Big Stories 2025

3 Grup Raksasa RI Lahir, Kuasai Internet dari Ujung ke Ujung

Novina Putri Bestari,  CNBC Indonesia
30 December 2025 19:00
Koalse logo Indosat Oreedoo, XL Axiata, Logo Telkomsel, dan Logo Smartfren. (Dok. XL, Indosat, Telkomsel, Smartfren)
Foto: Koalse logo Indosat Oreedoo, XL Axiata, Logo Telkomsel, dan Logo Smartfren. (Dok. XL, Indosat, Telkomsel, Smartfren)
Daftar Isi

Jakarta, CNBC Indonesia - Ada banyak hal yang terjadi di dunia telekomunikasi Indonesia pada 2025. Salah satu yang paling terasa adalah perubahan perusahaan telekomunikasi dari yang sebelumnya empat menjadi tiga.

Kini tersedia Telkomsel, Indosat, dan XLSMART. Nama terakhir adalah hasil merger dari XL serta Smartfren yang baru efektif bergabung pada 16 April 2025 lalu.

Tak hanya itu, sektor industri internet Indonesia juga makin mengerucut sekaligus terintegrasi secara vertikal dari data center hingga penyedia layanana internet.

Indonesia kini menjadi lapangan pertarungan antara tiga kelompok bisnis raksasa yaitu Telkom Group, Indosat, dan konglomerasi Sinar Mas di bawah Franky Wijaya.

Berikut rangkuman kinerja perusahaan telekomunikasi di Indonesia yang menjadi Big Stories 2025:

Pertarungan kabel fiber optik

Fiber optik jadi salah satu sektor yang digarap banyak perusahaan. Telkom, misalnya, baru saja mengumumkan spin off bisnis infrastruktur bernama Infranexia.

Telkom juga telah resmi menandatangani akta pemisahan sebagian bisnis dan aset Wholesale Fiber Connectivity dari Telkom kepada Infranexia pada pertengahan Desember 2025 lalu. Hal ini dilakukan sebagai tindak lanjut Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang telah dilakukan sebelumnya.

Pengalihan ini akan membuat Infranexia memiliki lebih dari 50% aset infrastruktur jaringan fiber Telkom, dari akses segmen, agregasi, tulang punggung dan infrastruktur pendukung lain. Nilai transaksinya mencapai Rp 35,8 triliun pada fase pertama ini.

Direktur Utama Telkom Dian Siswarini (keempat dari kiri) bersama jajaran Board of Directors (BOD) TelkomGroup seusai agenda Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), pada Jumat (12/12). (Dok. Telkom)Direktur Utama Telkom Dian Siswarini (keempat dari kiri) bersama jajaran Board of Directors (BOD) TelkomGroup seusai agenda Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), pada Jumat (12/12). (Dok. Telkom)

Sementara Indosat juga mengumumkan usaha patungan bersama Arsari Group yang terafiliasi dengan Hashim Djojohadikusumo dan Northstar. FiberCo yang bergerak di bidang penyediaan koneksi fiber optik dengan valuasi mencapai Rp 14,6 triliun.

Perusahaan ini akan mengoperasikan jaringan serat optik komprehensif dan terintegrasi lebih dari 86 ribu kilometer. Terdiri dari jaringan backbone, kabel laut domestik dan akses infrastruktur untuk menara telekomunikasi dan kawasan bisnis.

Penandatanganan Perjanjian Investasi di Kantor Indosat, Selasa (23/12/2025).. (CNBC Indonesia/Intan)Penandatanganan Perjanjian Investasi di Kantor Indosat, Selasa (23/12/2025).. (CNBC Indonesia/Intan)

Sementara itu, Sinarmas melalui PT Smartel diketahui telah  20,5% saham PT Mora Telematika Indonesia (Moratelindo) dengan nilai investasi Rp 360 miliar pada 2021. Baru-baru ini berdasarkan dokumen yang diterima CNBC Indonesia, perusahaan merger dengan perusahaan lain milik Sinar Mas yakni PT Eka Mas Republik atau MyRepublic.

Dalam prospektus perseroan terungkap empat tujuan dan manfaat rencana penggabungan keduanya. Salah satunya bisa menghasilkan sinergi finansial melalui optimalisasi biaya jaringan, penghindaran belanja modal, pengurangan duplikasi infrastruktur, utilisasi aset kedua perusahaan.

