Amerika Mulai Ditinggal, Ramai-ramai Beralih ke China
Jakarta, CNBC Indonesia - Investor global kini makin melirik perusahaan kecerdasan buatan (AI) asal China, sambil berharap menemukan "DeepSeek" berikutnya dan sekaligus mendiversifikasi portofolio.
China sendiri tengah mempercepat pencatatan perusahaan chip besar, termasuk Moore Threads, yang dijuluki "Nvidia-nya China", dan MetaX. Kedua perusahaan ini debut pada bulan ini dengan lonjakan harga signifikan di pasar saham Shanghai, memicu minat investor global untuk masuk ke sektor AI China.
Investor asing melihat China semakin menutup kesenjangan teknologi dengan Amerika Serikat, seiring dukungan pemerintah terhadap produsen chip AI. Manajer aset berbasis Inggris, Ruffer, menyatakan sengaja membatasi eksposur terhadap tujuh raksasa teknologi AS dan menambah posisi di Alibaba untuk memperkuat eksposur pada tema AI China.
"Meski AS tetap pemimpin dalam frontier AI, China dengan cepat memperkecil jarak," ujar Gemma Cairns-Smith, Spesialis Investasi Ruffer, dikutip dari Reuters, Rabu (24/12/2025).
Raksasa teknologi China seperti Alibaba, yang memiliki unit chip AI, model bahasa besar Qwen, dan investasi besar di infrastruktur cloud, menjadi sorotan investor global. UBS Global Wealth Management menilai saham teknologi China paling menarik karena dukungan kebijakan, kemandirian teknologi, dan monetisasi AI yang cepat.
Beberapa ETF dan reksa dana yang menargetkan saham teknologi China mengalami kenaikan signifikan tahun ini, memanfaatkan momentum persaingan teknologi antara AS dan China. Rayliant, misalnya, meluncurkan ETF yang memberi investor akses ke "versi China" dari saham teknologi besar seperti Google, Meta, Tesla, Apple, dan OpenAI.
KraneShares juga mencatat kenaikan dua pertiga tahun ini melalui ETF yang menanamkan modal pada saham teknologi China, termasuk Tencent, Alibaba, Baidu, dan Cambricon.
Meski begitu, beberapa manajer dana global menilai valuasi perusahaan chip China saat ini masih dipengaruhi hype dan belum memiliki dukungan fundamental.
Investor disarankan untuk selektif memilih perusahaan yang mendapat manfaat dari dorongan kemandirian teknologi China, sambil tetap mempertahankan kepemilikan perusahaan global sebagai bagian dari strategi diversifikasi.
(dem/dem)