Raja Chip Dunia Sekarang Tenggelam Ditendang Taiwan dan Korea

Redaksi, CNBC Indonesia
Selasa, 16/12/2025 14:20 WIB
Foto: Ilustrasi Chip (Dok: Freepik)

Jakarta, CNBC Indonesia - Jepang mulai kehilangan 'taring' di industri chip yang berkembang cepat, terutama saat popularitas teknologi kecerdasan buatan (AI) kian melambung. Namun, Jepang berencana untuk mengembalikan reputasinya sebagai pemain chip kawakan mulai 2027 mendatang.

Raksasa telekomunikasi Jepang, NTT, mengatakan pihaknya lebih memilih pendekatan 'niche', ketimbang berkompetisi dari segi skala dan harga, dikutip dari Reuters, Selasa (16/12/2025).


NTT adalah salah satu dari beberapa korporasi Jepang yang berinvestasi ke Rapidus, yakni produsen chip yang dibekingi pemerintah dan berencana memulai produksi massal untuk chip canggih pada 2027 mendatang.

Didirikan pada 2022, Rapidus berperan sentral dalam rencana pemerintah Jepang menggenjot industri chip dan AI senilai US$65 miliar yang diumumkan tahun lalu.

Tiga bank besar Jepang berencana memincamkan sekitar 2 triliun yen ke Rapidus, menurut laporan Reuters pada pekan lalu.

Sebagai informasi, di era 1980-an, Jepang adalah salah satu pemain dominan chip dunia. Namun, pengaruhnya pelan-pelan tergerus dengan para pesaing dari Taiwan dan Korea Selatan.

Jepang kehilangan daya saing karena mengejar produksi berbiaya rendah dan bervolume tinggi, sesuatu yang perlu dihindari kali ini, kata Jun Sawada dari NTT.

"Dalam hal skala ekonomi, kita tidak bisa mengalahkan TSMC Taiwan atau Samsung Electronics Korea Selatan," kata Sawada dalam sebuah wawancara pekan lalu.

"Kita harus mengincar variasi produk yang tinggi, volume produksi yang rendah," katanya.


Strategi ini merujuk pada beberapa produsen chip yang memilih memproduksi berbagai macam chip yang sangat khusus dalam volume yang lebih rendah, sehingga memungkinkan mereka untuk menetapkan harga lebih tinggi untuk produk-produk khusus tersebut.

Rencana Jepang mengembalikan kejayaannya di industri chip berbarengan dengan upaya Washington untuk memastikan rantai pasok chip aman, sebagai respons atas perkembangan industri teknologi canggih dari China.

NTT ingin Rapidus mengadopsi teknologi IOWN miliknya yang menggunakan cahaya untuk transmisi data. Teknologi ini dikatakan lebih cepat dan efisien daya ketimbang teknologi standar, kata Sawada.


(fab/fab)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Urun Rembuk Industri Atasi Masalah Pengembangan Teknologi AI