Uang Rp 83 Triliun Hilang Seketika, Awas Penipuan BTS-Taylor Swift
Jakarta, CNBC Indonesia - Maraknya penipuan digital yang memanfaatkan nama besar selebritas kian mengkhawatirkan. Sepanjang 2025, penggemar musik global dilaporkan mengalami kerugian hingga US$5,3 miliar (sekitar Rp 83 triliun) akibat aksi peretas yang menyamar sebagai artis ternama, mulai dari Taylor Swift, Adele, hingga BTS dan Blackpink
Laporan perusahaan keamanan media sosial Spikerz mengungkapkan, kemajuan teknologi kecerdasan buatan (AI) menjadi faktor utama meningkatnya efektivitas penipuan online. Peretas kini mampu meniru identitas, suara, hingga gaya komunikasi artis secara meyakinkan di berbagai platform digital.
Kasus besar terjadi pada Agustus lalu, ketika akun Instagram sejumlah musisi dunia seperti Adele, Future, mendiang Michael Jackson, Tyla, dan Pink Floyd diretas secara bersamaan. Akun-akun tersebut digunakan untuk promosi penipuan kripto yang merugikan penggemar setidaknya US$49.000.
Tak hanya itu, penipuan dengan modus penyamaran Johnny Depp dan timnya bahkan menelan korban hingga US$350.000 untuk satu orang. Secara total, para pelaku disebut berhasil mengantongi jutaan dolar, berdasarkan laporan Gizmodo yang mengutip pengaduan ke otoritas AS.
Spikerz mencatat, musisi menjadi target utama karena memiliki basis penggemar yang loyal dan tingkat kepercayaan tinggi. Taylor Swift, Sabrina Carpenter, dan Billie Eilish menjadi artis yang paling banyak ditiru sepanjang 2025.
Media sosial seperti TikTok, Instagram, dan X yang selama ini menjadi tulang punggung promosi tur dan album justru berubah menjadi celah besar bagi penipuan.
Dari sisi modus, penggemar Taylor Swift banyak menjadi korban tiket konser palsu, merchandise fiktif, hingga penawaran VIP abal-abal. Sementara itu, penggemar muda Sabrina Carpenter disasar melalui akun tiruan yang menawarkan meet and greet palsu dan tautan pra-penjualan. Adapun nama Billie Eilish kerap digunakan untuk siaran langsung dan undian palsu.
Artis lain yang juga sering menjadi korban penipuan serupa antara lain BTS, Adele, Ed Sheeran, dan Blackpink.
"Ketika penggemar tertipu akun palsu untuk membeli merchandise, tiket, atau pengalaman yang sebenarnya tidak ada, artis bukan hanya kehilangan pendapatan, tetapi juga mengalami kerusakan reputasi yang merusak penjualan dan keterlibatan di masa depan," tulis laporan, dikutip dari Billboard, Kamis (18/12/2025).
Laporan tersebut menegaskan, dampak penipuan tidak hanya berupa kerugian finansial, tetapi juga kerusakan reputasi artis yang berpotensi menekan nilai sponsor, kolaborasi, hingga kerja sama dengan label.
Lebih lanjut, Spikerz menemukan bahwa satu dari lima tiket konser yang dijual melalui media sosial ternyata bermasalah, mulai dari tiket palsu, bagian dari phishing, hingga dijual oleh akun yang kemudian menghilang.
Untuk mengantisipasi risiko ini, sejumlah artis dan label kini menggunakan layanan keamanan media sosial profesional. Spikerz, misalnya, menawarkan perlindungan dengan biaya tahunan US$15.000 hingga US$35.000. Perusahaan ini memanfaatkan AI untuk mendeteksi akun palsu, menyaring spam, hingga mengamankan kolom komentar artis.
CEO Spikerz Naveh Ben Dror menegaskan, kepercayaan penggemar akan menjadi kunci kemenangan artis di era digital.
"Artis yang akan menang dalam satu dekade ke depan bukan hanya mereka yang memiliki musik terbaik atau kampanye paling viral, tetapi mereka yang timnya mampu memastikan penggemar dapat mempercayai setiap tautan, setiap akun, dan setiap pengumuman yang mengatasnamakan artis tersebut," pungkasnya.
(fab/fab)[Gambas:Video CNBC]