MARKET DATA

Israel Tambah Kaya Raya Berkat Perang, Ini Mesin Uangnya

Novina Putri Bestari,  CNBC Indonesia
17 December 2025 15:45
Israeli soldiers operate at the opening to a tunnel at Al Shifa Hospital compound in Gaza City, amid the ongoing ground operation of the Israeli army against Palestinian Islamist group Hamas, in the Gaza Strip, November 22, 2023. REUTERS/Ronen Zvulun  EDITOR'S NOTE: REUTERS PHOTOGRAPHS WERE REVIEWED BY THE IDF AS PART OF THE CONDITIONS OF THE EMBED. NO PHOTOS WERE REMOVED.
Foto: REUTERS/RONEN ZVULUN

Jakarta, CNBC Indonesia - Teknologi pertahanan milik Israel berkembang dengan pesat. Bukan hanya membuat negara itu lebih kuat di medan perang, tetapi juga jadi ladang uang baru.

Perkembangan industri ini juga mendorong pertumbuhan banyak startup teknologi pertahanan. Tercatat sepertiga startup yang terdaftar di Startup Nation Central berdiri setelah perang dengan Palestina pada 7 Oktober 2023 lalu.

Produk dari perusahaan rintisan itu ternyata diminati banyak negara. Begitu juga banyak investasi yang mengalir deras ke sana, termasuk munculnya modal ventura dalam negeri.

Salah satunya adalah Lital Leshem pendiri Protego Ventures yang juga prajurit cadangan Israel. Dia mendirikan perusahaan setelah mempelajari 160 perusahaan pertahanan.

Sejauh ini dia mengumpulkan US$100 juta. Reuters menuliskan perusahaan Leshem diperkirakan akan menyalurkan dana pada empat startup hingga akhir tahun.

Investasi dari Amerika Serikat (AS) dan Eropa juga banyak bermunculan. Ini cukup mengejutkan, khususnya bagi AS, karena kerap menghindari industri pertahanan yang dinilai berisiko serta memiliki banyak regulasi.

Israel sendiri memandang AS sebagai cawan suci untuk bisnis, ungkap Leshem. Namun dia memastikan pandangan itu akan mulai berubah. Israel juga berharap banyak dengan Eropa, terkait pernyataan presiden AS Donald Trump yang meminta benua biru tak lagi membebani pertahanan ke negaranya.

Leshem mengakui industri pertahanan ini bukan sesuatu yang mudah digarap. Ada banyak tantangan untuk masuk ke pasar global, termasuk hambatan regulasi pada masing-masing negara yang ingin dituju.

Meski begitu, Leshem yakin industri itu bisa populer. Salah satunya terkait sektor siber.

(dem/dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 11 Aplikasi Populer di RI Ini Ternyata Buatan Mata-Mata Israel


Most Popular
Features