banyak sekali manfaatnya apabila kami melakukan layanan secara elektronik.
Lalu Bagaimana Dampak Teknologi Terhadap Konsumen?
Ketika kami tidak berinvestasi di kertas dan logistik lainnya, kami berinvestasi di teknologi. Itu berarti juga tetap membutuhkan uang. Namun demikian, dengan adanya teknologi, kami bisa membuat proses lebih efisien dan fleksibel dan itu berdampak baik terhadap konsumen. Karena biaya yang kami keluarkan lebih rendah sehingga tidak perlu menambah beban biaya kepada konsumen.
Kemudian Bagaimana Anda Menangani Pembiayaan Bermasalah di Perusahaan Anda?
Faktanya saat ini sekitar 35-40% nasabah kami adalah peminjam pemula. Artinya, mereka tidak memiliki historikal meminjam. Kami mengambil risiko tersebut.
Namun kami berkembang tidak hanya 5 tahun saja di Indonesia, tapi 25 tahun secara global. Kami memiliki pasar yang signifikan di Rusia, China, India, Filipina dan Vietnam. Selama 25 tahun tersebut, kami beranggapan karakteristik peminjam berbeda antar negara, namun kenyataannya tidak. Mereka pada dasarnya sama. Sehingga kami membangun model credit scoring yang kami gunakan di Rusia dan China dan kami kembangkan di negara lainnya. Dari model credit scoring tersebut, kami mendapatkan informasi yang kami perlukan untuk berinteraksi dengan orang lain.
Lalu Bagaimana Anda Mengelola Sumber Pendanaan Home Credit?
Kami menyesuaikan sumber pendanaan dengan ketentuan gearing ratio dari regulator. Sumber pendanaannya tidak jauh dari itu. Kami mengidentifikasi, setidaknya dibutuhkan tambahan dana sekitar Rp 2 triliun pada tahun ini.
Apakah Home Credit Berniat Terbitkan Obligasi?
Kami mempertimbangkan semua kemungkinan. Kami sudah menjalin kerjasama dengan beberapa bank internasional, dan kerjasamanya berjalan dengan baik. Kemudian untuk isu obligasi atau medium term note (MTN), kami terlebih dahulu harus di-rating. Untuk bisa mendapatkan rating yang bagus, kami harus mencetak rekam jejak yang bagus. Sejauh ini kami belum melakukan rating tersebut.
Seberapa Penting Pasar Indonesia di Mata Home Credit?
Indonesia adalah pasar yang cukup potensial. Sejak kami berdiri di Indonesia pada 2013, kami hanya memiliki 100 orang karyawan. Tapi sekarang jumlahnya terus meningkat hingga 11 ribu orang pada 2017. Kalau misalkan kami tidak mempercayai pasar Indonesia, kami tidak mungkin menambah begitu banyak karyawan.
Lalu Bagaimana Posisi Home Credit Indonesia Dibandingkan Negara Lain?
Dari sisi kontribusi aset terhadap Home Credit Group memang masih kecil, yakni sekitar 3%. Tetapi itu bukan angka terkecil dan bisa dimaklumi menilai kami baru 5 tahun ada di Indonesia. Apabila dibandingkan negara lain yang sudah berkembang lama dan menghasilkan kontribusi yang besar. Seperti misalnya di China dan India yang terus menunjukkan pertumbuhan yang besar.
Namun kami akan meningkatkan kontribusi aset tersebut menjadi sekitar 10-15% dalam 2-3 tahun mendatang. Adapun caranya adalah dengan meningkatkan bisnis secara organik. Selain itu juga dengan menambah 2 juta nasabah baru.
(dru) Next Article Istana Dukung Penuh BI Naikkan Bunga Acuan & Jaga Stabilitas
Lantas, seperti apa strategi Home Credit merambah pembiayaan telepon genggam di Indonesia, berikut petikan wawancara Senior Reporter Gita Rossiana dan Head of Brand Newsroom Donald Banjarnahor dengan Chief Executive Officer Home Credit Indonesia Jaroslav Gaisler di Kantor Home Credit Indonesia, Senin (12/2/2018).
Bisakah Anda menceritakan bagaimana kondisi industri multifinance secara umum dan Home Credit secara khusus pada 2017 lalu?
Saya mungkin tidak bisa menggambarkan kondisi industri perusahaan pembiayaan secara umum, karena banyak tipenya seperti pembiayaan konsumer, kendaraan bermotor alat berat. Sedangkan kami tidak melakukan jenis pembiayaan tersebut.
Kami melakukan pembiayaan telepon genggam, furnitur dan elektronik. Sampai akhir 2017, kami merealisasikan pembiayaan Rp 5,3 triliun, bertumbuh dari 2016 yang mencapai Rp 1,8 triliun. Pada 2018 ini kami berharap bisa bertumbuh lebih tinggi, memang tahun 2018 persaingan sedikit ketat tidak hanya karena kompetisi dari pemain yang sudah ada, namun juga karena berdatangan banyak pemain baru. Fokus kami untuk menghadapi hal ini adalah dengan menjadi yang terbaik.
Seberapa optimis Anda menghadapi tahun 2018?
Hal ini sangat bergantung dari banyak hal. Kita bisa lihat saat ini, berapa orang yang membeli baru setiap tahunnya dan dibandingkan dengan berapa banyak orang yang membeli telepon genggam setiap tahunnya. Dari sisi nilai, mungkin nilai pembiayaan kendaraan bermotor lebih besar dari telepon genggam. Namun ada beberapa merek yang harga telepon genggamnya juga tinggi. Jadi, saya lihat tergantung merek kalau melihat nilai dari sebuah telepon genggam.
