
BCA: Dari "Tim Sirkus" Jadi Bank Swasta Terbesar Nasional
Shuliya Ratanavara, CNBC Indonesia
26 January 2018 17:59

Jakarta, CNBC Indonesia– PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) merupakan perusahaan kedua dengan kapitalisasi pasar tertinggi di Bursa Efek Indonesia yaitu sebesar Rp 551 triliun. Namun, siapa sangka perkembangan BCA menjadi bank terbesar di Indonesia ini berawal dari “tim sirkus” yang hijrah dari Indomobil ke BCA.
“Bagaimana perubahan ini dilakukan oleh tim bukan hanya 1-2 orang. Dalam buku ini dibilangnya ‘tim sirkus’. Mereka dipindah dari Indomobil dipindahkan ke BCA sebagai tentara kalah perang tapi mereka suatu power dan pada dasarnya juga emang jago sehingga bisa memajukan BCA,” kata Managing Director Tjitra Association Hora Tjitra pada panel diskusi peluncuran buku biografi Aswin Wirjadi, Game Changing di Unika Atma Jaya, Jumat (26/01).
Dua orang tim sirkus yang dimaksud adalah Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja dan mantan Wakil Direktur Utama BCA Aswin Wirjadi yang menjabat pada 1999-2007. Ketika menjabat Aswin bertanggung jawab atas Divisi Teknologi Informasi, Divisi Pengembangan Operasi, Divisi Perbankan Konsumer, dan juga Operasional Wilayah Cabang.
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja menceritakan awal perjalanan keduanya hijrah dari Indomobil ke bank yang kelak menjadi bank terbesar di Indonesia tersebut. “Pas pindah dulu kita turun jabatan dari direktur, jadi kepala divisi. Tapi enggak apa-apa soalnya bonusnya lebih besar,” kata Jahja dalam panel diskusi tersebut.
Ia menceritakan peranan Aswin dalam mentransformasi bisnis BCA. Salah satunya adalah ketika keduanya hendak meluncurkan mesin anjungan tunai mandiri dan kartu debit paspor BCA yang memungkinkan nasabah melakukan transaksi kapan saja di mana saja.
Jahja menjelaskan hal tersebut tak akan terjadi tanpa peran Aswin yang berhasil meyakinkan pihak-pihak yang menentang peluncuran mesin ATM. Sebab, mereka menilai peluncuran mesin ATM dan kartu debit dapat menggerus bisnis perseroan secara perlahan.
“Ketika itu banyak yang menentang mesin ATM. Beberapa sih, tapi mereka ini vokal. Namun, ATM ini malah menjadikan nasabah jadi mudah dalam mengambil uang, ini yang membuat BCA bergerak maju” kata Jahja.
Menurut Jahja, Aswin adalah orang yang tenang, tapi menghanguskan. Sebab di mata Jahja ia mempunyai karisma untuk membuat orang percaya. “Kalau dia bilang makanan itu enak, orang pasti percaya. Padahal belum tentu. Convincing sekali,” jelasnya
Sejak saat itu, Jahja mengatakan terjadi perubahan paradigma tabungan di mata masyarakat. Menurutnya, sebelum ada mesin ATM dan kartu debit, tabungan benar-benar diperuntukan untuk menabung. Baru setelah perkembangan ATM dan kartu debit, tabungan bertranformasi menjadi medium untuk transaksi.
Jahja juga menceritakan bagaimana Aswin terus mendorong BCA untuk berinvestasi di bidang teknologi. Padahal, bank-bank lain pada saat itu enggan berinvestasi di bidang teknologi karena harganya yang mahal.“Kita kembangkan IT sehingga BCA bisa jadi seperti sekarang ini. Memang sudah banyak yang berubah, tapi seperti pohon itu kita sudah punya akar yang kuat,” kata Jahja.
Pengembangan demi pengembangan dilakukan. Ia melanjutkan, kini 97% transaksi BCA sudah melalui fasilitas digital perbankan. Hanya 3% transaksi yang berlangsung di teller perbankan. Itu pun khusus untuk transaksi bernilai besar.
(gus/gus) Next Article Permintaan Kredit Infrastruktur Naik, Likuiditas Tambah Ketat
“Bagaimana perubahan ini dilakukan oleh tim bukan hanya 1-2 orang. Dalam buku ini dibilangnya ‘tim sirkus’. Mereka dipindah dari Indomobil dipindahkan ke BCA sebagai tentara kalah perang tapi mereka suatu power dan pada dasarnya juga emang jago sehingga bisa memajukan BCA,” kata Managing Director Tjitra Association Hora Tjitra pada panel diskusi peluncuran buku biografi Aswin Wirjadi, Game Changing di Unika Atma Jaya, Jumat (26/01).
Dua orang tim sirkus yang dimaksud adalah Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja dan mantan Wakil Direktur Utama BCA Aswin Wirjadi yang menjabat pada 1999-2007. Ketika menjabat Aswin bertanggung jawab atas Divisi Teknologi Informasi, Divisi Pengembangan Operasi, Divisi Perbankan Konsumer, dan juga Operasional Wilayah Cabang.
Ia menceritakan peranan Aswin dalam mentransformasi bisnis BCA. Salah satunya adalah ketika keduanya hendak meluncurkan mesin anjungan tunai mandiri dan kartu debit paspor BCA yang memungkinkan nasabah melakukan transaksi kapan saja di mana saja.
Jahja menjelaskan hal tersebut tak akan terjadi tanpa peran Aswin yang berhasil meyakinkan pihak-pihak yang menentang peluncuran mesin ATM. Sebab, mereka menilai peluncuran mesin ATM dan kartu debit dapat menggerus bisnis perseroan secara perlahan.
“Ketika itu banyak yang menentang mesin ATM. Beberapa sih, tapi mereka ini vokal. Namun, ATM ini malah menjadikan nasabah jadi mudah dalam mengambil uang, ini yang membuat BCA bergerak maju” kata Jahja.
Menurut Jahja, Aswin adalah orang yang tenang, tapi menghanguskan. Sebab di mata Jahja ia mempunyai karisma untuk membuat orang percaya. “Kalau dia bilang makanan itu enak, orang pasti percaya. Padahal belum tentu. Convincing sekali,” jelasnya
Sejak saat itu, Jahja mengatakan terjadi perubahan paradigma tabungan di mata masyarakat. Menurutnya, sebelum ada mesin ATM dan kartu debit, tabungan benar-benar diperuntukan untuk menabung. Baru setelah perkembangan ATM dan kartu debit, tabungan bertranformasi menjadi medium untuk transaksi.
Jahja juga menceritakan bagaimana Aswin terus mendorong BCA untuk berinvestasi di bidang teknologi. Padahal, bank-bank lain pada saat itu enggan berinvestasi di bidang teknologi karena harganya yang mahal.“Kita kembangkan IT sehingga BCA bisa jadi seperti sekarang ini. Memang sudah banyak yang berubah, tapi seperti pohon itu kita sudah punya akar yang kuat,” kata Jahja.
Pengembangan demi pengembangan dilakukan. Ia melanjutkan, kini 97% transaksi BCA sudah melalui fasilitas digital perbankan. Hanya 3% transaksi yang berlangsung di teller perbankan. Itu pun khusus untuk transaksi bernilai besar.
(gus/gus) Next Article Permintaan Kredit Infrastruktur Naik, Likuiditas Tambah Ketat
Most Popular