Berikutnya adalah membentuk entitas lebih kuat dan berdaya saing tinggi dengan kombinasi keunggulan strategis, operasional, teknis dan finansial. Penggabungan ini jjuga memiliki manfaat kepada konsumen yang bisa mendapatkan layanan lebih stabil, cepat dan cakupan yang lebih luas kepada pelanggan.

Terakhir adalah berdampak pada perekonomian, yang diharapkan menjadi langkah penting dalam memajukan agenda digital Indonesia dalam percepatan dan pemerataan ekosistem digital tanah air.

Penyedia layanan internet

Sektor consumer menjadi yang paling perubahan, tak hanya tahun ini namun sejak empat tahun terakhir. Karena jumlahnya terus berkurang hingga kini menjadi tiga perusahaan saja.

Telkomsel menjadi yang pertama melakukan konsolidasi setelah menerima bisnis internet kabel Indihome, dari induknya Telkom. Konsolidasi ini membuat seluruh bisnis konsumer Telkom ada satu perusahaan.

Selain Telkomsel, terdapat Indosat Ooredoo. Perusahaan ini adalah hasil merger antara Indosat dengan Tri Indonesia, yang menandatangani perjanjian penggabungan bersyarat pada 2021.

XLSmart. (CNBC Indonesia/Novina Putri Bestari)XLSmart. (CNBC Indonesia/Novina Putri Bestari)

Saat itu, perusahaan gabungan menjadi operator seluler kedua terbesar setelah Telkomsel. Perusahaan mengatakan pendapatan tahunan diperkirakan mencapai US$3 miliar.

Sejak saat itu, operator tinggal empat perusahaan saja yakni Telkomsel, Indosat Ooredoo, XL Axiata dan Smartfren. Dua nama terakhir akhirnya juga merger menjadi XLSMART. Adapun bisnis internet kabel milik Grup Sinar Mas adalah MyRepublic, yang kini juga menguasai frekuensi 1,4 GHz untuk area di luar Jawa dan Papua.

Fondasi data center

Terakhir, perusahaan telekomunikasi juga mulai masuk dalam sektor data center. Salah satunya NeutraDC milik Telkom, yang mengembangkan data center nasional di Batam.

Proyek itu disebut sangat strategis, karena lokasi geografisnya yang dekat dengan pusat keuangan dan teknologi seperti Singapura. Selain itu juga didukung oleh 14 infrastruktur kabel laut penghubung kawasan Asia Tenggara.

NeutraDC Nxera Batam memiliki target kapasitass total IT load sebesar 18 MW untuk bangunan gedung pertama di Kabil Integrated Industrial Estate (KIIE).

Indosat juga ikut dalam sektor ini, melalui usaha patungan dengan BDx Data Centers dan PT Aplikanusa Lintasarta, bernama BDx Indonesia. Indosat memiliki 25% kepemilikan dalam perusahaan patungan tersebut.

NeutraDC Ungkap Strategi Ekspansi dan Peran Vital Batam dalam Industri Data Center di Indonesia. (Dok. Telkom)NeutraDC Ungkap Strategi Ekspansi dan Peran Vital Batam dalam Industri Data Center di Indonesia. (Dok. Telkom)

Indosat Ooredoo melepas semua data centernya ke perusahaan baru yang mereka bentuk bersama BDx yaitu BDx Indonesia senilai Rp 2,625 triliun pada 2024. Ini terdiri dari carrier-neutral colocation dan edge sites di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Batam, Medan, Makassar, Bandung, dan Semarang.

BDx Indonesia sendiri telah memperluas dan meningkatkan empat pusat data di Jakarta dan Jawa Barat, yang sebelumnya dipindahkan pada 2022. Termasuk satu lokasi untuk AI dengan berkapasitas tinggi.

Sinar Mas juga membangun data center berkat kerja samanya dengan Korea Investment Real Asset Management asal Korea Selatan. SM+ telah meresmikan peletakkan baru pertama pusat data AI ready yakni SMX01 di Kawasan Pusat Bisnis Jakarta pada Maret 2025 lalu.

Pusat data itu memiliki luas data hall white space 15.500 meter persegi dan dukungan 2.400 rak terbagi atas sembilan data hall. SM+ dijadwalkan bisa beroperasi mulai semester kedua tahun 2026.

Tentunya, Sinar Mas juga memiliki berbagai data center yang sebelumnya digunakan oleh Smartfren. XL sendiri telah melepas data center milik mereka ke Princeton sejak 2019.

(dem/dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article XLSMART Rekrut Mantan Bos Indosat, Ini Susunan Direksi Terbarunya


Most Popular
Features