Melihat hal tersebut, strategi yang kami terapkan sangat sederhana yakni menjaring sebanyak-banyaknya konsumen, sesederhana itu. Apalagi saat ini tidak banyak perusahaan yang khusus mengembangkan pembiayaan di telepon seluler. Sekitar 5-6 perusahaan saya pikir.
Lalu Strategi apa yang Sudah Disiapkan pada 2018?
Strategi kami sama seperti lima tahun lagi saat pertama kali di Indonesia. Kami menekankan pada kemudahan, penyederhanaan proses, layanan yang memuaskan, berorientasi pada konsumen dan meningkatkan kerjasama dengan mitra.
![]() |
Apakah Teknologi juga Berperan dalam Mendukung Kinerja?
Kami selalu menggunakan teknologi dalam melakukan inovasi dan juga meningkatkan kinerja kami. Sejak kami memutuskan ada di Indonesia, kami berkomitmen untuk meningkatkan investasi di teknologi.
Apakah ada Kerjasama dengan Perusahaan e-Commerce?
Kami terbuka dengan semua bentuk kerjasama. Apapun alasannya, menambah mitra itu penting karena kami bisa melakukan integrasi. Karena kami juga terbatas dari sisi kemampuan teknologi, sehingga perlu adanya kerjasama tersebut.
Apa Manfaat dari Teknologi yang Sudah Dirasakan Sejauh ini?
Apabila ingin menawarkan produk dan memproses aplikasi, tim penjualan kami harus menggunakan laptop, mengirimkan aplikasi, mencetak aplikasi dengan printer dan mengirimkan kertas yang sudah dicetak. Bayangkan berapa banyak kertas, waktu, isi tinta, dan logistic lainnya yang harus dibayar. Makanya kami butuh sesuatu yang paperless, itulah manfaat dari teknologi. Banyak sekali manfaatnya apabila kami melakukan layanan secara elektronik.
Lalu Bagaimana Dampak Teknologi Terhadap Konsumen?
Ketika kami tidak berinvestasi di kertas dan logistik lainnya, kami berinvestasi di teknologi. Itu berarti juga tetap membutuhkan uang. Namun demikian, dengan adanya teknologi, kami bisa membuat proses lebih efisien dan fleksibel dan itu berdampak baik terhadap konsumen. Karena biaya yang kami keluarkan lebih rendah sehingga tidak perlu menambah beban biaya kepada konsumen.
Kemudian Bagaimana Anda Menangani Pembiayaan Bermasalah di Perusahaan Anda?
Faktanya saat ini sekitar 35-40% nasabah kami adalah peminjam pemula. Artinya, mereka tidak memiliki historikal meminjam. Kami mengambil risiko tersebut.
Namun kami berkembang tidak hanya 5 tahun saja di Indonesia, tapi 25 tahun secara global. Kami memiliki pasar yang signifikan di Rusia, China, India, Filipina dan Vietnam. Selama 25 tahun tersebut, kami beranggapan karakteristik peminjam berbeda antar negara, namun kenyataannya tidak. Mereka pada dasarnya sama. Sehingga kami membangun model credit scoring yang kami gunakan di Rusia dan China dan kami kembangkan di negara lainnya. Dari model credit scoring tersebut, kami mendapatkan informasi yang kami perlukan untuk berinteraksi dengan orang lain.
Lalu Bagaimana Anda Mengelola Sumber Pendanaan Home Credit?
Kami menyesuaikan sumber pendanaan dengan ketentuan gearing ratio dari regulator. Sumber pendanaannya tidak jauh dari itu. Kami mengidentifikasi, setidaknya dibutuhkan tambahan dana sekitar Rp 2 triliun pada tahun ini.
Apakah Home Credit Berniat Terbitkan Obligasi?
Kami mempertimbangkan semua kemungkinan. Kami sudah menjalin kerjasama dengan beberapa bank internasional, dan kerjasamanya berjalan dengan baik. Kemudian untuk isu obligasi atau medium term note (MTN), kami terlebih dahulu harus di-rating. Untuk bisa mendapatkan rating yang bagus, kami harus mencetak rekam jejak yang bagus. Sejauh ini kami belum melakukan rating tersebut.
Seberapa Penting Pasar Indonesia di Mata Home Credit?
Indonesia adalah pasar yang cukup potensial. Sejak kami berdiri di Indonesia pada 2013, kami hanya memiliki 100 orang karyawan. Tapi sekarang jumlahnya terus meningkat hingga 11 ribu orang pada 2017. Kalau misalkan kami tidak mempercayai pasar Indonesia, kami tidak mungkin menambah begitu banyak karyawan.
Lalu Bagaimana Posisi Home Credit Indonesia Dibandingkan Negara Lain?
Dari sisi kontribusi aset terhadap Home Credit Group memang masih kecil, yakni sekitar 3%. Tetapi itu bukan angka terkecil dan bisa dimaklumi menilai kami baru 5 tahun ada di Indonesia. Apabila dibandingkan negara lain yang sudah berkembang lama dan menghasilkan kontribusi yang besar. Seperti misalnya di China dan India yang terus menunjukkan pertumbuhan yang besar.
Namun kami akan meningkatkan kontribusi aset tersebut menjadi sekitar 10-15% dalam 2-3 tahun mendatang. Adapun caranya adalah dengan meningkatkan bisnis secara organik. Selain itu juga dengan menambah 2 juta nasabah baru.
![]() |
(dru) Next Article Istana Dukung Penuh BI Naikkan Bunga Acuan & Jaga Stabilitas
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular